Timnas Indonesia Main Kayak Tarkam di Piala AFF 2024

spot_img

Ada yang ngerasa nggak sih, gegap gempita Piala AFF tahun ini di tanah air terasa kurang? Apakah mungkin ini karena faktor Timnas Indonesia yang tak membawa skuad terbaiknya? Memang sih, PSSI dan STY tak menargetkan Timnas Garuda juara di ajang ini. Maka dari itu, ekspektasi tinggi publik sepakbola tanah air terhadap Timnas Garuda, baiknya mulai diturunkan.

Terlepas dari hal itu, yang jelas laga pertama Piala AFF 2024 sudah dilalui Timnas Indonesia. Meski menang melawan Myanmar, terbukti skuad baru STY, masih beda jauh levelnya dengan skuad Garuda di Kualifikasi Piala Dunia.

Harus banyak evaluasi yang dilakukan oleh STY, mengingat calon lawan seperti Vietnam dan Thailand masih cukup mengerikan. Lalu, bagaimana peluang Indonesia ke babak berikutnya setelah hasil laga pertama ini?

Menang Susah Payah

Dengan skuad barunya saat melawan Myanmar, Shin Tae-yong mengawali laga dengan eksperimen di starting eleven-nya. STY berani menjadikan starter enam pemain debutan serta menempatkan pemain di posisi yang tidak sebenarnya. Misal saja pemain debutan seperti Doni Tri Pamungkas yang dijadikan sebagai bek tengah ataupun Pratama Arhan yang dijadikan sebagai bek kanan.

Eksperimen tersebut pun diuji. Hasilnya, tampak masih karatan. Indonesia malah kalah secara statistik oleh Myanmar. Tim berjuluk Asian Lions tersebut malah banyak membombardir gawang Cahya Supriyadi dengan total 3 shot on goal. Laga ini bisa beda ceritanya kalau tendangan Zaw Win Thein yang mengenai mistar di menit 38 berbuah gol.

Secara overall babak pertama, laga tersebut bisa dibilang grusa-grusu, mirip tarkam. Banyak bola hilang, dan kedua tim hanya andalkan serangan sporadis. Laga pun cenderung kasar. Lihat saja ketika Marselino sengaja ditendang dengan bola oleh pemain Myanmar, Hein Pyo-win.

Di babak kedua pun kondisi laga hampir serupa. Bedanya, Indonesia melakukan beberapa perubahan yang membuat sisi penyerangan terlihat agak agresif. Setelah pemain seperti Rafael Struick, Victor Dethan, maupun Asnawi masuk, serangan Indonesia mulai hidup. Namun gol yang dinanti-nanti baru lahir di menit 76. Itupun melalui kemelut dari bola mati lemparan Arhan, bukan sebuah open play.

Kemenangan Yang Dikritik Vietnam

Dengan gol jatuh dari langit itu, membuat publik sepakbola Indonesia kurang puas. Performa kemenangan “susah payah” tersebut, juga dikritik oleh sang rival, Vietnam. Media Vietnam Soha.vn mengkritik cara Indonesia mengalahkan Myanmar. Soha menyebut bahwa Timnas Indonesia sampai harus terengah-engah untuk bisa mengalahkan Myanmar. Marselino dan kolega juga disebut mengalami banyak kesulitan.

Tak hanya media Vietnam, pelatih Timnas Vietnam, Kim Sang-sik juga ikut bersuara atas penampilan Timnas Indonesia. Usai membantai Laos 4-1 dengan sombongnya Sang-sik mengatakan bahwa timnya pantas mendapatkan kemenangan besar tersebut, karena tidak meniru Indonesia.

Indonesia disebut Kim Sang-sik tak bisa menang besar karena tidak membawa skuad terbaiknya di ajang ini. Dengan kondisi seperti ini, Kim Sang-sik pun kelewat pede bisa dengan mudah menjuarai ajang ini.

Evaluasi

Dengan kemenangan susah payah, serta kondisi pesaing yang makin ngeri, harusnya STY segera evaluasi. Secara pakem permainan, STY tak banyak berubah. Ia masih identik dengan pola permainan tiga bek, mengedepankan pertahanan yang solid, serta mengandalkan serangan balik cepat.

Yang jadi soal, materi pemain yang menjalankan taktik STY tersebut, kini berbeda. Di Piala AFF kali ini, tidak ada pemain seperti Thom Haye, Calvin Verdonk atau Ragnar Oratmangoen. Skuad baru yang sebagian besar bermain di Liga 1 ini, masih beda level dan butuh banyak belajar.

Maka dari itu, evaluasi di segala lini perlu segera dilakukan STY. Di lini pertahanan misalnya. Meski solid dan ciptakan clean sheet, namun terbukti masih mudah ditembus pemain Myanmar. Artinya, masih ada celah. Kondisi seperti itu bisa berbahaya kalau ketemu tim seperti Vietnam atau Thailand.

Lini tengah juga banyak PR. Double pivot Arkan Fikri dan Zanadin Fariz terlalu banyak kehilangan bola. Kualitas umpan mereka berdua juga kurang menonjol. Mencoba pemain seperti Rivaldo dan Robi Darwis sebagai starter, mungkin bisa dicoba di laga berikutnya.

Kalau di lini penyerangan, Marselino jangan biarkan susah payah bekerja sendirian. Hokky Caraka dan Arkan Kaka terbukti tak banyak membantu, dan lebih sering kalah duel. Mencoba pemain seperti Ronaldo Kwateh maupun Vektor Dethan sebagai starter di laga berikutnya, patut dicoba.

Laos Dan Vietnam Kunci

Evaluasi tersebut harus optimal. Progres harus terlihat di laga kedua melawan Laos, maupun laga ketiga saat berjumpa Vietnam. Pasalnya, dua laga tersebut adalah kunci bagi Timnas Indonesia untuk melangkah ke babak berikutnya.

Meski menang melawan Myanmar, kini Timnas Indonesia masih berada di posisi kedua Grup B, karena kalah selisih gol dari Vietnam. Laga melawan Laos di Manahan, harusnya mutlak raih tiga poin, sebagai modal penting sebelum terbang ke Vietnam.

Namun, apakah Laos mudah ditaklukan? Ingat, Indonesia tidak boleh meremehkan tim bumbu dapur ini begitu saja. Meski akhirnya dibantai Vietnam, Laos ini terbukti bisa mengimbangi pasukan Golden Warriors di babak pertama dengan skor 0-0. Hal ini harus menjadi perhatian khusus STY.

Setelah menang atas laos, otomatis enam poin sudah di tangan. Tinggal hadapi Vietnam besutan Kim Sang-sik yang sedang pasang mode ganas di Piala AFF kali ini setelah mencukur Laos. Pemain seperti Nguyen Hai Long, Nguyen Tien Linh, Nguyen Van Toan, maupun Nguyen Quang Hai, sudah gacor sejak di laga perdana.

Rebutan Juara Grup

Laga Indonesia vs Vietnam akan menjadi penentuan, siapa yang akan keluar sebagai juara Grup B. Posisi juara grup menjadi penting bagi kedua tim. Pasalnya, dua tim tersebut pasti menghindari lawan berat di Grup sebelah.

Salah satu dari Vietnam atau Indonesia, kalau berada di posisi kedua Grup B, berpeluang bertemu peringkat pertama Grup A di Semifinal yang kemungkinan akan diisi oleh Thailand.
Thailand terbukti masih sangar meski tidak diperkuat pemain-pemain seniornya.

Di laga pertama, anak asuh Masatada Ishii ini menggasak Timor Leste 10 gol tanpa balas. Kemenangan besar tersebut juga menjadi kemenangan terbesar sepanjang sejarah Tim Gajah Putih sejak 1971.

Tak cuma soal skor besar, dari segi permainan, Timnas Thailand yang dihuni beberapa pemain keturunan seperti Ben Davis, Nicholas Mickelson, maupun Patrick Gustavsson, terbukti cukup atraktif.

Lantas, apakah Timnas Indonesia sudah siap bertemu Thailand? Namun tak usah berpikir terlalu jauh dulu deh. Laga yang ada di depan mata seperti melawan Laos dan Vietnam harus dipikirkan lebih dulu. Publik tanah air kini sedang menanti buah evaluasi dari STY di laga pertama. Harus terus berkembang Garudaku. Jangan main kaya tarkam lagi!

Sumber Referensi : bola.com, sportdetik, bola.com, bola.okezone, bola.com, superball, detik.com, cnnindonesia

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru