Football Lovers pernah mendengar kisah Nabi Nuh AS? Salah satu manusia pilihan Allah tersebut pernah dihujat, dihina, dan ditertawakan oleh sebagian besar kaumnya, Bani Rasib. Mereka meledek Nabi Nuh yang tiba-tiba membuat kapal raksasa di tengah gurun yang gersang.
Meski begitu, Nabi Nuh tidak patah arang. Dirinya tetap melanjutkan proyek yang dipandang sebelah mata tersebut. Sebetulnya Nabi Nuh sudah pernah memperingatkan. Bahwa Allah akan menghadirkan azab berupa banjir bandang kepada Bani Rasib. Namun, mereka tak percaya. Saat banjir benar-benar datang, akhirnya orang-orang yang tak mau percaya pun tenggelam dan masuk dalam golongan kafir.
Di dunia sepakbola, kisah yang serupa tapi tak sama bisa digambarkan dengan sosok Todd Boehly. Dalam dua tahun terakhir, banyak pengamat bola yang mempertanyakan sistem transfer bos Chelsea tersebut. Namun, di saat jadwal pertandingan yang kian padat, kondisinya justru berbalik. Semua mulai salut dengan ide Boehly tersebut. Lantas, apa hubungannya? Selengkapnya akan kita bahas.
Daftar Isi
Jadwal Pertandingan Padat
Dalam beberapa bulan terakhir, jadwal pertandingan sepakbola yang kian padat selalu jadi topik yang renyah untuk dibahas. Tapi, memangnya sepadat apa sih? Kita kasih contoh jadwal Manchester United untuk Bulan Desember 2024. Setan Merah akan melakoni sembilan pertandingan bulan ini. Ya, anda tidak salah dengar.
Padahal, dalam satu bulan hanya terdapat empat minggu. Itu berarti, United akan terus-terusan dipaksa memainkan dua sampai tiga pertandingan setiap minggunya. Belum lagi, setiap laga merupakan laga krusial. Seperti saat melawan Manchester City di Liga Inggris dan Tottenham di Piala Liga.
Jika dibandingkan dengan dulu, sangat jauh berbeda. Dulu, para pemain hanya akan memainkan satu pertandingan setiap minggunya. Maksimal, dua kali dalam seminggu. Itu pun jika pemain tersebut tampil di kompetisi Eropa.
Kenapa kita mengambil sampel dari Liga Inggris, karena klub Inggris memang jadi yang paling terdampak. Karena mereka juga memiliki dua kompetisi domestik, yakni Piala Liga dan Piala FA. Dengan begitu, satu pemain berpotensi memainkan setidaknya 70 pertandingan dalam kurun waktu satu musim penuh.
Banyak Korban
Semua perkara ini muncul gara-gara UEFA yang terus menambah pertandingan. Salah satu caranya dengan mengganti format Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub. Melihat dirinya jadi sapi perah, apakah pemain diam saja? Tentu tidak. Sudah banyak pemain-pemain top yang speak up.
Kita juga sudah diperlihatkan korban dari keserakahan UEFA ini. Jika kalian sadar, kini pemain yang mengalami cedera ACL semakin banyak. Setiap minggu, pasti ada saja beritanya. Dari Rodri, Dani Carvajal, Gavi, hingga Gleison Bremer. Namun, dari Liga Inggris, Manchester City bisa dijadikan contoh konkret.
Klub yang biasanya mendominasi sana-sini, tiba-tiba tampil loyo di musim 2024/25 karena krisis pemain. Pep Guardiola bahkan sampai menghubungi tim U-21 untuk meminta subsidi pemain baru. Tak heran, jika jumlah pertandingan yang terlalu banyak membuat para pemain berencana melakukan pemogokan.
Rencana itu mendapat dukungan sejumlah pihak, termasuk para pelatih. Namun, ada satu klub Inggris yang tampaknya adem ayem dan nggak mau ikut campur soal permasalahan jadwal pertandingan. Klub tersebut adalah Chelsea. Mengapa demikian? Karena Chelsea ternyata sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi fenomena ini.
Sistem Transfer yang Dihujat
Lantas, bagaimana Chelsea bisa survive di tengah krisis empati dari UEFA ini? Dengan cara bursa transfer besar-besaran di musim 2022/23 dan 2023/24. Ya, sistem transfer yang sempat kalian hujat itu telah menyelamatkan Chelsea dari terjangan badai. Seperti yang kita ketahui, nasib dan cara kerja Chelsea berubah 180 derajat usai sang messiah, yakni Roman Abramovich melepas saham klub.
Dibeli oleh rombongan Todd Boehly, Chelsea jadi tim yang memiliki pandangan berbeda terhadap sepakbola. Sistem bisnis ala Amerika Serikat pun dibawa Boehly ke London. Boehly melepas pemain-pemain warisan Abramovich dengan cepat. Misalnya, Mason Mount ke Manchester United, Kai Havertz ke Arsenal, dan N’Golo Kante ke Al-Ittihad.
Boehly menggantikannya dengan pemain-pemain muda. Menurut Boehly, mereka punya potensi. Tapi, publik tidak sependapat dengannya. Banyak fans dan pengamat sepakbola yang mempertanyakan. Transfer-transfer yang dilakukan di era Boehly dicap ngasal. Karena yang didatangkan pemain muda dan mentah. Sebut saja seperti Cesare Casadei, Nicolas Jackson, Tosin Adarabioyo, Andrey Santos, dan beberapa pemain yang bernama Fofana.
Bukan cuma itu, pemain-pemain tertentu bahkan dibayar dengan mahar yang fantastis. Enzo Fernandez misalnya. Dengan modal satu tim dengan Lionel Messi di Piala Dunia 2022, doi langsung ditebus dengan banderol 121 juta euro. Yang paling aneh, membeli Raheem Sterling yang sudah habis masanya dengan harga 56 juta euro.
Punya Skuad Berlapis
Chelsea semakin jadi bahan bulan-bulanan warga setelah menuai hasil buruk. Di musim perdana Todd Boehly memimpin, Chelsea tampil sangat mengkhawatirkan. Ketika sudah mengeluarkan ratusan miliar rupiah untuk membeli pemain, Chelsea cuma finis di urutan 12 klasemen akhir Premier League musim 2022/23.
Setelah gonta-ganti pelatih, Chelsea tampil mendingan di musim 2023/24. Meski demikian, The Blues masih belum bisa menembus empat besar. Padahal di musim tersebut, Chelsea kembali menambah banyak pemain ke skuadnya. Seperti Moises Caicedo yang ditebus 116 juta euro, Romeo Lavia seharga 62 juta euro, dan Christopher Nkunku dengan banderol 60 juta euro.
Itu belum termasuk pemain-pemain muda bernama aneh yang mungkin jumlahnya hampir dua lusin. Kalian pasti pernah melihat kan bagaimana gym di kamp latihan Chelsea terasa sesak karena jumlah pemain yang terlalu banyak? Dilansir 90min, kini jumlah pemain di skuad Chelsea mencapai 43 pemain. Hanya selisih lima dari jumlah menteri di kabinet Prabowo.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, ngapain Chelsea menimbun banyak pemain nggak jelas? Katanya sih buat investasi. Jika investasi, kebanyakan orang akan berkesimpulan kalau pemain tersebut bisa dijual mahal jika dikembangkan dengan baik. Tapi kok ya belum kelihatan? Ternyata, investasi yang dimaksud Todd Boehly adalah investasi kedalaman skuad di tengah jadwal yang padat.
Nah, dengan materi pemain seperti itu, Chelsea jadi tim yang memiliki kedalaman skuad mumpuni. Contohnya saja di posisi bek tengah. Kini, skuad The Blues memiliki enam bek. Itu sangat cukup untuk digunakan sebagai rotasi. Wong paling yang dimainkan cuma dua atau tiga bek dalam satu pertandingan.
Chelsea Melesat
Menariknya, kualitas tiap pemain Chelsea pun merata. Tidak banyak yang menonjol dari segi skill individu. Paling cuma Cole Palmer yang menjadi seorang prodigy. Dia adalah pemain yang memiliki anugerah kemampuan teknik, visi bermain, dan finishing yang di atas rata-rata pemain Chelsea lain.
Tapi dengan kualitas yang merata, Enzo Maresca jadi lebih mudah dalam merotasi pemain. Misal, jika Wesley Fofana cedera, Enzo tak perlu pusing karena di situ masih ada Axel Disasi, Levi Colwill, hingga Tosin Adarabioyo. Di sektor lain, jika Mikhaylo Mudryk akan disimpan untuk pertandingan Liga Inggris, masih ada Jadon Sancho atau Pedro Neto yang bisa dimainkan di Conference League.
Maka dari itu, skuad racikan Enzo Maresca bisa survive di musim 2024/25 ketika rival-rival pada sibuk protes soal jadwal pertandingan yang menyiksa. Dibandingkan dengan Manchester City misalnya. Ketika performa City ambles lantaran kehabisan pemain, maka Chelsea bisa dengan leluasa meramu skuad untuk tetap bermain konsisten.
Hasilnya? Memuaskan. Saat narasi ini ditulis, Chelsea sedang bertengger di urutan kedua klasemen sementara Liga Inggris. Mereka mengumpulkan 28 poin, selisih tujuh poin dari sang pemuncak klasemen, Liverpool. Narasi ini ditulis juga bertujuan sebagai permintaan maaf kepada Todd Boehly. Selama ini, Starting Eleven sudah julid soal Chelsea yang terus menimbun pemain. Ternyata, pengusaha asal Amerika Serikat itu ada benarnya juga.
Sumber: Aljazeera, The Guardian, Sporting News, The Athletic