Kira-kira dua kali 24 jam sebelum sepak mula pertandingan pertama Piala AFF, akun X, @theaseanfootball memunculkan berita mencengangkan. Judulnya, “FIFA Confirms ASEAN Championship 2024 as “A” Match for FIFA Rankings” atau yang berarti “FIFA Konfirmasikan Kejuaraan ASEAN 2024 sebagai Pertandingan ‘A’ untuk Peringkat FIFA”.
Di atas tajuk itu diberi tulisan besar “BREAKING”. Isinya lebih megah dan menggembirakan lagi. Melalui postingan tersebut, ASEAN Football mengabarkan bahwa Piala AFF yang masuk dalam tier 1, tidak hanya dihitung poin FIFA dan bisa mempengaruhi ranking pesertanya, tapi juga membuat kompetisi ini setara dengan Piala Asia atau bahkan Piala Dunia.
Karuan saja postingan tersebut mendapat reaksi dari warganet Indonesia. Banyak yang menyayangkan kenapa keputusan Piala AFF dihitung FIFA baru diumumkan ketika Indonesia justru mengirim banyak pemain muda ke Piala AFF. Tapi apa benar sih begitu?
Daftar Isi
Sudah Sejak 2016 Kali
Dalam postingan itu, ASEAN Football dengan gagah menyebut bahwa Piala AFF atau ASEAN Championship yang digelar dari 8 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025 masuk kategori “Match A”, yang mana juga mencangkup turnamen seperti Piala Konfederasi maupun Piala Dunia. Embel-embel setara Piala Dunia inilah yang bikin sesiapa yang membaca postingan itu ke-trigger.
Namun, benarkah Piala AFF sudah setara Piala Dunia atau Piala Asia? Sebelum sampai ke sana, harus dipahami dulu bahwa Piala AFF sejak 2016 memang sudah diakui oleh FIFA sebagai pertandingan kategori “A”. Jadi, bukan baru-baru ini saja FIFA mengakui Piala AFF.
Apa yang disebut ASEAN Football sebagai bentuk standarisasi dan meningkatkan kredibilitas perhitungan Peringkat Dunia FIFA, itu benar. Dan memang, Piala AFF masuk dalam Tier 1. Biar lebih jelas mari kita memasuki mesin waktu dan kembali ke tahun 2016, saat Piala AFF pertama kali diakui oleh FIFA.
(((Dari 2016))) dikira dulu itu turnamen antah berantah😁
Ranking FIFA Agustus-September 1998, Inonesia naik 10 Peringkat, dari poin 33.27 ke 37.59
Hasil dr Piala Tiger/AFF 26Agustus-5September1998
2Menang 2Kalah 1Seri(lalu menang adu penalti peringkat 3) https://t.co/DHlJYsO5Mt pic.twitter.com/BDoSLfIgLq— Mahlima Utari | ᮙᮂᮜᮤᮙ ᮅᮒᮛᮤ (@Mah5Utari) December 8, 2024
Piala AFF 2016
Pada tahun 2016, Piala AFF yang dulunya bernama Piala Tiger sudah berkembang menjadi kompetisi yang menarik perhatian banyak orang. Jumlah penonton di stadion maupun lewat saluran televisi meningkat pesat selama bertahun-tahun.
Bahkan pada edisi 2010, sebanyak 192 juta pemirsa televisi menyaksikan Malaysia asuhan Krishnasamy Rajagopal mengangkat trofi, usai mengalahkan Timnas Indonesia di final. Ini menjadi rekor tersendiri bagi turnamen sekelas Piala AFF. Pada gilirannya Piala AFF pun mempunyai prestise di level global.
Karena itu AFF lalu mengajukan agar kompetisi ini dihitung sebagai turnamen yang diakui oleh FIFA. Sebanyak 11 anggota AFF mengajukan permohonan ke AFC. Dan akhirnya lewat pernyataan Sekjen AFF kala itu, Datuk Sri Azzuddin Ahmad, Konfederasi Sepak Bola Asia atau AFC mendeklarasikan bahwa AFF diakui oleh FIFA.
FIFA memasukkan Piala AFF sebagai turnamen Kategori A. Dan itu dimulai pada gelaran Piala AFF 2016. Turnamen ini pun sejak waktu itu kian bergengsi. Lantas, apa yang dimaksud kategori “A” ini?
Throwback saat Timnas Indonesia ketemu Timnas Thailand di Final Piala AFF 2016, Abduh Lestaluhu nendang bola ke bench Thailand!🇮🇩🇹🇭
Akan selalu diingat!😅
pic.twitter.com/IdGOmKmDOE— FaktaBola (@FaktaSepakbola) May 16, 2023
Piala AFF Sebagai FIFA Match “A”
Sekali lagi biar nggak salah mengira. Piala AFF itu masuk kategori FIFA Match “A”. Kategori ini sama dengan pertandingan persahabatan biasa. Jika ASEAN Football menyebut bahwa pertandingan yang diklasifikasikan sebagai “A” itu juga mencakup Piala Dunia, Piala Konfederasi, EURO, dan Piala Asia, itu bukan berarti Piala AFF setara dengan turnamen-turnamen tadi.
Apa yang disampaikan ASEAN Football itu jelas misinformasi. Karena Piala AFF adalah turnamen sub-konfederasi. Gampangnya di bawah konfederasi. Sampai sini antum mestinya bisa membedakan sub-konfederasi dan konfederasi itu sendiri. Oleh karena itu bobot pertandingan Piala AFF berbeda dengan Piala Asia apalagi Piala Dunia.
FIFA sudah mengategorikan Piala AFF sebagai FIFA ‘A’ sejak 2016 alias bukan sesuatu yang baru. Ini saya ingat betul karena pernah menulis artikelnya di Pandit. pic.twitter.com/N8HMXemRha
— Ardy Nurhadi Shufi (@ardynshufi) December 8, 2024
Mengutip Pandit Football, Piala AFF dihitung pertandingan biasa atau turnamen kecil yang bobot penilaiannya cuma 1. Sementara putaran final Piala Dunia bobot nilainya 4. Empat kali lipat dari Piala AFF. Lalu untuk Piala Konfederasi seperti Piala Asia, Copa America, dan EURO bobotnya 3. Sedangkan untuk babak kualifikasi, mau itu untuk Piala Dunia atau Piala Konfederasi, bobotnya 2,5.
Jadi, Piala AFF itu sangat amat tidak setara dengan Piala Dunia. Jika Piala AFF itu inti bumi, Piala Dunia bagai Sidratul Muntaha. Jauh, teramat jauh sekali bung. Nah kalau mau nyari teman, Piala AFF tuh temannya sama Piala Karibia, Turnamen Merdeka, dan King’s Cup. Kompetisi-kompetisi ini bobotnya sama seperti Piala AFF.
Bukan Kalender FIFA
Ada lagi nih yang harus kamu pahami. Bahwa Piala AFF itu walaupun sudah mendapat pengakuan dari FIFA, tapi tetap bukan agenda resmi FIFA. Jadi, Piala AFF tidak masuk kalender FIFA. Siapapun yang bilang kalau Piala AFF sudah menjadi agenda FIFA, itu sama kayak omongannya pemerintah: bohong belaka.
Kalau Piala AFF sudah menjadi agenda resmi FIFA, ia tidak akan digelar pada Desember 2024 hingga Januari 2025. Sebab agenda atau kalender pertandingan resmi FIFA sendiri baru ada lagi pada Maret 2025. Lalu, kenapa Piala Merdeka bikinan dik Malay digelar bersamaan dengan jeda internasional tapi bobotnya setara Piala AFF?
Walau bukan masuk dalam kalender yang disetujui FIFA, ternyata sejak 2016 FIFA telah menetapkan turnamen AFF Cup atau yang sekarang dikenal ASEAN Cup ini masuk katagori ‘A Match’. Artinya turnamen ini juga memilki bobot nilai yang berpengaruh pada peringkat dunia. pic.twitter.com/6sPMBVjWQN
— Bolalob.com (@Bolalob) December 7, 2024
Digelar bersamaan dengan jeda internasional atau kalender pertandingan FIFA tidak lantas bermakna bahwa sebuah turnamen adalah agenda FIFA. Dalam konteks Piala Merdeka yang diadakan Malaysia atau King’s Cup milik Thailand, mungkin digelarnya bebarengan dengan jeda internasional, tapi dua kompetisi itu sendiri kan tidak berada di bawah konfederasi apa pun.
Dua turnamen itu memang patutnya setara Piala AFF, yakni FIFA Match A. Karena dari segi persyaratan memenuhi FIFA Match A. Adapun untuk menjadi FIFA Match A persyaratannya antara lain yang pertama, haruslah tim senior yang bermain. Dalam konteks Piala AFF 2024, walau Indonesia banyak menurunkan pemain muda, itu tetap dihitung tim senior.
Lalu yang kedua, wasit yang memimpin termasuk asistennya mesti berlisensi FIFA. Jarak antar pertandingan juga minimal 48 jam alias dua hari. Dan yang terakhir, laporan pertandingan mesti disampaikan ke AFC dan FIFA.
Poin Tidak Banyak
Lantaran sudah menjadi pertandingan FIFA Match A, setiap pertandingan di Piala AFF memperoleh poin FIFA, tentu jika meraih kemenangan. Namun ingat, bobot poinnya cuma 1. Jadi, poin yang akan diperoleh tidak banyak. Untuk perhitungan poin FIFA bagaimana kamu bisa menonton di video Starting Eleven sebelumnya.
Kemarin, Indonesia menumpas perlawanan Myanmar 1-0 di babak grup Piala AFF 2024. Dari situ poin FIFA yang didapat Indonesia cuma 1,8 poin menurut perhitungan Footy Rankings. Poin yang diperoleh sangat jauh ketika Indonesia mengalahkan Arab Saudi di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Waktu itu poin yang diperoleh King Indo 19,16.
Poin yang didapat dari hasil mengalahkan Myanmar sedikit karena bobot poin Piala AFF yang cuma 1. Terus lawan yang dikalahkan Indonesia adalah Myanmar yang ranking FIFA-nya, berada di bawah Indonesia. Menang melawan tim yang rankingnya di bawah dan menang melawan tim yang rankingnya di atas jelas mempengaruhi besar-kecilnya poin.
FT
Myanmar 0-1 Indonesia3 poin perdana di laga pembuka AMEC 2024 group B.
Poin FIFA +1.8 & naik ke peringkat 124 FIFA sementara.
Next Match Vs Laos (12/12/2024) pic.twitter.com/VmQkBZEbGL— Idn_abroad (@idn_abroad) December 9, 2024
Itulah kenapa walau Thailand berhasil membantai Timor Leste 10-0 di Piala AFF, mereka hanya mendapatkan 0,95 poin. Meski hanya mendapatkan 1,8 poin hasil susah payah menang atas Myanmar, Indonesia diprediksi naik satu peringkat ke posisi 124 FIFA.
Tambahan 1,8 poin membuat Indonesia diperkirakan memperoleh 1.136,91 poin. Jumlah poin ini cukup buat Indonesia sanggup menyalip Rwanda di posisi 124 FIFA yang pada Desember 2024 tak menggelar pertandingan. Sebenarnya poin yang didapat dari Piala AFF bisa memperbaiki ranking FIFA. Dulu hal itu pernah dilakukan Timnas Indonesia di Piala AFF 2016.
Waktu itu, Indonesia yang menjadi finalis Piala AFF rankingnya naik dari 179 ke 171. Namun, untuk sekarang karena banyak dari lawan adalah tim yang rankingnya berada di bawah Indonesia, poin di Piala AFF tidak banyak membantu. Paling-paling, Indonesia cuma bisa menambah poin sedikit-sedikit. Tapi belum tentu berpengaruh signifikan di pemeringkatan FIFA.