Thomas Muller: Pemain Paling Unik dan Langka di Sepakbola

spot_img

Thomas Muller bisa dibilang pemain serba bisa. Dia bisa bermain di segala pos lini serang. Terkadang ia bermain sebagai gelandang serang, sayap, second striker, false nine atau mungkin penyerang tengah. Apa pun posisinya, fokus Muller adalah soal menyerang.

Namun, sebenarnya apa sih posisi utama dari Thomas Muller? Menurut situs Transfermarkt, Muller bermain sebagai second striker. Namun apakah benar demikian? Nyatanya itu tak sepenuhnya benar.

Itu hanyalah posisi di atas kertas, sebenarnya ia telah menciptakan nama yang unik untuk posisi yang sering ia mainkan. Lantas bagaimana ia menciptakan dan bermain di posisi tersebut?

Raumdeuter atau Space Interpreter

Dalam sepakbola ada berbagai istilah mengenai posisi seorang pemain. Ada posisi yang dideskripsikan secara normal seperti bek, gelandang, pemain sayap, dan penyerang. Namun ada beberapa posisi yang memiliki nama unik untuk mendeskripsikan peran yang lebih spesifik di lapangan.

Sebagai contoh, kita mengenal posisi gelandang box to box. Lalu ada juga posisi false nine, atau inverted winger. Nah, posisi yang dipopulerkan oleh Thomas Muller kali ini cukup asing didengar. Ia menyebutnya Raumdeuter atau Space Interpreter, atau bisa juga disebut sebagai penjelajah ruang dan waktu. Udah kayak film Interstellar aja nih si Muller.

Dikutip dari website resmi Bundesliga, Muller sempat menjelaskan bahwa ia adalah campuran dari seorang striker dan gelandang. “Saya adalah Raumdeuter,” katanya. Bagi Muller, Raumdeuter adalah pemain yang mampu menemukan waktu yang tepat di antara pemain yang mengoper dan pemain yang mencari ruang. 

Jadi apa yang membuat Raumdeuter begitu unik? Jadi Muller tidak menempati posisi layaknya peran konvensional lainnya, melainkan menempati “suatu area” atau ruang. Yang berarti, Thomas Muller akan memposisikan dirinya di antara lini tengah dan pertahanan lawan.

Bagaimana Space Interpreter Bermain?

Muller sendiri sering dimainkan di posisi sebagai pemain nomor 10. Namun, itu hanya untuk mempermudah menyusun formasi saja. Sejatinya Muller bergerak bebas di lapangan. Jadi, mau dimainkan di posisi mana pun, itu tak berpengaruh pada Muller, kecuali kalau ia dimainkan sebagai kiper.

Raumdeuter memang tak begitu mengandalkan kecepatan. Mereka lebih mengandalkan insting dan kemampuan membaca permainan. Muller akan muncul di satu area kosong di pertahanan lawan tanpa ada yang menyadarinya. 

Ruang tersebut biasanya berada di antara gelandang bertahan dan bek tengah lawan. Tentu pergerakan ini bukan tanpa tujuan. Jika Muller mendapatkan bola di ruang terbuka, ia memiliki dua pilihan, antara diberikan ke rekan yang memiliki posisi lebih bagus untuk mencetak gol atau ia akan menyelesaikannya sendiri.

Pola permainan dari seorang Raumdeuter didukung dengan berkembangnya sepakbola modern di mana bek sayap juga aktif membantu serangan. Jika para bek sayap ini terlalu asik menyerang sehingga lalai menjaga area bertahannya, pos yang ditinggalkan sudah pasti akan dimanfaatkan oleh Muller. 

Itu jika sedang menyerang. Lalu bagaimana kontribusi Muller saat tim sedang mode bertahan? Meski jarang melihat Muller berlari menggiring bola, ia bukanlah pemain yang malas.

Muller tahu kapan harus membaca permainan dan kapan harus berlari mengejar bola. Dalam keadaan tak memegang bola, Bayern sesekali melakukan high pressing agar pemain lawan kesulitan untuk membangun serangan. Dalam melakukan sistem ini, semua pemain harus terlibat termasuk Muller.

Kemampuan Muller dalam mengeksploitasi ruang, tak hanya berguna untuk mencetak gol. Dengan kemampuannya ini ia mampu melakukan pressing dan mencuri bola yang memudahkannya melakukan kombinasi umpan untuk melayangkan serangan balik.

Momen Muller Menunjukan Kepiawaiannya

Muller adalah pemain yang cakap memanfaatkan ruang kosong. Pergerakannya bisa tak terlihat. Saking tak terlihat, ketika itu berhasil, orang cenderung akan menyebutnya sebagai keberuntungan saja. Padahal Muller beneran piawai melakukan hal itu.

Coba saja lihat ketika Jerman melumat Brazil 7-1 di Piala Dunia 2014. Atau ketika Bayern Munchen menciptakan kenangan manis dengan menaklukkan Barcelona 8-2 di Liga Champions. 

Dua pertandingan itu memiliki kesamaan. Selain menghasilkan skor telak, gol dalam kedua laga tersebut dibuka oleh Thomas Muller. Gol pertama Timnas Jerman datang dari sepak pojok di menit 11. Dan di sinilah kejeniusan seorang Raumdeuter.

Pemain yang berkumpul di tiang dekat membuat Muller melihat area tiang jauh berpotensi akan kosong. Ia pun berlari ke area tersebut dan boom. Bola sepakan pojok Toni Kroos berada tepat di kakinya. 

Jika kita lihat lebih seksama, tiga gol pertama Jerman juga berasal dari pergerakan Muller yang pandai mencari ruang kosong. Marcelo yang telat turun ketika membantu serangan juga membuatnya justru diobok-obok Muller. Sementara saat The Bavarians menghabisi El Barca situasinya hampir sama.

Bedanya bukan dari set piece. Muller yang sejatinya memerankan nomor “10” di belakang Lewandowski ternyata mengecoh para pemain Blaugrana. Ia begitu leluasa bergerak. Gol pertama Die Roten pun tercipta berkat gerakan ajaib si Muller.  

Muller memulai pergerakan dengan menemukan ruang di luar kotak penalti. Ketika menerima umpan, ia melakukan umpan satu-dua sederhana dengan Robert Lewandowski lalu diakhiri dengan penyelesaian klinis ke sudut kanan gawang Ter Stegen. Gol yang sebenarnya biasa saja, tapi tak semua pemain bisa menemukan ruang sehebat Raumdeuter.

Apakah Ada Raumdeuter lainnya?

Hal lain yang perlu diperhatikan tentang tipe pemain seperti ini adalah mereka memainkan posisi ini tidak hanya untuk menunjukkan kekuatan mereka dalam membaca permainan, tetapi juga untuk menyembunyikan kelemahan mereka. 

Thomas Muller bukan pemain yang kuat dan cepat seperti Adama Traore, dan ia tidak ahli menggiring bola seperti pemain-pemain sayap lainnya. Ia memiliki berat badan 74 kg, sangat terlihat kurus apabila dibandingkan dengan tingginya yang mencapai 186 cm. Bahkan tak jarang kaos kakinya sering melorot karena kakinya yang terlalu kecil.

Jadi, apa yang hilang dari keterampilan itu, ia tebus dengan bakat luar biasa yang selama ini Muller tampilkan di lapangan. Dan Raumdeuter ini adalah posisi yang sempurna untuk pemain seperti Muller.

Meski Raumdeuter adalah posisi yang melekat pada Thomas Muller, namun ternyata ada beberapa pemain yang memainkan peran mirip dengan Muller. Misalkan Dele Alli ketika bermain di Tottenham era Pochettino. Namun performanya menurun. Kemudian dulu pernah ada lagi seorang yang mirip Raumdeuter.

Namanya Filippo Inzaghi. Tapi di Milan ia lebih sering menjadi seorang penyelaras dengan kemampuan mengelabui jebakan offside. Tapi Superpippo hanya seorang finisher cerdik, bukan Raumdeuter. Praktis sampai sekarang hanya Muller yang memainkan peran Raumdeuter.

Ya, kalaupun di belahan dunia lain ada, boleh jadi kemampuannya tak sehebat Thomas Muller atau minimal mendekati levelnya. 227 gol dan 242 assist jadi bukti bahwa Thomas Muller adalah seorang Raumdeuter sejati.

https://youtu.be/gobPIe2hE-E

Sumber: Bundesliga, Thesefoorballtimes, Foottheball, Talksport, Transfermarkt

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru