Timnas Indonesia tak bergabung dengan negara-negara unggulan macam Brazil, Jepang, Argentina, atau Prancis dalam pembagian grup Piala Dunia U-17. Sebagai tuan rumah, Indonesia diuntungkan karena berada di POT 1.
Setelah gagal menyelenggarakan Piala Dunia U-20, ajang Piala Dunia U-17 bakal jadi penawar rasa sakit. Dalam edisi ke-19 kali ini, Indonesia bakal jadi negara Asia Tenggara pertama yang diberi kehormatan untuk menggelar ajang internasional sebesar Piala Dunia.
Turnamen ini akan sangat krusial bagi perkembangan generasi masa depan pesepakbola tanah air. Karena adik-adik kita akan tampil di kompetisi akbar untuk pertama kali dalam hidupnya. Ya, Indonesia memang baru pertama kali ikut ajang Piala Dunia. Dengan menjadi debutan dan bermain di hadapan publik sendiri, bagaimana peluang Garuda Muda di Piala Dunia U-17?
Daftar Isi
Hasil Drawing
Drawing Piala Dunia U-17 yang berlangsung di Kota Zurich, Swiss menempatkan Timnas Indonesia U-17 di Grup A. Pasukan Garuda Muda tergabung satu grup dengan Maroko, Ekuador, dan Panama. Hasil drawing ini patut disyukuri karena Indonesia terhindar dari lawan-lawan sulit di fase grup. Pun terhindar dari “Grup Neraka”.
Timnas Indonesia akan memulai pertandingannya di fase grup pada November 2023 mendatang. Piala Dunia U-17 sendiri akan digelar di empat stadion, di antaranya Jakarta International Stadium, Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Stadion Jalak Harupat Bandung, dan Stadion Manahan Solo.
Keempat tim itu akan saling jegal untuk mengamankan tiket ke babak 16 besar. Nantinya di babak penyisihan grup, enam tim juara grup, enam runner-up, dan empat tim peringkat tiga terbaik berhak melaju ke babak 16 besar. Dengan begini, peluang Indonesia untuk lolos fase grup di Piala Dunia U-17 sangatlah terbuka.
Peta Kekuatan Tim Lawan
Meski terbilang mudah, Indonesia harus tetap waspada. Apalagi Indonesia berstatus debutan. Sebagai anak baru, bukan tidak mungkin Timnas Indonesia akan demam panggung, terutama ketika nanti menghadapi tim-tim terbaik dari belahan dunia lain. Salah satu yang harus diwaspadai adalah mental bermain dan pengalaman dari ketiga kontestan lain.
Timnas Maroko dan Ekuador adalah dua tim yang paling berbahaya di grup ini. Maroko baru saja menjadi finalis Piala Afrika U-17, sedangkan Timnas Ekuador U-17 baru menelan dua kekalahan sepanjang tahun 2023. Bahkan Ekuador sudah pernah menaklukkan Argentina April lalu.
Dengan mengusung formasi 4-3-3 menyerang, Ekuador mengandalkan kecepatan, terutama di sektor sayap. Di situ Ekuador punya Kendry Paez, pemain kidal yang memiliki mobilitas tinggi. Selain pergerakannya yang liar sehingga, Paez juga termasuk pemain kreatif yang sering menciptakan peluang melalui umpan-umpan pendek cepat.
Sementara itu, Timnas Maroko juga mengandalkan kecepatan, terutama dalam melakukan serangan balik. Singa Atlas bahkan sanggup menghasilkan peluang meski sentuhan bolanya minim. Umpan daerah saat serangan balik menjadi andalan Timnas Maroko. Hal itu bisa berhasil karena mereka memiliki pemain sayap Jong Ajax, Zakaria Ouzane
Ia adalah pemain Maroko yang pergerakannya patut diwaspadai. Dengan torehan tiga gol, Zakaria tercatat sebagai pencetak gol terbanyak ketiga di Piala Afrika U-17 2023 kemarin. Sementara Panama adalah tim yang sebenarnya tidak sehebat dua tim itu. Bahkan Panama menjadi tim yang tidak diunggulkan.
Namun begitu, soal postur pemain, Panama tidak kalah. Meski masih belia, para pemain Panama sanggup memenangkan duel berkat posturnya yang mendukung. Salah satunya sang gelandang, Joshua Pierre yang berbadan kekar.
Ekuador Paling Berpengalaman
Dari tiga pesaing itu, Ekuador menjadi tim yang paling berpengalaman di Piala Dunia U-17. Mereka tercatat sudah enam kali lolos ke putaran final. Prestasi terbaik duta Amerika Selatan itu ialah menembus perempat final. Adapun Maroko dan Panama, masing-masing baru menjalani partisipasi kedua dan ketiga di Piala Dunia U-17. Keduanya mencatatkan capaian maksimal dengan sekali menembus babak 16 besar.
Lantaran menjadi yang paling berpengalaman, Ekuador sudah terbiasa menerima tekanan di kompetisi sebesar Piala Dunia. Apalagi mereka akan jadi lawan pertama skuad Garuda Muda di babak penyisihan Grup A. Hasil dari pertemuan ini akan sangat berpengaruh pada mental anak asuh Bima Sakti. Jika berhasil mencuri poin dari Ekuador, kemungkinan besar mental Iqbal Gwijangge dan kolega akan naik dan itu akan jadi suntikan motivasi di laga-laga berikutnya.
Persiapan Timnas Indonesia
Tapi tunggu dulu. Sebelum berbicara bagaimana peluang Indonesia di ajang kali ini, emang persiapan Timnas Indonesia U-17 sudah sejauh apa? Kan Indonesia baru ditunjuk jadi tuan rumah Piala Dunia U-17 pada Juni lalu. Itu juga gara-gara gantiin Peru yang memutuskan untuk mengundurkan diri dengan alasan infrastruktur.
Setiap tim peserta Piala Dunia U-17, termasuk Indonesia, melakukan evaluasi kekuatan dan peluang mereka dalam turnamen ini. Melihat hasil drawing, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengatakan kalau skuad Garuda Muda wajib bersiap secara maksimal untuk menjalani tiga laga penyisihan di Piala Dunia U-17.
Dengan masa persiapan yang hanya menyisakan beberapa hari lagi, Indonesia U-17 akan menjalani pemusatan latihan intensif dan laga uji coba di Jerman. Di sana mereka akan berlatih dengan menggunakan fasilitas kelas wahid yang dimiliki oleh Borussia Dortmund.
Kabarnya, PSSI akan mengontak beberapa klub Bundesliga dan negara-negara terdekat untuk melakoni uji coba. Program singkat ini akan dijalankan oleh skuad yang sudah dibentuk sebelumnya oleh Bima Sakti mulai tanggal 18 September hingga 24 Oktober mendatang.
Bima Sakti juga memanggil beberapa pemain-pemain keturunan seperti Welber Jardim yang bermain untuk salah satu klub Brazil, Sao Paulo. Menurut Bolasport, Jardim bukan satu-satunya pemain yang dipantau oleh PSSI. Masih ada beberapa pemain diaspora yang berpotensi akan membela Garuda Muda di Piala Dunia U-17.
Peluang Indonesia di Piala Dunia U-17
Dengan regulasi yang ada dan peta kekuatan Grup A, Indonesia masih memiliki peluang yang besar untuk lolos ke babak 16 besar Piala Dunia U-17. Meski akan melawan Maroko dan Ekuador, yang kemungkinan bakal menyulitkan Garuda muda, Bima Sakti percaya kalau masih banyak jalan menuju roma.
Seperti yang sudah disampaikan di awal, Indonesia memiliki tiga jalur untuk memastikan diri lolos ke fase gugur. Jika untuk menjadi juara grup terlalu sulit, Garuda Muda bisa mengincar peringkat kedua. Apabila masih juga kesulitan, Timnas Indonesia harus memperebutkan salah satu dari empat jatah peringkat ketiga terbaik yang diperebutkan enam tim.
Jika ingin mengamankan peringkat tiga terbaik, Indonesia harus bermain rapi di tiga pertandingan penyisihan grup. Mereka harus rajin-rajin mencetak gol atau setidaknya tidak sering memungut bola dari gawangnya sendiri.
Mulai dari sekarang, Bima Sakti harus menyiapkan strategi terbaik untuk mengantisipasi permainan ketiga pesaing Indonesia itu. Meski kapasitasnya sempat diragukan, kita percayakan saja nasib Garuda Muda padanya. In Bima we trust!
Sumber: Kompas, FIFA, Goal, CNN, Transfermarkt