Setiap orang ada masanya dan setiap masa pasti ada orangnya. Kalimat itu tepat untuk menggambarkan situasi David De Gea yang masanya di Manchester United sudah habis. Ia digantikan Andre Onana yang ditebus dari Inter Milan. Tapi setelah memutuskan untuk berpisah dengan United di akhir musim lalu, David De Gea belum menemukan klub baru.
Meski sudah berstatus bebas transfer, De Gea bukan nama mempesona di pasaran. Penjaga gawang berpaspor Spanyol itu bahkan kesulitan mendapatkan klub baru. Padahal De Gea meraih Golden Gloves Premier League musim lalu.. Lantas, mengapa tak ada klub yang mau menampungnya?
Daftar Isi
Musim 2022/23 yang Tak Begitu Buruk
Dalam beberapa musim terakhir performa David De Gea bersama Manchester United memang tak konsisten. Namun, musim terakhirnya di Inggris barangkali bisa jadi pengecualian. Beberapa pihak sampai menganggap musim 2022/23 jadi salah satu musim terbaik De Gea. Aksi-aksi heroik dan penyelamatan-penyelamatan di luar nurul masih sering dipertontonkan olehnya.
Musim tersebut, De Gea bisa dibilang jadi yang terbaik di posisinya. Ia mencatatkan 17 clean sheets dalam 38 pertandingan Liga Inggris. Itu jadi statistik yang sulit dikejar oleh para penjaga gawang top lainnya macam Aaron Ramsdale dan Ederson Moraes.
Selain penghargaan individu, De Gea juga mampu menghadirkan trofi Carabao Cup setelah mengalahkan Newcastle United di partai puncak. Meski tak jadi pilihan utama di kompetisi ini, perannya cukup vital di laga final. Selain itu, ia juga berhasil mengantarkan klubnya mencapai partai puncak Piala FA.
Meski begitu, angka kebobolannya juga mengkhawatirkan. De Gea kebobolan 43 gol dalam semusim. Hal itu kontras dengan penghargaan yang ia dapat. Setelah ditelusuri, permainan terbaik De Gea keluar ketika melawan tim-tim papan bawah. Melawan tim seperti Southampton, Wolves, dan Leicester City, ia bisa menjaga gawangnya tetap perawan hingga peluit panjang dibunyikan.
Namun, saat melawan tim-tim papan atas, De Gea jadi bulan-bulanan. Tentu kalian masih ingat ketika De Gea kebobolan tujuh gol saat menghadapi Liverpool di pertemuan kedua Liga Inggris musim 2022/23.
Sempat Ada Tawaran, Tapi…
Di akhir musim, De Gea gagal mencapai kesepakatan perpanjangan kontrak dengan Manchester United. Pihak klub awalnya masih ingin mempertahankan sang penjaga gawang. Tapi dengan satu syarat, yakni De Gea harus mau menurunkan gajinya. De Gea pun menyetujuinya. Ia rela menurunkan gajinya demi bisa bertahan di MU.
Namun, tiba-tiba kesepakatan diubah secara sepihak. Pihak klub menarik kembali kontrak baru yang sudah disetujui oleh De Gea. United menginginkan gaji yang lebih rendah untuk penjaga gawang asal Spanyol itu. Sayangnya, tindakan konyol ini telah mempengaruhi suasana hati sang pemain. De Gea merasa klub sudah tidak menaruh rasa hormat kepadanya sejak negosiasi dimulai.
Setelah resmi dilepas, De Gea langsung jadi komoditas panas. Namanya bersanding dengan Eden Hazard, Sergio Ramos, dan Alexis Sanchez sebagai pemain gratisan tapi memiliki value tinggi. Apalagi usia karir penjaga gawang cukup panjang. De Gea mungkin bisa bermain untuk tiga atau empat tahun lagi dengan kondisi tubuhnya yang masih sangat baik. Ia jarang mengalami cedera saat masih bermain di MU.
Lucunya, setelah dilepas United malah melarang De Gea bernegosiasi dengan klub lain. Menurut laporan AS, MU berencana menggaetnya lagi. Namun, sekali lagi De Gea dibuat kecewa. Proposal itu tak pernah sampai ke tangan sang penjaga gawang.
Sebetulnya Banyak yang Naksir
Negosiasi dengan Manchester United dirasa hanya membuang-buang waktu. De Gea pun akhirnya mulai terbuka dengan tawaran dari klub lain. Salah satu rumor yang berhembus kencang datang dari Arab Saudi. Al-Nassr ingin membentuk tim super dengan menambahkan De Gea di bawah mistar gawang.
Klub yang diperkuat Sadio Mane itu bahkan siap menawarkan gaji 250.000 euro atau setara Rp4,7 miliar per minggu kepada alumni akademi Atletico Madrid tersebut. Itu sebetulnya tawaran yang sangat menguntungkan. Namun, De Gea menolak fasilitas mewah dan gaji tinggi di Arab Saudi. De Gea memprioritaskan untuk tetap bermain di Eropa.
Setelah negosiasi dengan Al-Nassr gagal, Bayern Munchen jadi klub berikutnya yang datang. Namun, kesepakatan berjalan lambat dan akhirnya tak pernah tercapai. Selain Bayern, Fenerbahce, Inter Milan, hingga Real Madrid juga sempat diisukan bakal jadi pelabuhan De Gea selanjutnya. Tapi hingga ditutupnya jendela transfer, kiper berusia 32 tahun itu belum memutuskan ke mana ia akan pergi.
Fokus Keluarga
Dilansir Marca, De Gea dikabarkan tak buru-buru untuk menemukan klub baru. Ia lebih memilih untuk menikmati waktu liburan dengan keluarga dan teman-temannya di Spanyol. Karena selama ini ia hanya fokus terhadap sepakbola. Sebelumnya dengan jadwal yang padat, De Gea jarang menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekatnya.
Kebetulan De Gea juga baru melangsungkan pernikahan pada awal Juli kemarin. Sang pemain menikahi kekasihnya yang bernama Edurne Garcia di Pulau Menorca, Spanyol. Wajar apabila sepasang pengantin baru ingin menikmati masa-masa awal pernikahan.
Gajinya Selangit
Selain karena cukup santai dalam memilih masa depannya, kebanyakan klub yang bernegosiasi dengannya terkendala urusan gaji. Dilansir Daily Mail, gajinya yang terlalu tinggi jadi salah satu alasan Bayern Munchen dan Real Madrid mengurungkan niat untuk mendatangkannya.
Madrid sempat kembali mempertimbangkan sang pemain untuk mengisi pos penjaga gawang utama, setidaknya hingga Thibaut Courtois pulih dari cedera ACL. Namun El Real berpikir panjang setelah tahu gaji De Gea begitu tinggi.
Gaji terakhir De Gea di Manchester United berada di angka 375.000 pounds (Rp7,1 miliar) per pekan. Jika dinego akan mentok di 250.000 pounds atau Rp4,7 miliar per pekan. Sedangkan gaji Courtois berada di bawah itu. Penjaga gawang asal Belgia itu hanya mendapat 190.000 pound (Rp3,6 miliar) per pekan musim lalu. Jadi, dirasa akan mubazir saja kalau harus membayar gaji sang pemain yang begitu mahal ketika masih memiliki Courtois.
Gaya Bermain
Faktor lain yang membuat beberapa klub berpikir dua kali untuk mendatangkannya musim panas lalu adalah soal gaya bermain. Ya, sudah menjadi rahasia umum kalau De Gea merupakan kiper dengan tipikal shoot stopper. Sedangkan di sepakbola modern, gaya bermainnya itu dianggap sudah usang.
Tak bisa dipungkiri, De Gea memang jagonya dalam menepis bola. Mau menempatkan bola di sudut manapun, penjaga gawang berusia 32 tahun itu seakan bisa menjangkaunya. Namun, kebanyakan pelatih jaman sekarang lebih memprioritaskan penjaga gawang yang piawai memainkan bola dengan kaki. Bahkan Erik Ten Hag pun berpikir demikian.
Ten Hag rela melepas kiper yang sudah membela klub belasan tahun demi Andre Onana. Karena Onana merupakan penjaga gawang modern sekaligus mantan anak asuhnya di Ajax Amsterdam. Ten Hag sempat menawarkan posisi kiper kedua pada De Gea, tapi ia tampaknya keberatan. Well, setelah menggendong tim selama bertahun-tahun lamanya, bukan ide yang buruk apabila De Gea memilih untuk rehat sejenak dari dunia sepakbola.
Sumber: Football Espana, 90min, The Athletic, Goal, Daily Mail