Tekad Mikel Arteta Lampaui Arsene Wenger, Bawa Arsenal Juara Liga Champions?

spot_img

Kemenangan sensasional Arsenal atas PSV Eindhoven beberapa waktu yang lalu membuat dunia bola geger. 7 gol di markas PSV Eindhoven, menjadikan The Gunners sebagai tim yang patut diwaspadai.

Tim besutan Mikel Arteta ini 99 persen sudah pasti melaju ke babak 8 besar. Kepercayaan diri Arsenal pun melambung tinggi. 

Martin Odegaard dan kawan-kawan tampak siap melibas tim mana pun yang bakal jadi lawan berikutnya. Lantas, mampukah Arsenal melangkah lebih jauh di Liga Champions musim ini? Seberapa besar peluang pasukan The Gunners menorehkan sejarah baru di pentas Benua Biru?

Pertanyaan besar ini bakal kita kupas tuntas sampai ke kulit-kulitnya. 

Kiprah Arsenal di Eropa Era Arsene Wenger

Sejauh ini 46 gelar juara sudah dirasakan oleh Arsenal. Namun sayangnya lemari trofi The Gunners masih jauh dari kata lengkap.  Pasalnya, sejak resmi terbentuk pada 1886 Arsenal cuma jadi kesebelasan yang jago kandang.

Klub yang punya moto “victory grows through harmony” ini sama sekali belum pernah menang di luar kompetisi domestik. Pertarungan di level Eropa selalu gagal dimenangi oleh Arsenal.

Sebenarnya, pada musim 1993/94 di bawah komando George Graham, Arsenal sempat juara Piala Winners. Turnamen ini diikuti oleh kesebelasan di Eropa yang memenangi liga domestik.

Kalian yang generasi millenial awal mungkin ingat, saat itu Arsenal membuat keok Parma selaku perwakilan dari Serie A Italia. Namun setelah itu, jejak Arsenal di panggung Benua Biru perlahan mulai pudar. 

Sampai akhirnya, para Gooners sempat menggantungkan harapan pada sosok Arsene Wenger. Juru taktik asal Prancis yang masuk pada 1996 ini beberapa kali hampir membawa Arsenal berjaya di panggung Eropa.

Di musim 2000, tepatnya ajang Piala UEFA yang merupakan cikal bakal Europa League, Arsenal jadi runner-up. Momen hampir juara lainnya terjadi di musim 2006, The Gunners tampil impresif hingga melenggang ke partai puncak. 

Namun sayang impian para Gooners yang dititipkan pada Thierry Henry dan kawan-kawan harus pupus. Pasalnya, Barcelona yang kala itu diasuh oleh Frank Rijkaard keluar sebagai pemenang. 

Laga sengit yang terjadi di Stade de France ini berkesudahan dengan skor 2-1. Meskipun nggak mempersembahkan gelar UCL, figur Arsene Wenger sangat melekat di hati fans. 

Bagaimana enggak,  3 trofi Premier League, 7 Piala FA, dan 7 Community Shield sukses dimenangkan. Dari belasan piala ini, salah satu yang selalu dibangga-banggakan adalah pada musim 2003/04.

Ketika itu arsitek tim kelahiran Strasbourg ini membawa Arsenal merajai kasta teratas Inggris tanpa sekalipun kalah. Bahkan rekor tanpa kekalahan ini masih bertahan sampai sekarang.

Capaian skuad The Invincibles Arsenal ini sulit untuk dipecahkan tim mana pun. Namun legacy Arsene Wenger dinilai lebih dari itu. Antara lain sang pembaharu sukses memoles pemain muda dari akademi.

Arsene Wenger merupakan pelatih yang jeli akan bakat besar pemain. Ketika klub lain yang punya segepok uang dengan mudah memakai cara instan lewat membeli pemain bintang.

Arsene Wenger  menempuh jalan pendekar  dengan nggak membeli superstar melainkan menciptakannya. Sekalipun ada pemain yang diboyong, maka bisa dipastikan klub  yang nggak punya kemewahan finansial ini cuma keluar sedikit uang.

Era Baru Arsenal Di Bawah Mikel Arteta

Capaian-capain Le Professeur ini pun membuat pelatih Arsenal berikutnya berada dalam bayang-bayang. Sejak era Arsene Wenger tamat pada 2018 lalu, The Gunners terbilang jarang ganti pelatih. Unai Emery yang diharapkan bisa melanjutkan warisan besar Arsene Wenger nyatanya gagal.

Pelatih asal Spanyol ini hanya bertahan 18 bulan dan memimpin Arsenal dalam 78 laga. Setelah itu, manajemen Arsenal menunjuk Freddie Ljungberg sebagai caretaker.

Dalam 6 laga, legenda klub ini hanya meneruskan catatan buruk. Sampai akhirnya Arsenal membuat gebrakan dengan menunjuk seorang legenda hidup lainnya untuk mengambil alih.

Siapa lagi kalau bukan the one and only, pria yang bernama lengkap Mikel Arteta Amatriain. Pelatih muda ini kembali ke rumah usai membantu Pep Guardiola di Manchester City.

Pada mulanya, Mikel Arteta sempat dipandang sebelah mata. Hal ini wajar, apalagi sang juru taktik belum pernah menangani tim besar dengan status sebagai pelatih utama.

Di dua musim awal, Arteta berjuang keras membawa Arsenal finish di papan tengah klasemen. Namun para fans sempat nggak tahu malu lantaran kurang sabaran menikmati proses.

Padahal, gimana bisa dengan skuad compang-camping dan keuangan klub yang sulit tiba-tiba nasib Arsenal berubah? Mikel Arteta memanglah seorang jenius namun dia bukan tokoh dalam cerita rakyat yang sanggup membangun candi dalam satu malam.

Namun perlahan, Mikel Arteta menunjukkan progres yang sangat positif dengan naik ke papan atas klasemen.  Arsenal kembali mulai disegani, teriakan #artetaout pun nggak pernah terdengar lagi di Emirates Stadium.

Bahkan kini, entrenador asal Spanyol ini disebut begitu dielu-elukan oleh fans. Para Gooners menilai Mikel Arteta sebagai pewaris sah Arsene Wenger. Pelatih berusia 42 tahun ini disebut-sebut punya DNA kuat untuk mengembalikan era kejayaan Arsenal. 

Apalagi saat masih aktif bermain, Mikel Arteta merupakan kapten bagi Arsenal. Arsene Wenger sangat mengandalkannya sebagai gelandang poros alias gelandang bertahan.

Kini, fans pun sangat mengandalkan Mikel Arteta untuk mencicil gelar demi gelar.  Di tengah segala keterbatasan, sang juru taktik bisa membawa The Gunners meraih gelar kecil-kecilan. 

Sejauh ini, suami dari Lorena Bernal sudah mempersembahkan 3 trofi. 2 Community Shield dan 1 Piala FA. Bahkan dua musim yang lalu, The Gunners selalu nyaris meraih gelar juara. Hal ini pun disesali oleh Mikel Arteta, namun sang pelatih mengaku semakin termotivasi.

“Kami seharusnya meraih dua gelar Liga Inggris. Namun faktanya adalah kami tidak memilikinya, jadi ada motivasi, lebih banyak kemauan, lebih banyak antusiasme untuk mengatakan: Bisakah kami tetap melihat tim kami dan mengatakan kami bisa menjadi lebih baik? Jawabannya adalah bisa,” ucap Arteta dilansir dari Sky Sports

Namun sayang, kemungkinan The Gunners untuk jadi juara musim ini juga semakin menipis. Tampaknya Arsenal masih harus lebih lama menunggu waktu untuk buka puasa gelar Premier League.

Pasalnya, mereka masih tertinggal dari Liverpool yang dari laga ke laga semakin gacor. Alhasil, Arsenal dinilai lebih berpeluang menjuarai Liga Champions ketimbang Premier League.

Imajinasi indah ini pun sepenuhnya disadari oleh Thierry Henry. Sang legenda hidup percaya kalau di bawah tangan dingin Mikel Arteta, Arsenal bisa mengangkat Si Kuping Besar.

“Arsenal bisa menjuarai Liga Champions. Saya percaya mereka bisa. Kita sudah tahu bahwa persaingan Liga Premier sudah selesai, bila tidak ada hal-hal yang mengejutkan terjadi. Bila mau jadi juara, Arsenal harus siap melawan tim-tim besar” ujar Henry saat di CBS Sport Golazo.

Membaca Skema Juara Arsenal 

Omongan Henry memang terasa mudah di bibir, tapi untuk menuju ke sana? Ah, itu persoalan lain. Bukan sekadar langkah ringan, tapi medan pertempuran berat mesti ditempuh Arsenal. Klub-klub raksasa yang punya DNA UCL tak hanya akan jadi batu sandungan, tapi tembok raksasa yang boleh jadi menutup jalur Arsenal ke podium juara.

Mungkin Arsenal bisa menggasak PSV, tapi di babak selanjutnya raksasa Real Madrid menanti. Usai tertatih-tatih mengalahkan sang rival, Atletico Madrid di leg pertama, Los Blancos berpeluang lolos di babak berikutnya. 

Jika menghadapi Real Madrid, maka Arsenal bisa sedikit tersenyum manis. Lantaran klub yang beralamat di Highbury House ini punya catatan apik saat berjumpa El Real.

Sepanjang sejarah Liga Champions, takdir baru dua kali mempertemukan kedua tim. Kabar baiknya, Arsenal belum pernah kalah. Momen ini pernah terjadi di babak 16 besar Liga Champions musim 2005/06. Kala itu, Los Galacticos dipermalukan di hadapan 80 ribu lebih para Madridistas.

Thierry Henry jadi bintang kemenangan di Santiago Bernabeu lewat gol tunggalnya. Di leg kedua, Arsenal sukses menahan imbang Zinedine Zidane dengan skor kacamata.

Kesuksesan Arsenal di masa lampau ini bisa jadi modal moral yang bagus. Apalagi mengingat, musim ini Real Madrid nggak tampil superior. Kylian Mbappe dan kolega tampil angin-angin. Di Liga Champions musim ini, mereka sudah keok tiga kali selama fase liga.

Salah satu kekalahan menyakitkan terjadi saat ditekuk LOSC Lille dengan skor 1-0.  Jadi, bukan mustahil bagi Arsenal untuk menjungkalkan Real Madrid.

Jika sukses melewati hadangan raksasa asal Spanyol ini, maka di babak semifinal Arsenal bakal berjumpa raksasa lainnya. Merujuk bagan kompetisi, Bukayo Saka CS berpeluang bentrok vs Liverpool atau Paris Saint Germain.

Pasalnya, The Reds sudah meraih kemenangan di leg pertama kontra Les Parisiens. Tim besutan Arne Slot hanya butuh hasil imbang untuk lolos ke babak berikutnya.

Skema Arsenal vs Liverpool di babak semifinal pun diprediksi bakal mulus. Lantaran di fase delapan besar, Mo Salah dan kawan-kawan cuma bakal menghadapi pemenang antara Club Brugge atau Aston Villa. Di atas kertas, Liverpool jauh lebih unggul, kecuali mungkin ada keajaiban dari langit.

Publik pun menantikan duel sengit Arsenal dan Liverpool. Jika skema ini kesampaian, Arsenal lagi-lagi punya harapan untuk menang. Kalaupun belum bisa menyaingi The Reds di Premier League, maka balas dendam bisa dilakukan di ajang UCL.

Lalu jika berhasil melenggang ke partai final, tim mana yang bakal dihadapi oleh Arsenal? Anggaplah, nggak ada kejutan berarti, maka Barcelona, Borussia Dortmund, Bayern München, atau Inter Milan bakal jadi lawan di partai puncak. Los Cules dan The Borussians diprediksi bakal bertemu di perdelapan final.

Modal menang besar di leg pertama, bakal membawa Die Roten dan Nerazzurri bertemu di perdelapan final. Di semifinal, supercomputer Opta menjagokan Barcelona dan Inter Milan untuk saling adu kekuatan.

Arsenal vs Barcelona di Final

El Barca yang sedang on fire diprediksi bakal melibas Inter Milan. Jika hitung-hitungan sederhana ini berhasil, maka di partai puncak, kita bakal disuguhkan final ulang antara Arsenal vs Barcelona.

Memori pahit final Liga Champions 2006  lalu, bisa jadi pelecut semangat bagi Arsenal. Saat itu Meriam London harus bermain dengan 10 penggawa lantaran Jens Lehmann kena kartu merah.

Namun hebatnya, Arsenal unggul lebih dulu lewat gol sundulan Sol Campbell. Tapi sayangnya, dua gol dari Samuel Eto’o dan Juliano Belletti mengubur impian Arsenal.

Usai final menyakitkan ini, The Gunners tercatat 6 kali bertemu dengan Barcelona di UCL. Namun perlawanan Arsenal selalu kandas. Boleh jadi, tahun 2025 ini jadi tahun yang penuh tuah bagi Arsenal. Jika kembali jumpa di partai penghabisan, The Gunners pasti akan berjuang mati-matian untuk membuat sejarah.

Optimisme dan Dukungan untuk Mikel Arteta

Mikel Arteta sendiri menyadari betapa pentingnya menciptakan sejarah gemilang. Pria kelahiran San Sebastian ini nggak cuma mau dikenang sebagai pemain legendaris. 

Mikel Arteta sejak awal ingin menjadi yang terbaik, menjadi pelatih terbaik yang bakal membawa Arsenal berjaya.

“Tujuan dan motivasi saya adalah menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri, pelatih terbaik di dunia untuk Arsenal,” ucap sang pelatih muda dengan semangat membara.

Mikel Arteta pun berjanji akan membawa Arsenal mencapai level tertinggi. “Untuk mencapai tonggak sejarah yang benar-benar berarti, kami harus naik ke level yang jauh lebih tinggi,” ucap sang juru taktik.

Jamie Carragher pun mengakui kalau Mikel Arteta telah sukses melampaui ekspektasi banyak pihak. Legenda Liverpool ini pun berharap Arsenal bisa semakin naik level. Jamie Carragher juga menantang The Gunners untuk merawat dan memaksimalkan momentum. 

“Arteta telah melakukan pekerjaan luar biasa, tetapi sekarang saatnya mulai memenangkan trofi besar. Mereka harus mulai membangun momentum dan keyakinan bahwa mereka bisa memenangkan gelar ini. Jika tidak, musim ini akan terasa mengecewakan,” ucap pundit Sky Sports ini dilansir dari Bolanet.

Mikel Arteta pun menyadari kalau Arsenal selangkah demi selangkah telah menapaki tangga kesuksesan. Hanya tinggal menunggu waktu sembari berusaha lebih keras.

“Tim ini memang telah melakukan banyak hal yang belum pernah dilakukan selama bertahun-tahun atau bahkan dalam sejarah klub. Tapi itu bukan yang kami inginkan. Kami ingin lebih dari ini,” ujar sang pelatih.

Penutup

Optimisme Mikel Arteta ini pun membuat harapan para Gooners membumbung tinggi. Tentunya, menjadi juara Liga Champions untuk kali pertama bakal merubah arah sejarah The Gunners

Jika ulasan ini jadi kenyataan, maka Arsenal akan jadi salah satu  episode menarik di tahun yang ganjil ini. Dan kalaupun harus kembali menelan pahit kegagalan, toh kontrak Mikel Arteta masih sampai 2027.

Jadi, masih banyak kesempatan bagi Mikel Arteta untuk membuat sejarah manis di Emirates Stadium. Melihat kemajuan pesat Arsenal di bawah komandonya, bukan mustahil kalau dalam waktu dekat The Gunners sudah bisa mengangkat trofi kuping gajah.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru