Setelah mengamankan satu tiket ke EURO 2024, Timnas Portugal tampaknya berpesta untuk merayakan itu. Namun, bukan rahatan atau minum-minum, melainkan berpesta gol ke gawang Bosnia and Herzegovina. Tampil dengan skuad terbaik, Selecao Das Quinas melibas Bosnia lima gol tanpa balas.
Kemenangan ini memperpanjang rangkaian hasil positif Portugal di tahun 2023. Di bawah asuhan Roberto Martinez, Portugal belum terkalahkan. Lantas, bagaimana pelatih yang dianggap gagal bersama Belgia itu membuat Portugal tampil gahar di Kualifikasi EURO 2024?
Daftar Isi
Portugal Tunjuk Martinez Gantikan Santos
Seperti yang sudah dikatakan, pelatih asal Spanyol itu sempat dianggap gagal karena nihil gelar saat menukangi generasi emas Timnas Belgia. Namun, federasi sepakbola Portugal punya alasan tersendiri menunjuk Roberto Martinez sebagai pelatih.
Walaupun Martinez sejatinya bukanlah opsi pertama setelah Portugal memecat Fernando Santos pada akhir tahun 2022. Justru nama-nama seperti Andre Villas Boas, Ruben Amorim, hingga Jose Mourinho yang masuk dalam daftar calon suksesor Santos kala itu.
Nama-nama itu dianggap memiliki gaya bermain yang lebih atraktif dari apa yang ditunjukan Fernando Santos selama ini. Setelah dikerucutkan, Mourinho dipilih untuk menukangi Timnas Portugal. Namun, pelatih AS Roma itu menolak dengan hormat. Menurutnya, terlalu dini apabila dirinya menerima pinangan Portugal. Toh, ia masih khawatir dengan keadaan tim yang sedang tak baik-baik saja usai gagal di Piala Dunia 2022.
Setelah itu, federasi sepakbola Portugal menambahkan kriteria baru bagi calon pelatih Bruno Fernandes cs. Pelatih yang cocok harus memiliki ambisi yang kuat, berpengetahuan tinggi tentang sepakbola internasional, dan terbiasa menangani pemain-pemain bintang yang terkenal memiliki ego tinggi. Melihat karakteristik itu, Roberto Martinez akhirnya dipilih karena dianggap jadi sosok yang paling pas.
Kiprah Portugal di Kualifikasi EURO 2024
Namun, dengan track record yang dianggap buruk dan masalah internal yang sempat terjadi di kubu Timnas Belgia, Roberto Martinez diragukan. Beberapa pihak merasa kalau penunjukannya sebuah penurunan level. Karena sebelumnya Timnas Portugal dilatih oleh seorang jenius sepakbola yang dihormati di Portugal.
Well, tampaknya para pengamat bola terlalu dini menilai Martinez. Jika melihat apa yang sudah diperbuat untuk Selecao sejauh ini, mungkin mereka pantas untuk malu karena pernah merendahkannya.
Di bawah asuhan pelatih asal Spanyol itu, Portugal tampil galak bak singa yang selalu siap menerkam mangsa. Delapan laga sudah dilewati, Selecao das Quinas memperlihatkan kualitas yang sangat luar biasa baik di lini depan maupun lini belakang. Portugal bahkan menyapu bersih delapan laga di Kualifikasi EURO 2024 dengan kemenangan.
Jadi lebih menarik karena hasil yang diraih merupakan kemenangan-kemenangan telak. Seperti saat melibas Luksemburg sembilan gol tanpa balas. Menjadikannya kemenangan terbesar yang pernah diraih Portugal. Lalu menang 4-0 atas Liechtenstein dan mengalahkan Bosnia and Herzegovina lima gol tanpa balas.
Materi Skuad Mumpuni Plus Ronaldo
Sebetulnya siapa pun pelatihnya tak sulit untuk meraih kemenangan bersama Timnas Portugal. Wong mereka dianugerahi talenta sepakbola yang luar biasa setiap tahunnya. Tapi pemilihan pemain yang dilakukan Martinez cukup menarik. Selain memanggil seluruh talenta terbaik, Martinez juga mengkhususkan nama-nama tertentu.
Nama-nama langganan macam Rui Patricio, Ruben Dias, Joao Cancelo, Bruno Fernandes, hingga Danilo Pereira tetap berada dalam skuad. Martinez juga memadukan pemain-pemain tersebut dengan pemain muda macam Antonio Silva dan Joao Neves dari Benfica, Gonçalo Ramos dari PSG, serta pemain yang tengah naik daun di Liga Inggris, Pedro Neto.
Menariknya, Martinez tetap mempertahankan pemain-pemain yang sudah tak berkarir di Eropa, seperti Ruben Neves yang kini bermain di Al-Hilal dan Cristiano Ronaldo yang kini jadi ikon Al-Nassr. Khusus Ronaldo, pemanggilannya ke skuad tim nasional sempat jadi pertanyaan. Selain karena hanya bermain di Arab Saudi, usianya juga hampir menginjak 40 tahun.
Tapi Martinez punya alasan sendiri mengapa tetap memanggil Ronaldo. Menurut mantan pelatih Everton itu, pengalaman Ronaldo baik di klub maupun tim nasional jadi poin utama dalam pemanggilan kali ini. Terlebih, performanya masih terjaga di Al-Nassr. “Ronaldo telah bermain banyak menit dan mencetak banyak gol untuk klubnya. Dia juga punya banyak pengalaman bersama tim nasional dan dia menjadi referensi bagi para pemain muda,” ucap Martinez.
Keputusannya itu dirasa tepat. Ronaldo bahkan sudah mencetak sembilan gol dari tujuh pertandingan. Keberadaannya di skuad Portugal begitu penting. Bahkan bisa dibilang perannya lebih besar daripada sekadar pemain depan. Ia bisa menyeimbangkan suasana tim dan menjadi motivator.
Gaya Bermain Portugal di Tangan Martinez
Sementara untuk gaya bermain sendiri, Roberto Martinez tidak terpaku dalam satu taktik saja. Meski awal-awal ia kerap menggunakan skema tiga bek dalam skema awal 3-4-3, dalam empat pertandingan terakhir Martinez juga mencoba skema empat bek dalam susunan formasi 4-1-4-1, 4-1-3-2, dan 4-3-3.
Terus berubah-ubahnya susunan formasi Portugal juga menandakan kalau Martinez sedang meraba-raba racikan mana yang terbaik untuk Selecao das Quinas. Tapi, di sisi lain adaptasi yang terus dilakukan di setiap pertandingan membuat Portugal kaya akan taktik. Itu sempat dikatakan oleh Martinez di salah satu wawancaranya beberapa bulan lalu.
Menurutnya, Portugal harus selalu berusaha menang dengan fleksibilitas taktik. Bersama Portugal, Martinez bukan tipe pelatih yang begitu mempercayai sistem. Ia lebih mempercayai kualitas dan bakat yang dimiliki pemainnya. Jadi, ia akan menggunakan pemainnya sesuai kapasitas yang dimiliki pemain itu.
Meski jadi unggulan di Grup J, nyatanya Portugal bukan tim yang selalu menguasai bola. Contohnya saat melawan Slovakia Portugal kalah penguasaan bola di babak kedua. Di tangan Martinez, Portugal jadi tim yang adaptif. Mereka bisa jadi tim yang sangat ofensif atau menunggu untuk menyiapkan serangan balik yang berbahaya.
Bruno Fernandes tetap jadi motor serangan Portugal di era Roberto Martinez. Mungkin dia jadi pemain yang paling capek karena maju mundur untuk memastikan timnya melakukan transisi dari bertahan ke menyerang dengan baik. Bruno bahkan sudah terlibat dalam 12 gol Portugal di ajang kualifikasi EURO 2024.
Menuju Ujian Sesungguhnya
Yang terlihat mencolok adalah pertahanan Timnas Portugal yang makin kokoh. Dalam delapan pertandingan pertama Martinez, Ruben Neves dan kolega baru kebobolan dua gol saja. Itu juga didapat di satu laga saat menghadapi Slovakia beberapa hari lalu. Itu jadi angka yang mencolok mengingat Portugal kebobolan enam gol di lima pertandingan Piala Dunia kemarin.
Tentu ada berbagai faktor yang mempengaruhi itu. Salah satunya adalah komposisi lini bertahan Portugal. Martinez memiliki bek-bek kelas wahid dalam diri Ruben Dias, Gonçalo Inácio, João Cancelo, dan Diogo Dalot. Mereka merupakan pemain beratribut komplit. Selain memiliki kualitas bertahan yang ciamik, para pemain bertahan Portugal piawai dalam distribusi bola.
Tapi faktor yang cukup kuat adalah kapasitas tim lawan itu sendiri. Portugal asuhan Roberto Martinez belum menghadapi tim-tim terbaik macam Spanyol atau Italia. Ujian sesungguhnya baru akan dimulai di EURO 2024 nanti. Jika terus konsisten, bukan tidak mungkin mereka akan jadi kandidat kuat juara EURO 2024.
Sumber: The Analyst, The Daily Star, Portugoal, The Guardian