Sosok “Regista” dalam tubuh Chelsea kini telah tiada. Sang jenderal lini tengah yang kadang tak dihargai Chelsea bernama Jorginho Frello Filho itu, kini telah berganti jubahnya menjadi merah. The Gunners dipilih sebagai pelabuhan barunya.
Banyak faktor yang menyebabkan sang jenderal memilih berganti seragam. Di balik itu semua, lantas apa sih yang diharapkan Arsenal dan Arteta untuk pemain yang umurnya sudah menginjakan 31 tahun itu?
Anak Kesayangan Sarri
Gelandang elegan blasteran Brasil dan Italia ini mengawali karirnya dari akademi Hellas Verona saat ia berusia 15 tahun, namun karirnya meningkat pesat ketika hijrah ke Kota Naples bersama Napoli.
Namun selama di Napoli sejak 2014, karirnya tak langsung mentereng. Ia sering kalah saing dengan gelandang Napoli waktu itu macam Hamsik, Gargano, Gokhan Inler, maupun Behrami.
Moncernya Jorginho tentu berkat pelatih Maurizio Sarri yang datang menangani Napoli pada 2015/16. Tak pelak ia dianggap sebagai anak kesayangannya Sarri, karena sering dipercaya mengawal lini tengah Napoli sejak saat itu.
Pada tahun 2018, Jorginho memutuskan untuk ikut diboyong Sarri ke Chelsea. Sarri membutuhkan Jorginho sebagai otak dalam penerapan “Sarriball” di Stamford Bridge.
Sering Tak Dihargai Chelsea
Akan tetapi setelah Sarri pergi, pemain berkebangsaan Italia ini malah kerap menjadi bahan cemoohan dan jauh dari kata disegani. Padahal sebagai pemain tengah yang bermain di jantung permainan Chelsea, Jorginho memiliki peran yang amat vital.
Jorginho dengan segala kelebihannya kerap dipandang sebelah mata oleh pendukungnya sendiri. Tak khayal, sejak musim panas 2020 silam, namanya santer diberitakan akan didepak seperti Sarri.
Terlebih seperti dilansir dari Football London, ketika ia dikabarkan akan cabut ke Arsenal. Banyak fans Chelsea juga yang mengatakan “waktumu sudah habis” maupun “jual saja dia”.
Artinya, dari beberapa fakta ini saja sudah cukup menyimpulkan bahwa Jorginho memang kurang disegani sejak kedatangannya dari Napoli. Bahkan Jorginho sejak hengkangnya Sarri, sering di “boo” oleh fans, karena dianggap hanya sebagai anak emas Sarri, tak lebih dari itu.
Pada tahun 2020 perasaan tak dihargai itu pun diungkapkan langsung oleh Jorginho. Ia berkata “Saya menerima banyak kritikan selama di sini. Semua orang punya opini mereka masing-masing. Dan saya terkadang tidak sepakat dengan kritikan mereka,” kata Jorginho.
Apa yang Menyebabkan Jorginho Hengkang dari Chelsea?
Empat setengah tahun sudah ia di Stamford Bridge. Termasuk kategori pemain yang awet, meskipun kontraknya memang akan habis di akhir musim 2023 nanti. Kalau ia tak dilepas sekarang ia akan berstatus free transfer. Kecuali kalau Chelsea memang berniat memperpanjang kontraknya.
Namun, usianya yang menginjak lebih dari 30 tahun, memperpanjang kontrak Jorginho bukan ide yang bagus. Apalagi Chelsea yang kini dikuasai Todd Boehly tengah mengembangkan proyek baru. Hedon mendatangkan seabrek pemain. Salah satunya mendatangkan Enzo Fernandez di menit-menit akhir bursa transfer seharga 121 juta poundsterling.
Posisinya yang sama dengan Jorginho jelas mengancamnya. Masa Chelsea tidak mau memainkan Enzo, dan memilih Jorginho yang sudah tua? Lagi pula Jorginho juga tak masuk rencana Graham Potter ke depan. Itu terbukti karena Potter jarang sekali memainkan Jorginho.
Musim ini, ia baru bermain 25 kali, itu pun tidak full 90 menit. Menurut data Transfermarkt, Jorginho lebih sering diganti di babak kedua sebanyak 7 kali, dan sering juga hanya masuk sebagai pemain pengganti sebanyak 5 kali.
Arteta Jadi Faktor Kunci Jorginho Datang Ke Emirates
Untuk itulah, win-win solution dilakukan oleh pihak Chelsea dan Jorginho. Benar saja, tak usah menunggu lama ia akhirnya hengkang lebih cepat di bulan Januari. Dan sudah barang tentu, hengkangnya Jorginho pasti sudah ada klub yang mau menampungnya.
Arsenal cerdik memanfaatkan keadaan Jorginho di Chelsea. Mereka akhirnya masuk dengan penawaran sebesar 12 juta pounds plus add ons 2 juta pounds. Dan itu disetujui oleh pihak Chelsea.
Usut punya usut, dalam wawancaranya setelah pindah ke Arsenal, Jorginho mengaku jika sebenarnya sempat beberapa kali nyaris pindah ke Arsenal. Dia menilai keberadaan Arteta sangat vital.
“Arteta memiliki pengaruh yang besar. Karena saya tahu dia beberapa kali berusaha mendatangkan saya sebelumnya. Namun, hal itu tak terjadi karena alasan lain,” kata Jorginho di laman resmi klub.
Sebagai bukti, di bawah Mikel Arteta, Arsenal sering mencoba mengontrak Jorginho. Terutama ketika Jorginho mulai tak dihargai di Chelsea sejak musim panas 2020 lalu. Arteta, ketika menjadi asisten pelatih di Manchester City, juga sempat mencoba mengontraknya pada tahun 2018. Namun ketika itu Jorginho menolak, karena ingin ikut Sarri ke Chelsea.
Kedalaman Pivot Arsenal
Setelah benar-benar hijrah ke Arsenal, lantas apa yang diharapkan Arteta pada Jorginho? Tentu yang paling utama adalah mental juara serta kedalaman skuad.
Alih-alih mendapatkan Caicedo seharga 70 juta pounds, Arsenal dalam hal transfer bertindak smart dengan sukses mengikat pemain yang lebih murah, sudah terbukti, serta punya pengalaman yang luar biasa.
Ikatan kontraknya pun cerdik, hanya sampai 2024 plus opsi perpanjangan setahun. Artinya, Arteta mengerti betul ini adalah jalan singkat untuk memperkuat timnya dengan pemain yang lebih punya pengalaman.
Untuk komparasi performanya dengan gelandang Arsenal musim ini, Jorginho juga tak kalah mentereng. Menurut Opta, dari segi intercept, Jorginho tercatat lebih tinggi dengan 21 intercept. Sedangkan Partey hanya 19, serta Xhaka hanya 9. Artinya, dari segi bertahan dan melindungi bola, kedatangan Jorginho ini akan menjamin keamanan pertahanan bagi Arsenal.
Kini untuk kedalaman skuad Arteta di posisi pivot dalam skema 4-2-3-1, hanya tersisa Xhaka dan Partey. Kita tahu, Lokonga yang melawak kala melawan City di Piala FA, sudah dipinjamkan ke Crystal Palace.
Gelandang lainnya, Elneny juga dikabarkan menderita cedera lutut yang signifikan dan tak tahu akan absen berapa lama. Sampai di titik itu, Jorginho adalah jawaban yang tepat di tengah kompetisi yang padat dan target untuk juara.
Mental Juara Jorginho
Maklum, Arsenal kini sudah kadung berharap jadi juara Liga Inggris. Arteta dan Edu pun punya hasrat yang sama dalam mendatangkan Jorginho. Ya, sama-sama berharap Jorginho bisa menularkan aura dan mental juara bagi rekan-rekannya yang tergolong muda.
Menurut Arteta, Jorginho masih punya rasa lapar untuk juara lagi. Edu pun berkata demikian, bahwa Jorginho adalah seorang profesional sejati yang mapan dengan mentalitas juaranya yang kuat.
Kini Jorginho sudah memilih jalannya sendiri. Arteta pun sudah siap dengan rencananya. Dari yang sempat tak dihargai di Chelsea, Jorginho kini akan mengais asa meraih gelar Liga Inggris bersama Arsenal, guna melengkapi trofi yang selama ini ia idam-idamkan dalam sejarah karirnya.
Sumber Referensi : theathletic, coachesvoice, skysports, footballlondon, transfermarkt