Sumpal Mulut Pelatih Yordania! Asa Indonesia ke Semifinal Piala Asia U-23 Makin Terbuka

spot_img

Sungguh malam yang indah melihat Timnas Indonesia mengobrak-abrik Yordania di Piala Asia U-23. Permainan timnas sangat enak untuk ditonton. Meski pelatih Yordania punya rencana jahat untuk bungkam pasukan Coach Shin, toh mereka akhirnya dibuat malu layaknya Brunei Darussalam yang selalu dibantai timnas.

Para punggawa Garuda Muda kini makin menggila sejak melibas Australia. Jauh beda saat laga melawan Qatar. Mental mereka makin naik. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Sebelum melihat lebih jauh pencapaian fantastis timnas di Piala Asia U-23, alangkah baiknya subscribe dan nyalakan loncengnya agar tak ketinggalan sajian menarik Starting Eleven Story.

PR yang Dikerjakan

Menang atas negara langganan Piala Dunia, Australia tak membuat timnas Indonesia jumawa. Mereka tetap membumi dan berkaca bahwa PR masih banyak. Apalagi kalau berkaca di laga pertama melawan Qatar. Disamping dicurangi keputusan wasit, ada juga beberapa catatan penting lainnya bagi timnas.

Termasuk mental demam panggung sebagai tim debutan, lalu juga soal ketenangan dalam mengatasi tekanan dari lawan. Ditambah juga beberapa kecerobohan para pemain di kotak penalti. Terbukti di dua laga melawan Qatar dan Australia, Timnas dihukum dua penalti.

Nah, di laga melawan Yordania, beberapa hal tersebut nyatanya sudah makin berkurang. Timnas makin tenang dalam menghadapi tekanan lawan. Bahkan nih, timnas malah berani bermain atraktif menekan lawan.

Rencana Nekat Pelatih Yordania

Sebelum laga, pelatih Yordania Abdullah Abu Zema sudah punya rencana khusus untuk bungkam langkah Timnas Indonesia ke perempat final. Karena secara di atas kertas, Yordania masih punya peluang untuk lolos ke babak perempatfinal andai bisa mengalahkan Indonesia.

Maka dari itu, mau tidak mau Yordania harus menekan timnas sejak awal laga. Ya, pelatih Abu Zema telah berjanji akan bermain menyerang melawan timnas untuk cetak gol sebanyak-banyaknya.

Hal tersebut diakui oleh Zema sebagai rencana nekatnya demi lolos. Ia tak peduli Timnas Indonesia bermain bertahan ala parkir bus. Yang terpenting baginya adalah, bagaimana caranya agar timnya bisa menang dan menyingkirkan Indonesia.

Coach Shin Tak Punya Gambaran Tentang Yordania

Beda dengan Abu Zema yang menggebu, Shin Tae-yong memilih tenang dalam menghadapi laga. Jelang laga, pelatih berpaspor Korea itu malah mengungkapkan bahwa ia belum mendapat gambaran utuh tentang kekuatan Timnas Yordania. Ia mengaku baru sekali menyaksikan laga Yordania, yakni ketika melawan Australia.

Meski begitu, pelatih berusia 53 tahun tersebut akan tetap berusaha mempersiapkan timnya dengan baik. Termasuk memanfaatkan mental para pemain yang makin naik usai menang atas Australia. “Saya mengatakan kepada anak-anak saya bahwa, kami harus bermain dengan percaya diri. Karena hanya dengan cara tersebut kita bisa bangkit,” kata Coach Shin.

Mental anak asuh Coach Shin pasca melupakan laga kontroversial melawan Qatar, memang terbukti melaju pesat. Marselino Ferdinan dan kawan-kawan makin menikmati laga dan makin pede untuk bisa meraih kemenangan.

Perubahan Komposisi

Selain mental, Shin Tae-yong juga terus bereksperimen secara taktik dan komposisi tim. Termasuk memanfaatkan pemain naturalisasi Nathan Tjoe-A-On sebagai gelandang bertahan.

Eksperimen tersebut sebenarnya sudah dilakukan Coach Shin ketika melawan Australia ketika Jenner absen. Melihat potensi dan kecocokan Nathan di posisi tersebut, baik di sesi latihan maupun melawan Australia, Coach Shin pede tetap menempatkan Nathan di posisi gelandang bertahan dan berduet dengan Ivar Jenner.

Eksperimen tersebut membuahkan hasil. Berkat performanya yang berpengaruh bagi kemenangan besar timnas, Nathan pun banjir pujian netizen. Mantan pemain Swansea tersebut bahkan sempat dibanding-bandingkan netizen Indonesia dengan pemain Real Madrid, Federico Valverde.

Tak hanya Nathan saja sebenarnya yang berpengaruh bagi kemenangan telak timnas. Tampilnya Justin Hubner sejak awal laga juga berpengaruh. Meski ciptakan gol bunuh diri, Hubner sangat berpengaruh bagi solidnya pertahanan timnas. Hubner juga mampu menciptakan kenyamanan bagi bek timnas lainnya seperti Ridho maupun Ferrari.

Performa Pemain Lokal

Oh iya, selain Nathan, Jenner dan Hubner, jangan lupakan juga performa para pemain lokal. Ya, empat gol yang diciptakan timnas banyak berasal dari andil pemain lokal. Misal brace yang dicetak Marselino Ferdinan, maupun gol Komang Teguh dan Witan.

Gol roket Witan Sulaiman yang dipuji AFC sebagai gol masterclass itu berawal dari andil kapten Rizki Ridho dengan “umpan tanpa melihat”. Lalu jangan dilupakan juga andil lemparan ke dalam khas Pratama Arhan di gol Komang Teguh.

Pelatih Yordania Tak Berkutik

Performa para pemain lokal tersebut luput dari pengamatan pelatih Yordania. Abu Zema mengaku kaget dengan performa talenta lokal timnas tersebut. Awalnya, Abu Zema hanya berniat fokus untuk mematikan pemain naturalisasi timnas seperti Struijk, Nathan, maupun Jenner.

Abu Zema pasca laga mengatakan bahwa timnya benar-benar tak berkutik menghadapi gempuran Timnas Indonesia. Ia terjebak dengan rencananya sendiri yang ingin bermain lebih terbuka dan menyerang.

Selain itu, rencana Yordania untuk mencetak gol terlebih dulu juga kandas setelah terciptanya gol penalti Marselino. Abu Zema mengira Timnas Indonesia akan bertahan setelah gol Marselino. Namun justru sebaliknya. “Setelah unggul, Indonesia malah makin mengontrol permainan. Sementara itu, kami seperti tidak terlihat,” kata Abu Zema.

Jepang atau Korea Selatan?

Ya, bisa dikatakan kelolosan Timnas U-23 ke 8 besar Piala Asia U-23 ini bukanlah kebetulan. Mereka terbukti bisa menang dan lolos dengan cara yang fantastis. Babak 8 besar kini telah menanti. Timnas Indonesia U-23 menjaga peluang lolos ke semifinal.

Namun perjuangan mencapai semifinal akan makin terjal. Mereka akan dihadang oleh raksasa Asia lain, yakni Jepang atau Korea Selatan. Kedua negara tersebut akan bertarung untuk memperebutkan juara Grup B dan nantinya akan menjadi lawan Marselino dan kawan-kawan.

Namun kalau menurut Coach Shin, ia lebih memilih bertemu Jepang ketimbang Korea Selatan. Pasalnya Korea Selatan U-23 sekarang ini, dianggapnya lebih berbahaya dibanding Jepang. Coach Shin nanti rencananya akan memantau terlebih dulu laga Korea melawan Jepang.

Optimis Semifinal?

Namun kondisi timnas jelang 8 besar sepertinya tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Mereka kemungkinan harus ditinggal Nathan Tjoe A-On yang sudah kembali ke Eredivisie. Nathan hanya diizinkan satu minggu bermain di timnas oleh Heerenveen. Namun menurut kabar terbaru, ia masih meminta izin lagi supaya bisa membela timnas di perempat final.

Akan tetapi jika tak diperbolehkan, mau tidak mau Coach Shin harus mencari formula baru bagi timnas. Justin Hubner bisa dijadikan opsi untuk menggantikan Nathan di posisi gelandang bertahan. Sedangkan pos bek yang ditinggal Hubner bisa diisi oleh Komang Teguh.

Selain perubahan komposisi tersebut, Coach Shin harus tetap menjaga mental anak asuhnya. Jangan sampai kendor. Mereka tak boleh gentar hadapi Korsel atau Jepang. Tim sekelas Australia saja sudah mereka kalahkan kok, ngapain takut?

Kalau melihat secara mental dan permainan yang terus naik, harusnya sih optimis semifinal bisa tercapai. Atau jangan-jangan, timnas kita bisa mengulangi sukses Argentina juara dunia di Qatar? Kalah dulu di laga pertama, lalu bangkit tak terkalahkan hingga final. Hmmm… Bisa nggak ya?

Sumber Referensi : bola.net, antaranews, bola.okezone, bola.kompas, tvonenews, goal, tvonenews

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru