Di masa kariernya sebagai pemain profesional, nama Stefan Kuntz tidak sepopuler striker timnas Jerman lainnya. Meski punya gelar top skor Bundesliga 1986 serta top skor DFB-Pokal 1988 dan 1990, Stefan Kuntz tak mendapat panggilan timnas Jerman di Piala Dunia 1990.
Kuntz baru mendapat kesempatan membela Der Panzer di Piala Dunia 1994. Namun, setali tiga uang, dirinya hanya jadi cadangan abadi bagi Rudi Voller, Jurgen Klinsmann, Karl-Heinz Riedle, dan Ulf Kirsten. Tak mendapat panggilan ke timnas dan hanya menjadi penghangat bangu cadangan di 1994 jelas membuat Kuntz kecewa berat.
Bagaimana tidak, kala itu ia tampil begitu tajam bagi tim yang baru promosi ke Bundesliga, FC Kaiserslautern. Dari 1989 hingga 1995, Kuntz tampil sebanyak 170 pertandingan dan mencetak 75 gol. Ia adalah bagian dari skuad bersejarah Kaiserslautern yang menjuarai DFB-Pokal 1990, DFL-Supercup 1991, dan Bundesliga musim 1990/1991. Di musim itu, ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik Jerman.
Quiz No. 340 why did Stefan Kuntz missed Kaiserslautern’s match vs. Bayern Munich on September 7, 1991? pic.twitter.com/m7Wzvc0jle
— shahan petrossian (@sp1873) August 10, 2019
Stefan Kuntz akhirnya benar-benar baru diberi kepercayaan di Euro 1996. Dia mencetak gol penyama kedudukan di babak semifinal melawan Inggris dan mengantar Der Panzer menjadi juara. Kuntz memperoleh 25 caps selama membela timnas Jerman dari 1993 hingga 1997. Selama karier internasionalnya, ia mencetak 6 gol dan hebatnya, selama Kuntz tampil, Der Panzer tak pernah merasakan kekalahan (21 kali menang dan 4 kali imbang).
😉 Imagine shaking Queen Elizabeth II’s hand & then having the cheek to devastate her country at @wembleystadium in the UEFA EURO 1996 semi-finals 🇩🇪 🏆
🎂 Happy 58th birthday to the man who holds the @DFB_Team_EN record for the most caps without ever losing, Stefan Kuntz 🧢 pic.twitter.com/tFBWQuIHCZ
— FIFA.com (@FIFAcom) October 30, 2020
Tak lama setelah pensiun, Kuntz langsung terjun ke dunia kepelatihan. Namun, sama seperti karier profesionalnya, kariernya sebagai pelatih tidak berjalan sesuai harapan. Ia hanya melatih tim-tim kasta bawah seperti Karlsruher, Waldhof Mannheim, dan Rot Weiss Ahlen dari tahun 2000 hingga 2003 tanpa meraih satupun trofi.
Daftar Isi
Gagal di Klub, Stefan Kuntz Terpilih Menjadi Pelatih Timnas Jerman U-21
Kuntz kemudian berhenti menjadi pelatih dan memilih mempelajari sports management. Pada 8 April 2008, Kuntz kembali klub yang membesarkan namanya, FC Kaiserlautern untuk mengambil alih jabatan CEO. Di sana ia menjabat hingga akhir musim 2015/2016.
Selama masa vakumnya dari dunia kepelatihan, nama Stefan Kuntz seolah terlupakan. Hingga akhirnya pada Agustus 2016, ia direkomendasikan Hansi Flick yang kala itu menjabat sebagai direktur olahraga Jerman untuk menggantikan posisi Horst Hrubesch sebagai pelatih timnas Jerman U-21. Meski pernah dibuat kecewa oleh federasi, Kuntz tak bisa menolak permintaan Hansi Flick dan DFB. Kuntz kemudian resmi menjabat sebagai Der Trainer Jerman U-21 sejak 2016.
Kala itu, Kuntz datang saat prestasi timnas Jerman U-21 tengah menurun. Sejak menjuarai Euro U-21 tahun 2009 dengan skuad yang dihuni nama-nama seperti Manuel Neuer, Mesut Ozil, Sami Khedira, dan Mats Hummels, timnas muda Jerman belum pernah mencicip juara lagi. Bahkan, mereka gagal lolos ke Piala Eropa U-21 edisi 2011, dan terhenti di babak grup edisi 2013. Sementara di edisi 2015, Jerman terhenti di babak semifinal.
Kuntz Datang, Jerman U-21 3 Kali Beruntun Masuk Final Piala Eropa U-21
Akan tetapi, di bawah asuhan Kuntz, Jerman U-21 berbenah dan kembali meraih kesuksesannya. Kuntz menjawab kepercayaan DFB setahun setelah ia menjabat. Tak main-main, Ia langsung membawa timnya menjuarai Euro U-21 tahun 2017 di Polandia. Kala itu, Kuntz mengandalkan nama-nama seperti Serge Gnabry, Thilo Kehrer, dan Maximilian Arnold untuk menundukkan Spanyol yang lebih diunggulkan melalui gol tunggal Mitchell Weiser di babak final.
Germany U-21 | Wallpaper | Header #Ger #GermanyU21 #GERPOR #Eurocopa2021 #EURO2020 #EUROU21 pic.twitter.com/bKTvfBdgW9
— TF Sport Edit (@tf_sportedit) June 6, 2021
Dua tahun berselang, Kuntz kembali mengulang keberhasilannya. Ia membawa Jerman U-21 yang dihuni nama-nama seperti Alexander Nubel, Lukas Klostermann, dan Luca Waldschmidt mencapai babak final Euro U-21 di Italia. Namun di edisi tersebut, Spanyol berhasil revans. Gol Nadiem Amiri di akhir babak kedua tak cukup untuk mengejar ketertinggalan 2 gol dari Spanyol.
Germany at the U21 Euros before Kuntz was appointed: 2 finals, 1 title
Germany since Stefan Kuntz was appointed in 2016: Back-to-back-to-back finals, 2017 winners.
And he did all of that without having multiple world-class talents in his squad. Definition of underrated. pic.twitter.com/MJlWXOFWP7
— Germanyculture | ⚫️⚪️ (@Juppology) June 3, 2021
Kemudian di edisi paling anyar, yakni Euro U-21 tahun 2021 yang belum lama ini berakhir, lagi-lagi Stefan Kuntz kembali menunjukkan magisnya. Pelatih 58 tahun itu kembali membawa timnya mencapai babak final. Berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya, di edisi 2021, Timnas Jerman datang sebagai kuda hitam. Bukan tanpa sebab, di Piala Eropa yang diadakan di Hungaria dan Slovenia, mereka datang dengan nama-nama yang cukup asing.
Tak banyak nama bintang muda dalam skuad yang di bawa Stefan Kuntz. 7 pemain Jerman U-21 di fase gugur bahkan berasal dari tim divisi 2. Tak banyak pula yang sudah menjadi andalan di klubnya masing-masing. Hanya Ridle Baku dan Florian Wirtz yang sudah mendapat tempat reguler tim utama Mainz dan Bayer Leverkusen.
Ridle Baku at Euro U-21:
✅6 games
✅6 starts
✅2 goals
✅3 assists
✅12 key passes
✅2 big chances created
✅5 successful dribbles
✅15 tackles won
✅3 interceptionsMotM in the final against Portugal. Fantastic tournament by Wolfsburg’s versatile right-back! 🇩🇪 pic.twitter.com/M8lI8FsU2U
— Football Talent Scout – Jacek Kulig (@FTalentScout) June 6, 2021
Hal itulah yang sebelumnya mendapat kritik tajam. Meski Kuntz tergolong pelatih paling sukses di timnas Jerman U-21, ia dikritik karena hasil buruk sebelum mentas ke Piala Eropa 2021. Tak hanya itu, pernyataan Kuntz tentang kurangnya kualitas pemain dari generasi ini juga mendapat kritik tajam. Kuntz bahkan tercatat menyeleksi 70 pemain dalam 2 tahun terakhir untuk ia bawa ke ajang Euro.
Meski begitu, Kuntz menjawab kritikan itu dengan prestasi. Mengandalkan nama-nama seperti Niklas Dorsch, Markus Schubert, Florian Wirtz, Mergim Berisha, Ridle Baku, Arne Maier, dan Lukas Nmecha, timnas Jerman U-21 sukses mengalahkan tim favorit Denmark dan Belanda untuk kemudian berjumpa dengan unggulan pertama, Portugal di babak final.
Massive congratulations to Stefan Kuntz’s Germany U21 side for winning the European U21 Championship! Especially happy for Niklas Dorsch, who represented Bayern at youth and senior levels before leaving in 2018. pic.twitter.com/qWB3YAYsG3
— Bavarian Tweets 🏆🏆🏆🏆🏆🏆 (@BavarianTweets) June 6, 2021
Pada laga final yang berlangsung 6 Juni kemarin, Lukas Nmecha menjadi bintang timnas muda Jerman. Gol tunggalnya di menit ke-49 sudah cukup untuk mengantarkan Jerman U-21 menjuarai Piala Eropa U-21 edisi 2021. Gelar tersebut menjadi trofi kedua yang dipersembahkan Stefan Kuntz dalam 3 edisi final terakhir. Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa dan sebuah pembuktian dari seorang Stefan Kuntz yang dulunya merasa gagal sebagai seorang pelatih.
JAAAAAAAAAAAA! EUROPAMEISTER! 🖤❤️💛
Wir sind sooooo stolz auf euch, Jungs!⚽ 1:0 #U21EURO #GERPOR#U21 #HERZZEIGEN pic.twitter.com/WYaglZTHaH
— DFB-Junioren (@DFB_Junioren) June 6, 2021
Rahasia Sukses Stefan Kuntz Sebagai Pelatih Timnas Jerman U-21
Sebagai Der Trainer, Kuntz sejatinya tak punya pakem formasi tertentu yang ia terapkan di tim yang ia latih. Di Piala Eropa U-21 edisi 2017, timnas Jerman asuhannya bermain dengan formasi 4-1-4-1. Sementara dua tahun kemudian, Jerman tampil dengan formasi 4-3-3. Dan di edisi 2021 kemarin, Jerman tampil dengan beberapa formasi, seperti 4-2-3-1, 3-4-2-1, dan 4-3-3.
Germany will face Spain in the U21 Euro final—it’s a rematch of the 2017 final.
These teams 😍 pic.twitter.com/4GS9nR6tAZ
— B/R Football (@brfootball) June 27, 2019
Rahasia sukses Stefan Kuntz bukan sekadar taktik. Dibanding bermain dengan pakem tertentu atau taktik-taktik rumit yang harus diterapkan, Kuntz justru menyesuaikan dengan kebutuhan tim. Ia melihat dengan jeli kemampuan anak asuhnya dan menerapkan strategi sesuai dengan kapasitasnya.
Lebih dari itu, Kuntz juga punya pendekatan emosional dengan para pemainnya. Ia juga dikenal sebagai motivator yang baik. Tak ayal, rasa kekeluargaan dan kekompakan tim begitu terjaga. Kuntz dipuji karena hubungannya yang dekat dengan para pemain. Maka wajar bila kesolidan mereka bisa meruntuhkan tim-tim favorit juara.
“Setiap pemain memiliki kepercayaannya. Dia pelatih yang sangat cerdik secara taktis, dapat memotivasi kami, dan menghembuskan api ke dalam tim. Dia ingin kami memberi segalanya untuk satu sama lain. Saya pikir itu sebabnya kami sangat sukses,” kata Mergim Berisha dikutip dari DW.
Stefan Kuntz has reached his third final in his third tournament in charge of the U21 national team 🇩🇪 pic.twitter.com/DewrtF4eYT
— Bayern & Germany (@iMiaSanMia) June 3, 2021
Stefan Kuntz sendiri mengaku bahwa ia meminta anak asuhnya harus menjadi seperti “sekawanan hyena” untuk menjadi pemenang melawan tim favorit juara Portugal di final Euro U-21.
“Jika Anda menunjukkan kepercayaan pada tim, maka mereka dapat menunjukkan apa yang mereka mampu. Kami mengatakan bahwa kami akan membutuhkan hati singa dan mata elang hari ini, tetapi juga bahwa kami harus menjadi seperti sekawanan hyena; tidak ada yang tahan dengan mereka, tetapi mereka selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Saya sangat bangga dengan para pemain,” ujar Stefan Kuntz usai kemenangan 1-0 atas Portugal, dikutip dari bulinews.com
Bisa dibilang, apa yang dilakukan Stefan Kuntz di timnas Jerman U-21 bukan sekadar mengantar timnya juara, tapi juga memoles anak asuhnya menjadi calon bintang masa depan. Pasalnya, usai juara Euro U-21 kemarin, tak hanya Kuntz yang berbahagia, pencetak gol tunggal Jerman di babak final, Lukas Nmecha terpilih sebagai top skor berkat 4 golnya. Nmecha juga terpilih dalam daftar Team of the turnament bersama Nico Schlotterbeck, Ridle Baku, Niklas Dorsch, dan Arne Maier.
Lukas Nmecha receives the golden boot of the tournament pic.twitter.com/Ku0GbYFBgf
— Bayern & Germany (@iMiaSanMia) June 6, 2021
Stefan Kuntz Nyaris Terpilih Menjadi Pelatih Timnas Senior Jerman
Atas apa yang dicapai Stefan Kuntz di timnas Jerman U-21, Ia menjadi kandidat kuat untuk menggantikan posisi Joachim Low sebagai pelatih timnas senior Jerman. Kuntz sudah bukan sekadar calon kuat, tetapi juga sudah dijanjikan untuk mengisi posisi tersebut pasca Olimpiade Tokyo.
🇩🇪 Stefan Kuntz = two-time #U21EURO winner! 🥇🥇 pic.twitter.com/0EPjF7rZuW
— UEFA U21 EURO (@UEFAUnder21) June 6, 2021
Namun, apa yang dijanjikan federasi dan manajer umum DFB, Olivier Bierhoff ternyata tidak terwujud. Federasi sepak bola Jerman lebih memilih Hansi Flick sebagai suksesor Joachim Low yang akan mundur pasca Euro 2021. Hal tersebut tentu membuat Stefan Kuntz kecewa.
“Kami sepakat untuk melakukan percakapan, yang akhirnya tidak terjadi. Pada titik waktu tertentu, Hansi Flick muncul sebagai kandidat terpilih. Dalam hal ini, itu bisa dimengerti,” kata Stefan Kuntz dikutip dari bulinews.com
BREAKING: Hansi #Flick will become the new Germany national team head coach following @EURO2020 ✍️#DieMannschaft pic.twitter.com/2CpxjIsQSn
— Germany (@DFB_Team_EN) May 25, 2021
Ketika pada akhirnya DFB memilih Hansi Flick, jelas tak banyak yang bisa dilakukan Stefan Kuntz. Sebab, Hansi Flick adalah orang yang membawa Kuntz ke kursi pelatih Jerman U-21. Hansi bukan sekadar seniornya, tapi juga pahlawan dalam karier kepelatihan Kuntz.
Kini, yang bisa dilakukan Kuntz adalah menyelesaikan tugas teranyarnya dengan baik, yakni membawa timnya berlaga di Olimpiade Tokyo yang rencananya akan digelar bulan Juli hingga Agustus tahun ini. Stefan Kuntz diketahui masih terikat kontrak hingga akhir Juli 2023. Namun, kepada Bild, ia mengaku tengah meragukan masa depannya sebagai pelatih Jerman U21 dan berpikir untuk mundur usai Olimpiade Tokyo.
Stefan Kuntz will consider his future after this summer’s Olympics in Tokyo. Kuntz is under contract until 2023 and the DFB wants to keep him for the long term. Many clubs are attentive to Kuntz’s situation [@SPORT1] pic.twitter.com/M5GUTu4yqY
— Bayern & Germany (@iMiaSanMia) June 7, 2021
Namun terlepas dari sikapnya nanti, Kuntz telah memberi kita pelajaran berharga soal kerja keras. Kuntz yang terus diragukan dan dikecewakan, membalasnya berkali-kali dengan pembuktian di atas lapangan. Bukan tak mungkin bila dia berhasil meraih medali di Olimpiade nanti, nama Stefan Kuntz akan banyak dilirik klub top eropa.
***
Sumber Referensi: SuperSoccer, DW, BBC, Bulinews1, Bulinews2