Siapa Tokoh Utama Dibalik Kesuksesan Indonesia Lolos Piala Asia?

spot_img

Tujuh gol bersarang ke gawang Nepal. Dimas Drajad, Witan Sulaeman, Fachrudin, Saddil, Elkan Baggot, sampai Marselino Ferdinand bergiliran membobol gawang Nepal. Kebahagian itu bukan hanya kebahagian Indonesia yang berhasil melumat habis-habisan Nepal tujuh gol.

Namun, kemenangan telak atas Nepal juga membawa Indonesia ke Piala Asia untuk kali pertama setelah 15 tahun. Skuad Garuda melengkapi daftar 24 negara yang lolos ke Piala Asia 2023 sebagai salah satu dari lima runner-up terbaik putaran ketiga babak kualifikasi.

Ratu Tisha

Lantas jika muncul lagi pertanyaan siapa tokoh penting dibalik kesuksesan Timnas Indonesia? Sudah jelas jawabannya bukan Iwan Bule. Ini semua berkat perjuangan Nadeo CS dan doa seluruh masyarakat Indonesia.

Namun, ada yang menarik, seiring pujian AFC yang ditujukan pada Coach Shin, ada artikel dari Sportstars yang kembali mencuat. Artikel tersebut membahas tentang Ratu Tisha, mantan sekretaris jenderal PSSI yang berperan penting dalam penunjukan Shin Tae-yong sebagai pelatih timnas Indonesia.

Ratu Tisha memang sosok yang erat dikaitkan dengan kedatangan Shin Tae-yong ke Indonesia. Bahkan Coach Shin sempat menyebut nama Tisha sebagai alasannya mau melanjutkan tahap negosiasi dengan federasi sepakbola Indonesia

Namun, sebelum Coach Shin mau bernegosiasi dengan Indonesia, ada perjuangan yang Ratu Tisha tempuh. Wanita berusia 36 tahun itu mengaku bahwa ia berusaha melakukan segala cara untuk dapat menghubungi langsung Shin Tae-yong melalui jalur apa pun. 

Tisha bahkan terus memaksa pihak Shin Tae-yong agar dirinya bisa berbicara langsung dengannya. Usahanya itu membuat pelatih berkebangsaan Korea Selatan itu merasa penasaran dan bersedia memenuhi keinginan mantan Sekjen PSSI tersebut.

Pemaparan tentang visi misi sepakbola Indonesia dan bagaimana Indonesia membangun sepakbola yang disampaikan oleh Ratu Tisha membuat Shin Tae-yong tertarik. Dan akhirnya usahanya tak sia-sia, pelatih yang pernah membawa Korea Selatan mengalahkan Jerman di Piala Dunia itu resmi bergabung dengan Timnas Indonesia pada akhir 2019.

Awal yang Sulit

Shin Tae-yong direkrut oleh PSSI dengan kontrak selama empat tahun. Mantan pelatih Timnas Korea Selatan itu diminta untuk melatih Timnas Senior, Timnas U-23 dan Timnas U-19 sekaligus.

Awal kepemimpinan Shin Tae-yong ke Indonesia ternyata tak semulus yang diharapkan. Indonesia yang terserang badai Covid-19 pada awal tahun 2020, memaksa Coach Shin tak bisa langsung menangani skuad Indonesia secara maksimal. 

Bahkan, dilansir salah satu media Korea Selatan, JoongAng Ilbo, Shin Tae-yong dan 40 pemain timnas Indonesia U-19 harus menjalani latihan daring. Seluruh pemain pun tetap mengikuti anjuran Coach Shin untuk melakukan shuttle run dan memperbaiki pola makan.

Shin Tae-yong sebenarnya sudah membuat program agar Timnas U-19 bisa dibawa ke Korea Selatan untuk menjalani latihan, mengingat tingginya angka kasus corona di Indonesia. Namun, keinginannya ditolak PSSI yang punya pilihan untuk tetap menggelar pemusatan latihan di Indonesia saja.

Perlahan Shin Tae-yong mulai paham dengan federasi sepakbola Indonesia. Mungkin ia sadar bahwa ia tak lagi berada di Korea, melainkan ini Indonesia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Transformasi Timnas Di Bawah Coach STY

Seiring berjalannya waktu, bongkar pasang materi pemain pun telah dilakukan oleh Shin Tae-yong. Seperti yang dilakukan saat kualifikasi Piala Dunia awal tahun 2021 lalu. Coach Shin membawa nama-nama baru yang notabene belum memiliki jam terbang di laga internasional.

Meski minim pengalaman, performa mereka tak bisa dianggap remeh. Di laga perdana kontra Thailand, dengan semangat juang yang tinggi, mereka mampu menahan Thailand dengan skor 2-2.

Di atas kertas, Indonesia memasang formasi 4-2-3-1, namun formasi tersebut berubah menjadi 4-4-2 karena Indonesia bermain menunggu. Hal ini juga yang membuat skuad garuda harus kalah dalam penguasaan bola. 

Pemilihan striker pun sedikit berbeda, biasanya Shin Tae-yong memakai target man, namun saat kontra Thailand, ia justru memilih Kushedya yang lebih mengandalkan kecepatan.

Di AFF kemarin beda lagi. Coach Shin memang kerap mengubah-ubah formasinya, namun ia paling sering menggunakan formasi 4-3-3. Pria asal Korea Selatan itu juga memanggil beberapa pemain yang berbeda seperti, Elkan Baggot, Irfan Jaya hingga Ricky Kambuaya.

Shin Tae-yong mengadopsi taktik Pep Guardiola dengan mengandalkan Asnawi yang akan bergerak ke tengah ketika Timnas menguasai bola. Taktik ini sering digunakan Pep di City. Ia mengandalkan Joao Cancelo yang memiliki peran yang sama dengan Asnawi. 

Skema permainan ini diterapkan saat Indonesia berhasil menggasak Malaysia 4-1. Dengan Asnawi bergerak membantu lini tengah, itu membuat Arhan bebas bergerak ke depan untuk membantu serangan. Skema ini terbukti sukses, dengan Arhan berkontribusi di kedua gol Indonesia.

Efek Marc Klok dan Elkan Baggot

Jelang Kualifikasi Piala Asia, Coach Shin sadar, ia perlu amunisi tambahan dengan berusaha mendatangkan Jordi Amat, Sandy Walsh dan Shayne Pattynama sebagai pemain naturalisasi. Namun, sayang, terkendala dengan proses yang lambat, mereka gagal bergabung dengan rombongan timnas berangkat ke Kuwait.

Shin Tae-yong pun kembali mengubah formasi Indonesia. Kali ini ia memakai formasi tiga bek dengan memasang Baggot sebagai bek tengah. Hebatnya, Indonesia yang bermain menggunakan formasi tiga bek justru menampilkan pertahanan yang rapi.

Di ajang kualifikasi Piala Asia kali ini, Baggot menunjukan perbedaan kualitasnya. Berbekal umpan-umpan akuratnya ia piawai membangun serangan dari bawah. Kolaborasinya bersama Fachrudin dan Rizky Ridho pun tampak solid di area pertahanan.

Formasi tiga bek yang didukung dengan kedua bek sayap juga membuat Marc Klok tak perlu susah payah turun menjemput bola. Ia bisa lebih fokus untuk mengatur tempo dan sesekali membantu serangan. Dalam mode bertahan intersep-intersep dari Klok juga sangat membantu pertahanan Indonesia.

Selain itu, skema kick off yang dipakai Indonesia juga menarik. Skema yang katanya meniru Real Madrid itu berjalan dengan baik kala melawan Kuwait. Berkat umpan terukur dari Marc Klok. Indonesia bisa memenangkan penalti. Klok yang ditunjuk sebagai algojo berhasil menjalankan tugas dengan baik sekaligus memompa semangat tim.

Dibayar Tuntas dengan Lolos ke Piala Asia!

Shin Tae-yong membangun skuad Timnas Indonesia sebagai tim yang kompak dan memiliki pola permainan yang tertata. Pelatih asal Korea Selatan itu juga mampu memaksimalkan setiap peran yang diambil oleh masing-masing pemain. 

Contohnya bisa kita lihat bagaimana transformasi Elkan Baggot yang performanya jauh meningkat ketimbang di AFF lalu. Ia tampil lebih tenang dan nyetel di kualifikasi Piala Asia. Selain itu kita juga bisa melihat Witan, Saddil,  Asnawi dan pemain muda lain makin matang dalam hal permainan.

Dampak yang diberikan Shin Tae-yong kepada Timnas Indonesia boleh dibilang lebih cepat dibanding ketika diasuh Luis Milla. Meski masih jauh dari tujuan utama..

Lolosnya Timnas Indonesia ke Piala Asia jadi kado terindah di tengah isu miring yang menerpa Shin Tae-yong. Tentu kita semua sepakat, jika Coach Shin yang meloloskan Indonesia ke Piala Asia, ia juga yang harus menangani skuad Garuda di Piala Asia 2023 nanti.

https://youtu.be/HScIp1o598A

Sumber: Sportstars, Ruangtaktik, JoongAng Ilbo, Indosport, Transfermarkt

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru