Kaya Raya, Kenapa Newcastle Tak Jor-Joran Beli Pemain?

spot_img

Pasca diakuisisi Public Investment Fund (PIF), Newcastle United sukses bertransformasi menjadi tim kaya raya. Dengan kekuatan finansial yang super dari pemiliknya yang tajir melintir, Newcastle United bisa saja mendatangkan pemain mana pun yang mereka inginkan

Kalau dilihat, Newcastle ini kekayaannya bahkan melebihi apa yang dipunyai City maupun PSG yang selalu memboyong pemain mahal. Namun, The Magpies tampak kesulitan untuk mendatangkan pemain-pemain mahal. Kok bisa?

Operasi Musim Dingin

Sebenarnya Newcastle tidak sulit-sulit amat mendatangkan pemain Pada bursa transfer Januari saja, Newcastle sudah mendatangkan lima pemain anyar sekaligus. Itu juga membuat mereka jadi tim terboros di Liga Inggris pada bursa transfer musim dingin lalu.

Dengan datangnya lima pemain itu, skuad Newcastle jadi penuh. Apalagi mereka hanya bisa melepas satu pemain. Padahal Liga Inggris hanya mengizinkan setiap klub mendaftarkan 25 pemainnya. Oleh sebab itu, Newcastle akhirnya mengambil jalan pintas dengan mencoret pemain yang tak dibutuhkan, seperti Jamal Lewis, Ciaran Clark, dan Isaac Hayden.

Di bursa musim dingin kemarin, Newcastle United kalau ditotal sudah merogoh koceknya sekitar 94 juta pounds untuk mendatangkan 5 pemain baru itu. Kini, angka belanja Toon Army di bursa transfer musim panas ini mungkin bakal menyusut. Newcastle barangkali hanya akan mendapatkan dana di kisaran 60-80 juta pounds untuk dialokasikan membeli pemain baru.

Pelatih Newcastle, Eddie Howe menilai jika timnya kali ini mesti menunjukan kekuatan finansialnya dahulu andai tak ingin terjerat peraturan Financial Fair Play (FFP). Nah, ini dia biang masalahnya, Financial Fair Play. Apakah PIF yang kaya raya itu bisa mengakali kebijakan yang bernama Financial Fair Play itu?

Faktor Financial Fair Play

Dengan adanya peraturan FFP, Newcastle terpaksa mengikuti batasan aturan tersebut. Mengeluarkan uang banyak seperti City pada masa awal akuisisi Uni Emirat Arab bukan opsi terbaik bagi Newcastle. Meskipun di atas kertas hal itu sepele. Pasalnya uang yang dikeluarkan dalam satu jendela transfer akan berpengaruh pada stabilitas di bursa transfer berikutnya.

Jika melanggar FFP tentu saja resikonya akan buruk bagi kelangsungan klub. Itu juga akan berimbas pada denda atau pengurangan poin. Maka dari itu, mereka menghindari beberapa transfer dengan biaya tinggi sebelum kondisi klubnya beres.

Bahkan Newcastle memilih menghindari merekrut pemain gratis seperti Pogba maupun Rudiger. Karena sekalipun gratis, kedua pemain itu memiliki gaji yang tinggi. Dan struktur gaji Newcastle tengah amburadul lantaran pemasukan klub yang tak seberapa.

Hal itu berbeda dengan Manchester City yang pada awal pengambilalihan klub langsung dapat beberapa suntikan dana dari sponsor sebesar seperti maskapai Etihad. Pemasukan yang tertera dalam pembukuan klub itulah yang mendukung klub mengeluarkan kocek berlebih untuk pemain bintang.

Bisa saja sih Newcastle meminta perusahaan dari Arab Saudi seperti Aramco atau Saudia untuk jadi sponsor, tapi itu mungkin belum bisa. Karena sekarang ada aturan ketat dalam hal pembatasan nilai sponsor yang masuk. Apalagi Newcastle sendiri juga sudah terikat kontrak dengan mitra sponsor yang ada. Kecil kemungkinan memutus kontrak sponsor tersebut, karena juga akan memakan biaya dan berdampak negatif pada perhitungan FFP mereka. Namun, segalanya masih terbuka bagi PIF dan Newcastle untuk bisa mencari celah.

Step By Step

Terlepas dari ganjalan FFP, Newcastle kini sudah memiliki rencana jangka panjang untuk membangun tim secara bertahap. Bukan tidak mungkin proses pembangunan ini akan menjadikannya juara Liga Inggris di musim-musim mendatang seperti City.

Demi sampai ke sana, akuisisi saja tidak cukup. Selain urusan transfer pemain, Newcastle perlu melakukan pengembangan di internal klub. Mereka mesti memulai langkah yang tepat dengan menunjuk aktor penting yang dipercaya untuk dijadikan pondasi bagi pengembangan klub.

Penunjukan Dan Ashworth menjadi langkah yang bagus. Perannya sebagai direktur olahraga telah terbukti jenius dalam menangani sebuah klub. Ashworth notabene adalah mantan direktur teknis Asosiasi Sepak Bola Inggris dan juga mantan direktur teknis Brighton And Hove Albion. Ashworth di Newcastle telah diberi tugas untuk memastikan klub mewujudkan ambisi besar pemilik yang baru.

Dalam jangka panjang, Ashworth diminta membangun Newcastle menjadi lembaga olahraga elit dengan mendirikan departemen baru, membawa staf yang kompeten, merombak dan memodernisasi infrastruktur klub, serta menyampaikan ide-ide segar bisnis bagi klub.

Prospek itu tentu membutuhkan waktu dan tidak instan. Bahkan City pun mengalami hal yang sama. Bedanya kini Newcastle harus bertahap dan hati-hati karena aturan sudah berubah. Ashworth akan fokus terlebih dahulu untuk memastikan bisnis Newcastle berjalan sesuai dengan rencana.

Baru setelah semua bisnis berjalan lancar seperti para sponsor baru yang sudah mulai masuk, struktur gaji yang sudah stabil, dan juga segi pemasukan dan pengeluaran klub sudah stabil, barulah Newcastle bisa tancap gas.

Pemain yang Diincar

Meski aturan FFP tersebut coba dipatuhi, Newcastle rupanya akan tetap berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan transfer efektif demi kebutuhan klub musim panas ini. Pasalnya, Newcastle juga harus mengubah komposisinya agar lebih kuat. Minimal bisa masuk ke zona Eropa, setelah sebelumnya hanya finis di peringkat 11 liga.

Di bursa transfer musim panas ini, Newcastle bisa saja merekrut 3-5 pemain. Steve Bootman dari Lille, Moussa Diaby dari Leverkusen, Hugo Ekitike dari Reims, serta Gelandang Lyon, Lucas Paqueta adalah nama-nama yang punya kans besar hijrah ke St James Park musim depan.

Pemain gratis dengan gaji yang terjangkau macam Lingard pun juga sedang dijajaki manajemen Newcastle. Terlepas dari beberapa incarannya, langkah pertama pergerakan transfer musim panas ini pun membuahkan hasil. Sean Longstaff, Fabian Schar dan Paul Dummett sudah menandatangani kontrak baru. Kemudian mereka juga melakukan pembayaran permanen pada Matt Targett dari Aston Villa senilai 15 juta pounds.

Dengan itu, maka kini Newcastle akan memiliki 32 pemain di kubu mereka. Dengan total kuota skuad yang bisa didaftarkan musim depan hanya 25 pemain, maka dari 32 pemain itu harus ada 8 pemain yang dikorbankan The Magpies. Itu pun kalau tidak ada pemain baru yang masuk.

Maka dari itu, Newcastle akan cuci gudang untuk membuang beberapa pemain, seperti Lascelles, Manquillo, Gayle, Ritchie, Hayden, Clark, maupun Fernandez. Eddie Howe pun sudah berbicara secara pribadi dengan para pemain tersebut. Di mana Howe juga mengatakan bahwa dirinya hanya akan membawa beberapa pemain yang hanya ia pertahankan saja pada latihan pra-musim pertamanya bulan Juli nanti.

Bagaimanapun jendela transfer baru saja dibuka, segalanya bisa terjadi. Namun yang lebih penting yakni perombakan Newcastle telah berada pada cetak biru yang realistis. Penguatan skuad Newcastle dilaksanakan dengan sifat bertahap, sembari mengencangkan sisi bisnis dan internal tim. Bersabarlah! Newcastle pelan-pelan sedang menyusun puzzle-nya sebagai salah satu klub sultan.

https://youtu.be/nFhDzud5cy8

Sumber Referensi : theathletic, theathletic, skysports

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru