Siapa Diuntungkan dari Format Baru Liga Champions?

spot_img

Akhir Liga Champions musim ini masih panjang. Namun klub-klub sudah mengawang-awang bagaimana ya Liga Champions di musim depan? Pasalnya secara format Liga Champions telah berubah total.

Terlepas dari tetek bengek kontroversi yang ada, ternyata ada secercah harapan di format Liga Champions musim depan. Ya, pesertanya akan ditambah. Artinya akan ada kesempatan untuk berlomba-lomba mendapatkan jatah tambahan tersebut. Lalu cara mendapatkannya bagaimana?

Format Baru Dikecam

Sebelum mengetahui caranya, alangkah baiknya mengetahui dahulu seluk-beluk format baru Liga Champions yang diketok palu oleh UEFA ini. Meskipun katanya penuh pertimbangan dan memperhatikan konsep kesejahteraan dan kesetaraan, namun tetap saja format baru tersebut menuai banyak kecaman.

“UEFA, kamu jahat terhadap para pesepakbola,” kata Pep Guardiola. Menambah tim peserta, dan mengubah sistem, otomatis akan memperbanyak jumlah laga. Hal tersebut dinilai jadi awal perbudakan baru bagi para pemain di saat jadwal liga domestik mereka juga sama padatnya.

Mungkin tak hanya Pep saja yang ngomong seperti itu. Banyak pesepakbola dan pelatih lainnya yang juga sudah berkoar tentang format Liga Champions yang baru ini. Namun apa daya, UEFA yang angkuh itu tetap saja ngeyel melaksanakannya musim depan.

Format dan Tambahan Kuota

Nasi telah menjadi bubur, lupakan saja kontroversi format baru tersebut. Karena ada hal lain yang lebih menarik untuk disorot. Dengan sistem baru, Liga Champions musim depan tak hanya diikuti 32 tim, melainkan 36 tim. Artinya ada kuota tambahan untuk empat tim.

Nantinya, ke-36 peserta tak lagi bertarung dengan sistem grup yang berisi empat klub. Melainkan dengan sistem seperti liga atau single group. 36 tim tersebut tak semuanya bertemu. Masing-masing tim hanya akan bertemu 8 tim lainnya yang akan diundi, terdiri dari 4 laga tandang dan 4 laga kandang.

Bayangkan, betapa banyaknya laga yang akan dihelat dengan sistem tersebut. Terkonfirmasi dengan sistem itu jadwal laga akan bertambah dari 125 menjadi 189 laga. Duh, betapa capeknya para pemain.

Tidak ada sistem degradasi dan promosi seperti halnya liga. Peringkat 1 sampai 8 akan lolos otomatis ke 16 besar. Sementara itu, tim peringkat 9 sampai 24 akan bersaing lagi di laga playoff dengan sistem kandang-tandang guna memperebutkan delapan jatah sisa ke 16 besar.

Ya, format ini sungguh berbeda dari sebelumnya. Banyak pandangan, ruh atau taste Liga Champions yang sebenarnya akan sirna dengan sistem seperti ini. Kalau kata Ilkay Gundogan, format ini sama halnya dengan European Super League dikecam oleh UEFA.

Cara Dapat Jatah Tambahan

Namun menurut UEFA, format ini malah menguntungkan bagi klub-klub lain yang belum punya kesempatan tampil di Liga Champions. Ya, karena tambahan empat kuota yang disediakan pasti akan jadi rebutan.

Kuota tambahan pertama diperuntukan untuk klub peringkat ketiga dari liga yang menempati koefisien peringkat kelima UEFA. Kalau melihat posisi sekarang ini, berarti yang berhak mendapatkan jatah tambahan pertama adalah peringkat ketiga dari Ligue 1. Pasalnya Ligue 1 (13250) masih bertengger di posisi kelima koefisien UEFA diatas Eredivisie (9800)

Dengan peluang tersebut, Ligue 1 musim depan berpotensi mengirimkan tiga wakilnya di Liga Champions. Klub yang sedang berada di papan atas Ligue 1 seperti Breast, Monaco, Nice, Lille, maupun Lens kini akan saling sikut mendapat jatah tambahan tersebut.

Sementara kuota tambahan kedua akan menjadi milik juara via jalur “Champions Path” di fase kualifikasi. Jalur “Champions Path” ini adalah jalur yang diikuti oleh para juara liga domestik di negara yang berperingkat 10 ke bawah koefisien UEFA. Misal juara Liga Swiss, Ukraina, Kroasia, Denmark, dan lain-lain.

Sedangkan untuk dua tiket tambahan berikutnya akan diberikan kepada dua tim peringkat lima di liga dengan performa kolektif Eropa terbaik musim sebelumnya. Liga mana pun yang bisa mendominasi Liga Champions, Liga Europa, maupun Conference League musim ini akan dapat jatah tambahan ini.

Siapa Berpeluang?

Maka dari itu, kini liga-liga top Eropa sedang berlomba-lomba supaya dapat mendominasi ajang-ajang Eropa musim ini demi tiket tambahan. Misal jika aturan ini sudah diterapkan musim ini, yang dapat jatah kuota tambahan adalah Liga Inggris dan Liga Italia.

Pasalnya berdasarkan performa kolektif Eropa musim lalu, kedua liga tersebut yang tertinggi. Kita tahu sendiri bahwa City berhasil jadi juara Liga Champions, sementara West Ham berhasil jadi juara Conference League. Sementara wakil Italia seperti Inter, Roma, dan Fiorentina, berhasil tampil di tiga partai puncak kompetisi Eropa.

Dengan kondisi tersebut, berarti otomatis peringkat lima Liga Inggris dan Italia musim lalu, Liverpool dan Atalanta berhak mendapat jatah tambahan tersebut. Namun, musim ini kondisinya telah berubah.

Menurut data UEFA per Februari 2024, peringkat koefisien performa Eropa yang teratas sementara ini adalah Liga Italia (15.571) dan Liga Jerman (14.500). Liga Inggris sendiri malah turun di posisi ketiga (13.875). Dengan kondisi sementara seperti ini, peringkat kelima dari Liga Italia dan Liga Jerman-lah yang akan dapat kuota tambahan.

Bisa Berubah

Namun kondisi itu masih bisa berubah. Tergantung liga mana yang bakal mendominasi di akhir musim nanti. Semakin sedikit tim di kompetisi Eropa, semakin kecil peluang untuk mencetak poin koefisien performa untuk bersaing memperebutkan kuota tambahan.

Ini akan menjadi perlombaan sengit antara Liga Italia, Jerman, dan Inggris yang nilai koefisiennya ketat. Serie A kini masih menempatkan tujuh wakilnya di tiga kompetisi Eropa hingga babak 16 besar. Sedangkan Bundesliga, dari total tujuh wakilnya masih tersisa lima di babak 16 besar. Kalau Inggris, meskipun mengirimkan delapan wakilnya, kini masih tersisa enam tim di babak 16 besar.

Nilai koefisien performa Eropa itu bisa berubah, apabila satu per satu wakil dari Serie A, maupun Bundesliga berguguran di babak 16 besar, wakil Inggris bisa saja berpeluang menyodok.

Lalu apakah yang berpeluang memperebutkan dua jatah tambahan itu hanya Serie A, Bundesliga, dan Liga Inggris saja? Lalu bagaimana dengan La Liga? Harap maklum, kini La Liga hanya berada di koefisien performa Eropa kelima (13.187). Dari total delapan wakilnya di ajang Eropa, kini tinggal lima wakil negeri Matador yang tersisa di babak 16 besar.

Itu menjadi faktor kenapa La Liga anjlok posisinya di koefisien performa Eropa. Namun apabila lima wakil yang tersisa tersebut bisa bertahan hingga partai puncak, bisa saja mereka menggeser posisi liga-liga lainnya.

Ya, di tengah kecaman terhadap format baru Liga Champions musim depan, ternyata menyimpan keseruan tersendiri bagi para klub yang ingin tampil. Serie A, Bundesliga, Premier League, hingga La Liga, kini sedang saling sikut guna memperebutkan kuota ekstra itu. Namun kalau menurut Football Lovers, siapa nih yang akhirnya mendapat jatah dua tempat tambahan tersebut?

Sumber Referensi : espn, uefa, goal, uefa, transfermarkt, skysports, sportingnews

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru