Stadion adalah representasi dari klub atau sebuah kota atau bahkan jadi ikon negara. Dalam pada itu, Indonesia punya Stadion Gelora Bung Karno. Stadion terbesar di dunia pada masanya ini sudah resmi berdiri sejak 1962. Sejak saat itu juga, GBK lekat dengan Timnas Indonesia.
Namun belum lama ini, PSSI berencana memindahkan markas Skuad Garuda ke Jakarta International Stadium. Kabar ini pun menuai polemik sengit di akar rumput. Banyak yang setuju dan tentu banyak juga yang tidak. Lantas, apa alasan PSSI ingin menjadikan JIS sebagai home base Timnas Indonesia?
Polemik GBK Sebagai Markas Timnas Indonesia
Selama ini Timnas Indonesia sudah bermain di puluhan stadion megah yang tersebar di Tanah Air. Namun Gelora Bung Karno masih jadi yang paling favorit. Pasalnya, stadion yang diambil dari nama Presiden pertama RI ini punya vibes yang berbeda. GBK dinilai sebagai rumah yang pas lantaran ikatan emosional.
Kita yang pernah menyanyikan Indonesia Raya dan Tanah Air Beta, pastilah mengerti nuansa di GBK melampaui kata-kata. Perasaan seperti inilah yang hampir mustahil didapat ketika menyaksikan timnas main di stadion lain. Namun di sisi lain, fans juga kerap dibuat kecewa lantaran GBK yang agung punya minus di persoalan rumput. Apalagi kalau baru dipakai konser, acara kampanye, politik, dan lainnya.
Penggunaan GBK di luar sepak bola ini pun membuat netizen punya alasan untuk nyinyir. Pengelola stadion GBK disebut mata duitan yang nggak profesional.
Pindah ke JIS Karena Agenda Timnas Padat
Masalah GBK yang berlarut-larut ini akhirnya membuat PSSI berpikir dua kali. Federasi yang diketuai Erick Thohir pun mau nggak mau mencari alternatif. Apalagi dalam waktu dekat Timnas Indonesia punya agenda yang super padat. Butuh stadion dengan kualitas Grade A agar Skuad Garuda bisa tampil maksimal.
Malu dong kalau sampai markasnya dikatai bak kandang sapi lagi? PSSI pun mengalihkan pandangan ke Jakarta International Stadium alias JIS. Stadion ini dinilai layak jadi markas baru Timnas Indonesia. Belum lagi, sejauh ini stadion berkapasitas 82 ribu penonton dan tanpa lintasan atletik ini sangat jarang dipakai.
Kocaknya, JIS kerap disewakan untuk Fun Football bapak-bapak. Sangat disayangkan sekali kan, kalau stadion yang digadang-gadang jadi markas Persija Jakarta ini seolah cuma jadi hiasan megah?
Beberapa kali juga toh netizen Tanah Air melontarkan aspirasi terkait JIS. Stadion ini dinilai patut dipakai untuk setidaknya laga FIFA Matchday Timnas Indonesia. Namun saat itu PSSI seolah tutup kuping. Nah kini, tampaknya Erick Thohir pun berpikir lain dengan ingin nyoba JIS jadi markas timnas.
Apalagi stadion yang atapnya bisa dibuka-tutup ini punya kualitas rumput yang oke. Kalaupun masih ada kekurangan, pengelola JIS disebut lebih cakap dan sat-set saat berbenah.
Rencana memindahkan markas Timnas Indonesia ini pun serius dijajaki oleh PSSI. Erick Thohir sudah ngobrol empat mata dengan Pramono Anung selaku Gubernur DKI Jakarta.
“Kalender timnas itu padat. Dari Juni hingga Juli ada Piala Presiden, kualifikasi U-17, U-20, hingga pertandingan Timnas Senior dan Timnas Putri. Tidak mungkin GBK digunakan terus-menerus karena dapat merusak kualitas lapangan,” ucap Ketum PSSI kepada awak media.
Namun rencana penggunaan JIS ini kemungkinan besar bukan cuma untuk jangka pendek, melainkan juga untuk waktu yang lebih panjang. Hanya saja, sebelum dipakai, PSSI ngode ke pemerintah DKI agar ada perbaikan untuk masalah akses ke stadion. Mengingat persoalan yang satu ini memang masih jadi keluhan yang belum rampung diurus. Pramono Anung pun memberi angin segar.
”Kami membahas secara khusus mengenai salah satu keinginan PSSI untuk menggunakan JIS secara lebih rutin. Untuk itu, maka harus dilakukan pembenahan, perbaikan infrastruktur transportasi agar lebih mudah sampai di JIS,” terang Gubernur DKI Jakarta itu.
Sempat Diseret ke Urusan Politik
PSSI sebenarnya sempat memakai JIS sebagai venue Piala Dunia U-17 2023. Ketika itu penggunaan stadion yang dibangun dengan biaya 4,5 triliun rupiah ini diseret ke urusan politik. Pasalnya, JIS merupakan janji kampanye Anies Baswedan yang berhasil ditepati. Eks Gubernur DKI ini dinilai sebagai antitesa pemerintah pusat.
Sementara event Piala Dunia U-17 merupakan hajat besar PSSI yang disokong pemerintah pusat. Alhasil, saat itu JIS sempat dinilai nggak layak dan harus direnovasi terlebih dahulu.
Padahal PSSI sendirilah yang mengajukan JIS ke FIFA untuk jadi venue event. Karena pada saat yang bersamaan, GBK nggak bisa dipakai. Kalian mungkin masih ingat, kenapa GBK pada akhirnya nggak bisa jadi venue? Ya, ketika itu GBK di-booking untuk konser Coldplay.
Pro Kontra JIS jadi Markas Timnas Indonesia
Setelah sekian waktu berlalu, lagi-lagi penggunaan JIS menimbulkan pro dan kontra. Kali ini memang nggak seruncing yang sudah-sudah. Tapi tetap saja yang namanya perdebatan tetaplah perdebatan. Kali ini polemik dominan timbul di kalangan suporter dan warganet Tanah Air.
Salah satu suara protes datang dari Jakmania yang ogah klub kesayangan mereka terus-terusan jadi pengembara. Pihak manajemen Persija sudah menyepakati MoU dengan Pemprov DKI. Tim Macan Kemayoran resmi menjadikan JIS sebagai home base untuk musim depan.
Kerja sama ini pun membuat klub yang berdiri sejak 1928 ini merasa lega. Situasi bahagia ini dirusak oleh pertemuan Erick Thohir dan Pramono Anung yang menginginkan JIS sebagai rumah Timnas Indonesia. Para Jakmania pun merasa keberatan.
“JIS itu buat Persija, jangan tiba-tiba diambil buat Timnas. Kenapa baru sekarang JIS diperbaiki? Setelah Persija pakai, PSSI juga ikut-ikutan? Timnas pakai GBK aja, JIS biar Persija yang punya!” tulis salah satu fans yang dilansir dari Jawa Pos.
Komentar pedas ini secara nggak langsung dibenarkan oleh Lestarindo Soccer Field. Konsultan lapangan sepak bola ini mengisyaratkan agar PSSI tetap menggunakan GBK. Hanya saja butuh perawatan extra agar kualitas rumput tetap prima walau sering dipakai. Lestarindo sendiri pernah dipercaya oleh PSSI untuk mengelola lapangan GBK.
Di sisi berseberangan, ada juga suara dengan nada positif. Kubu pro menilai kalau JIS nggak boleh hanya dikapling oleh satu pihak. Ide ini juga mendapat dukungan dari salah satu kelompok suporter timnas bernama Garuda Fans.
“Saya menyambut positif kabar tersebut karena memang Jakarta kan salah satu jantungnya Indonesia. Apalagi kalau GBK gak bisa dipakai. Terus juga memang di Jakarta ini secara euforianya sudah luar biasa, apalagi JIS ini jadi salah satu stadion impian bagi banyak suporter bola,” ucap koordinator Garuda Fans Tangerang, Fatih Aly dikutip KBA News.
Perbedaan respons inipun menimbulkan pertanyaan besar: Apakah PSSI dan Persija akhirnya bakal berbagi JIS, atau justru kedua pihak akan saling berebut sewa dan hak pakai?
Terkait hal ini, Pramono Anung mencoba memberikan jawaban diplomatis. Gubernur anyar DKI Jakarta ini bakal mengusahakan win-win solution, di mana tidak ada pihak yang dirugikan. Baik dari Persija maupun PSSI.
Penutup
Terlepas dari pro kontra yang tengah bergulir, sebagai bangsa kita harus tetap bersatu. Fans Persija juga merupakan fans Timnas Indonesia. Semua pihak pasti menginginkan kemajuan untuk sepak bola tanah air. Maju di level pengelolaan antar klub alias kompetisi lokal, juga maju di tingkatan tim nasional.
PSSI dan segenap stakeholder pun harus memikirkan cara terbaik agar tak ada pihak yang tercederai. Yang jelas, di mana pun Timnas Indonesia bermain, animo rakyat nggak akan surut. Benar nggak football lovers?