Real Madrid sedang berada dalam situasi paling gawat dalam sejarah klub. Dalam kurun satu minggu, perjuangan para pemain selama semusim terbuyarkan.
Setelah disingkirkan dari Copa del Rey oleh Barcelona, Los Blancos secara virtual terlempar dari perburuan gelar La Liga oleh Barcelona juga. Dua kekalahan dalam tajuk El Clasico ini dilangsungkan di rumah keramat, Santiago Bernabeu serta membuat klasemen kemenangan abadi dipuncaki Barcelona dengan total 96 kemenangan berbanding 95.
Tak berhenti di situ. Madrid makin tenggelam dalam lautan luka dalam di laga berikutnya kontra Ajax Amsterdam. Berhadapan dengan klub yang berisi pemain-pemain minim pengalaman, Casemiro dan kawan-kawan dibantai dengan skor 4-1, juga di hadapan publik Bernabeu. Madrid pun tersingkir di Liga Champions setelah tiga musim beruntun menjadi juara, padahal terakhir kali mereka tersingkir di babak 16 besar adalah satu dekade lalu.
Dani Carvajal lantas mendeskripsikan musim ini dengan kata “shit”, lantas menyebut musim ini telah berakhir.
Bagi Presiden Florentino Perez, kekalahan ini lebih dari sekadar memalukan. Seperti dilaporkan media Spanyol AS, ia mendatangi kamar ganti Bernabeu usai menyaksikan timnya dipermainkan anak-anak muda dari Belanda. Momen di kamar ganti ini lah ia dikabarkan berseteru dengan Sergio Ramos.
Sepeninggal Iker Casillas pada 2015, Ramos didapuk menjadi kapten Real Madrid. Ia jadi pemain paling senior lantaran telah membela Madrid sejak 2005. Ketika Cristiano Ronaldo pergi pada musim panas lalu, ia praktis menjadi pemimpin tunggal di kamar ganti. Berkat statusnya sebagai ini pula ia tak mendapat rintangan berarti untuk menjadi eksekutor utama penalti bagi Madrid meski berposisi sebagai bek tengah.
Pada laga melawan Ajax, Ramos cuma menonton dari boks eksekutif karena terkena hukuman UEFA. Ia dihukum dua laga karena “sengaja mencari kartu” pada leg pertama di Johan Cruyff Arena. Setelah menyaksikan rekan-rekannya dibobol empat gol oleh Ajax, Ramos turun ke kamar ganti usai peluit akhir dibunyikan.
Florentino Perez ternyata sudah berada di kamar ganti, menunggu para pemain tiba. Perez langsung menyemprot para pemain dengan menyebut mereka tak punya sikap yang tepat untuk mengenakan panji Los Blancos. Selama beberapa menit, Perez menyerang para pemain yang dianggapnya tak berdedikasi, lantas melabeli performa mereka dengan “memalukan”.
Sebagai pentolan para pemain, Ramos membela rekan-rekannya. Ia balik menuduh Perez soal perencanaan buruk manajemen yang mengakibatkan musim mereka berantakan. Ramos juga mengancam akan hengkang dengan senang hati, “Bayar gajiku dan aku akan pergi!”. Belum selesai, Ramos lantas mengingatkan sang presiden, “Aku telah memberikan segalanya bahkan mengorbankan punggungku, untuk lambang ini (Madrid), untuk klub ini, dan bahkan untuk Anda!”
Seluruh skuad menyaksikan pertengkaran tersebut. Setelah itu, Perez tetap tinggal di Bernabeu untuk rapat dengan jajaran manajemen guna mendiskusikan beberapa hal penting, termasuk masa depan Santiago Solari.
Di masa lalu, Perez dikenal tak terlalu ramah dengan para kapten Real Madrid. Ia masih diingat sebagai presiden yang mencampakkan Iker Casillas dengan tidak memberikan perpisahan apapun bagi Santo Iker kala kontraknya habis. Perlakuan yang sama juga diterima Raul Gonzales saat sang pangeran hengkang pada 2010. Kapten sebelumnya, yakni Fernando Hierro, bertengkar dengan Perez sesaat setelah menjuarai La Liga 2002/03.
Jadi, Ramos bukan kapten pertama yang berseteru dengan sang presiden. Tapi tampaknya Ramos mendapat dukungan fans. Berdasarkan poling yang dilakukan berbagai media Spanyol seperti As, Marca, SER, Cope, Cuatro, Antena 3, La Sexta, dan Teledeporte, rata-rata 68% peserta poling menyalahkan Perez atas kehancuran Madrid pada musim ini.
Jadi, apakah Ramos akan mengikuti jejak Casillas, Raul, dan Hierro dengan tidak gantung sepatu di Santiago Bernabeu?
