Rio Mavuba: Lahir di Laut, Pilih Timnas Perancis

spot_img

Untuk menentukan kewarganegaraan seorang pemain, hal pertama yang biasa dilihat adalah tempat kelahiran sang pemain. Dalam beberapa kasus ada pemain yang memilih memperkuat negeri leluhurnya, tapi dalam satu kasus ini, ada hal yang cukup unik.

Lihat saja paspor Rio Mavuba, dalam kolom kelahiran, di sana tertulis: “Lahir di laut”. Ia bukan bocah Afrika biasa. Ia adalah putra dari eks pemain timnas Zaire yang bermain di Piala Dunia 1984, Ricky Mavuba. Ketika ibunya hamil tua, orang tuanya memilih berlayar dari Angola untuk menghindari perang saudara.

Ia dilahirkan sebagai bayi yang tak punya kewarganegaraan dalam perjalanan panjangnya di kapal. Saat itu tengah melewati perairan Atlantik yang dingin, ayah Mavuba memberi nama bayinya “Rio”, yang berarti “sungai”.

Mavuba tak punya banyak kenangan tentang negeri leluhurnya. Ia hanya tahu ayahnya adalah pesepak bola andal yang dijuluki “penyihir hitam” berkat kemampuan tendangan penjurunya. Ibunya meninggal saat ia berusia 2 tahun, lalu ayahnya menikah lagi. Ayahnya lantas menyusul ibu kandung Mavuba  saat ia berusia 12 tahun.

Keluarganya mendarat di Perancis, di kota Bordeaux. Di sana banyak tinggal orang-orang yang juga imigran, jadi keluarganya tak memiliki banyak masalah adaptasi di sana. Di kota itu pula ia mulai menekuni sepak bola, di klub mapan Ligue 1, Girondins Bordeaux.

Ia menjalani debut di tim utama Bordeaux pada Januari 2004 dalam usia 19 tahun. Sejak saat itu pula ia terus berlalu lalang di sektor gelandang bertahan tim utama. Menariknya, saat menjalani debut tersebut, ia belum disahkan sebagai warga negara Perancis.

Prosesnya menjadi warga negara Perancis baru dipercepat saat pelatih Serancis saat itu, Raymond Domenech, berniat memanggilnya ke timnas senior pada Agustus 2004. Setelah 20 tahun menjadi penduduk tanpa warga negara, Mavuba resmi menetapkan pilihan menjadi bagian dari rakyat Perancis. Ia lantas menjadi bintang di timnas kelompok usia Perancis dengan mengapteni timnas U-21 Perancis di Turnamen Toulon 2004 dan Euro U-21 2006.

Sementara itu, kariernya di level klub makin mentereng. Dalam kurun 2004 hingga 2007, ia mencatat lebih dari 120 penampilan bersama Bordeaux. Pada musim panas 2007, ia mengambil langkah maju dengan hengkang ke Villareal. Nyatanya, enam bulan pertamanya di La Liga hanya berbuah penampilan total  219 menit. Jadilah ia pulang ke Ligue 1 dengan status pinjaman di Lille.

Di klub ini, ia menjadi legenda. Setelah dipermanenkan pada musim panas 2008, ia terus dipercaya di lini tengah Lille, hingga didapuk menjadi kapten oleh pelatih Rudi Garcia. Pada musim 2010/11, ia mengapteni tim yang berisi Eden Hazard, Mathie Debuchy, Adil Rami, dan kawan-kawan guna mengangkat gelar dobel, Ligue 1 dan Coupe de France, untuk pertama kalinya dalam 57 tahun sejarah klub.

Pencapaiannya tersebut berbuah panggilan timnas pada era Laurent Blanc dan Didier Deschamps. Ia total menorehkan 14 caps bagi Les Bleus, termasuk menjadi anggota skuad Perancis di Piala Dunia 2014.

Sebagai pemain yang awalnya tak punya kewarganegaraan, Mavuba yang kini berusia 35 tahun terlihat berhasil menjalani karier profesionalnya dengan tanpa cela. Dalam wawancara dengan UNHCR, ia mengaku punya rencana untuk membantu para pengungsi dari Afrika, seperti dirinya, agar bisa menjalani hidup lebih baik dengan berkarier di sepak bola.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru