Pada Bulan Januari transfer pemain dibuka kembali. Rumor transfer pun akan berseliweran, baik di media sosial maupun media massa. Sebab pemberitaan tentang gosip pemain yang akan hengkang maupun akan dibeli satu klub digenjot.
Para penggila sepak bola pasti akan mencari rumor transfer pemain, terutama dari klub yang diidolakannya. Starting Eleven juga sering menghadirkan berita rumor transfer pemain.
Namun, tahu nggak sih, dari mana berita rumor transfer itu muncul? Siapa orang yang memulainya? Dan apa pengaruhnya di dunia sepak bola hari ini?
Daftar Isi
Terbitnya The Sun
Untuk menjawab pertanyaan itu, mari bertamasya ke permulaan abad ke-20., ketika Daily Herald, sebuah media di Inggris terbit tahun 1911. Daily Herald adalah media yang berorientasi politik sayap kiri. Apa itu politik sayap kiri? Ialah semacam spektrum politik yang mendukung kesetaraan sosial dan egalitarianisme.
Daily Herald lalu menjadi surat kabar resmi Trade Union Congress (TUC) atau Kongres Serikat Buruh tahun 1922. Maka Daily Herald berafiliasi dengan Partai Buruh di Inggris. Namun, delapan tahun setelahnya, TUC menjual 51% kepemilikan kepada Oldham Press. Setelah separuh lebih dimiliki Oldham Press, Daily Herald menemui masa jayanya.
The Daily Herald, a left-wing daily newspaper, was launched #OnThisDay 1911. Originating as a strike sheet for London printers, the paper became the official organ of @The_TUC in 1922. By 1933, the Herald had become the world's best-selling daily. It ceased publication in 1964. pic.twitter.com/xFg2CcngO9
— English Radical History (@EnglishRadical) January 25, 2019
Daily Herald menjadi media pertama di Inggris yang berhasil menjual dua juta eksemplar setiap hari. Tahun 1961, Daily Mirror Newspaper Ltd mengakuisisi Daily Herald dan membentuk korporasi bernama International Publishing Corporation (IPC) 1962.
Empat tahun berselang, Daily Herald diubah namanya menjadi The Sun oleh IPC karena penjualannya mulai menurun. Pada 15 September 1964, untuk pertama kalinya The Sun terbit menggantikan Daily Herald. The Sun juga sekaligus menjadi surat kabar baru di Inggris, setelah lebih dari 34 tahun tidak muncul surat kabar baru. Ya, penggemar sepak bola pasti tahu.
Kelak The Sun menjadi surat kabar yang sering bermasalah dengan beberapa kelompok suporter. Salah satunya yang menuai kontroversi adalah liputan mereka soal Tragedi Hillsborough pada 1989.
The Sun dan Kehadiran Rupert Murdoch
Namun, jauh sebelum reportase tentang Tragedi Hillsborough, The Sun pernah nyaris bangkrut. Seiring perkembangan waktu, The Sun yang dianggap lebih prospek ketimbang Daily Herald, justru berangsur-angsur juga mulai turun penjualannya pada edisi-edisi berikutnya.
Pihak penerbit The Sun mulai menyerah dengan surat kabar ini. The Sun pun dimasukkan ke daftar jual. Nah, pada tahun 1969, salah satu pengusaha media paling sukses di dunia asal Melbourne, Australia, Rupert Murdoch mengakuisisi The Sun.
Case 110: Muriel McKay
— Casefile: True Crime Podcast (@case_file) May 8, 2019
What were your thoughts on the case?
Pictured is Muriel McKay; Muriel and Alick McKay; Anna Murdoch (the intended target) and Rupert Murdoch; Rupert Murdoch in 1969 with his publication 'The Sun'.
Check back tomorrow for more pictures! pic.twitter.com/uAgFLuPbuu
Kamu tahu, Murdoch adalah konglomerat media yang merajai media-media di Amerika Serikat. Saat ini saja ia masih menjabat sebagai CEO di FOX Corporation. Industri media massa yang menaungi beberapa surat kabar, website, dan saluran televisi seperti FOX Sports dan FOX News.
Saat mengakuisisi The Sun, Murdoch mengubah pangsa pasar ke penggila bola. Ya, sepertinya pengusaha asal Australia itu tahu Inggris adalah gudangnya sepak bola. Suporter sepak bola yang militan dengan hooliganisme yang luar biasa adalah pasar yang menjanjikan.
Munculnya Rumor Transfer
Dengan membeli The Sun, Murdoch masuk pasar media Inggris. Demi agar The Sun menjadi sepenuhnya miliknya, Murdoch rela menggelontorkan biaya 800 ribu poundsterling atau sekitar Rp15,6 miliar kurs hari ini. Biaya segitu sangat tinggi pada waktu itu. Wong Murdoch saja membayarnya dengan cara dicicil.
Masalah kemudian muncul. Murdoch mendapati jumlah percetakan terbatas di Inggris waktu itu. Tentu hal ini menjadi kabar buruk. Sebab pada saat itu pengiriman dokumen belum semudah hari ini. Alhasil, draft surat kabar maksimal harus selesai di sore hari.
Hal itu dilakukan supaya besok, pada pagi harinya The Sun bisa dihidangkan ke pembaca. Itu berarti tenggat penyelesaian draft berbarengan dengan pertandingan sepak bola di Inggris. Ya, dari dulu pertandingan sepak bola di Inggris sudah digelar sore hari. Maka hasil pertandingan dan segala tetek-bengeknya tidak bisa masuk.
🤖 The Sun newspaper is owned by a man named Rupert Murdoch, who is a very rich and powerful person. [Read more: https://t.co/ymN4R1L5vA] He has a lot of money and he owns many other newspapers, TV channels, and companies around the world. He also knows many important people,… pic.twitter.com/ShSri6gEWm
— David G. R. 😎 (@dgromero) July 15, 2023
Sebagai surat kabar yang mengincar pasar penggila bola, tidak menghadirkan rubrik atau kolom sepak bola sama saja bunuh diri. Dalam situasi itu, akal bulus Rupert Murdoch bekerja. Bagaimana ia harus mengisi kolom sepak bola sebelum tenggat waktu di sore hari?
Mengutip FourFourTwo, daripada kolom sepak bola kosong melompong, Murdoch pun mengisinya dengan gosip transfer pemain atau kini kita menyebutnya rumor transfer. Sumbernya? Tidak ada. Namanya saja gosip. Akhirnya edisi pertama The Sun era kepemimpinan Murdoch pun terbit. Kolom sepak bola tidak diisi berita sepak bola, melainkan gosip transfer pemain.
Pembaca Mulai Senang
Transfer pemain itu sendiri sebetulnya mulai hadir di Inggris. Ya, bagi yang belum tahu, federasi sepak bola Inggris (FA) adalah yang pertama kalinya memperkenalkan konsep transfer pemain, yakni pada tahun 1885. Nah, dari sini Murdoch cerdik dengan menerbitkan gosip transfer pemain.
Namun, gosip transfer bukan ide utama dari hadirnya kolom sepak bola The Sun. Melainkan berita pertandingan. Namun, dilansir FourFourTwo, The Sun baru bisa menerbitkan hasil pertandingan ketika Murdoch akhirnya menemukan tempat percetakan yang lokasinya lebih dekat.
Beberapa edisi berikutnya The Sun pun hadir tanpa gosip transfer. Mereka menerbitkan hasil pertandingan bola dan perintilannya di kolom sepak bola. Namun, sampai sini ternyata pembaca The Sun protes. Mereka mengeluh karena kehilangan gosip transfer.
We all know It's not surprising that 'The Sun' newspaper that published the appalling Clarkson rant against Meghan is owned by Rupert Murdoch, one of the most loathsome people on the planet. pic.twitter.com/UnjTtYKGHw
— Tom McCain (@CaryLloyd63) January 19, 2023
Rupanya gosip transfer yang diterbitkan The Sun melahirkan sensasi tersendiri bagi penggemar sepak bola, di luar menang atau kalahnya tim favorit. The Sun akhirnya menyambut aspirasi itu. Gosip transfer pun kembali diterbitkan bareng hasil-hasil pertandingan. The Sun ketiban berkahnya.
Surat kabar lain yang menjadi pesaing mereka mulai mencontek cara Murdoch. Gosip atau rumor transfer pun mulai marak. Jadi, selain transfer pemain, rumornya pun menjadi santapan bagi penggila bola. Para penggila bola pada akhirnya tidak hanya mencari hasil pertandingan tapi juga rumor transfer pemain.
Munculnya Agen Pemain Kelas Kakap
Jurus kepepet ala Rupert Murdoch itu pada gilirannya sungguh-sungguh mengubah sepak bola dunia. Para penggemar sepak bola tidak hanya membicarakan soal apakah tim mereka kalah atau menang. Tapi pembicaraan merambah ke siapa pemain yang akan didatangkan oleh tim favorit.
Berbulan-bulan mereka akan membicarakan itu. Di sinilah posisi tawar pemain kepada klub mulai meningkat. Sirkulasi gosip transfer yang mulai meningkat juga memunculkan agen-agen pemain kelas kakap. Seperti misalnya almarhum Mino Raiola, Jorge Mendes, Pini Zahavi, hingga Rafaela Pimenta.
Join us in celebrating the 58th birthday of the legendary super-agent, and Globe Soccer 2023 finalist Jorge Mendes! 🎂🥳 pic.twitter.com/fbGIVKWpvl
— Globe Soccer Awards (@Globe_Soccer) January 7, 2024
Agen-agen tadi bisa menjadi agen kelas kakap karena sukses memanfaatkan berita rumor transfer. Demikian yang dilaporkan FourFourTwo. Berita rumor transfer akhirnya dibuat dengan agak serius, alias sumbernya tidak ngarang seperti pertama kali dibuat. Komentar dari agen jadi salah satu sumbernya.
Mengubah Sepak bola
Dunia sepak bola pun mulai berubah karena ide Rupert Murdoch itu. Mengutip The Conversation, rumor transfer menyita dan mengalihkan perhatian para penggemar sepak bola di setiap jendela transfer. Mereka mulai menghabiskan waktu untuk menjelajahi seluruh situsweb untuk mencari tahu calon pemain yang akan direkrut tim favorit.
Berita rumor transfer pemain pun menjadi yang paling laris di media-media olahraga. Apalagi yang khusus memberitakan sepak bola. Dalam perkembangannya bahkan memunculkan jurnalis-jurnalis yang cekatan menyebarkan rumor transfer.
Fabrizio Romano dan Gianluca Di Marzio dua di antaranya. Karena rumor transfer ini pula, para penggemar sepak bola tidak hanya merasa senang ketika timnya memenangkan pertandingan. Namun, juga sangat berbahagia apabila timnya memenangkan perburuan seorang pemain.
Sumber: TheConversation, FourFourTwo, HistoricNewspapers, Mojok