Sebutan Fans Klub Eropa Bernuansa Ejekan dan Norak di Indonesia

spot_img

Sebagai negara dengan tingkat kreativitas tinggi, wajar kalau di Indonesia ini banyak yang unik-unik, lucu, meskipun kadang kala norak. Begitu pula di dunia sepak bola. Di negeri +62 terhimpun banyak sekali fans klub-klub elit Eropa dan mereka para fans itu punya sebutannya sendiri. Apalagi kalau sudah menyangkut klub rival.

Meskipun secara internasional sudah ada sebutan fans-fans dari masing-masing klub Eropa, tentu kurang afdhol apabila fans di Indonesia tidak berkreasi memberikan sebutan-sebutan unik fans sepak bola, terutama buat lawan. Kita tentu tahu bahwa fans Arsenal itu disebut Gunners; fans Real Madrid disebut Madridista; fans Manchester United dijuluki Manchunian; sampai Milanisti, Interisti, dan Juventini.

Well, di Indonesia bukan hanya julukan-julukan tersebut yang tersebar. Namun rakyat +62 memberikan sebutan-sebutan yang berbeda untuk fans klub-klub Eropa, khususnya bagi para rival. Apa saja sebutan-sebutan tersebut? Berikut ini Starting Eleven rangkumkan spesial buat kamu.

Dedemit

Fans Real Madrid di seluruh Indonesia tentu sangat akrab dengan sebutan yang satu ini. Yup, sebutan “dedemit” sering dilontarkan untuk para penggemar Real Madrid. Lalu, apa makna sebenarnya sebutan “dedemit”? Dedemit ini sebetulnya akronim dari kata “dedek-dedek Madrid”.

Sebutan atau ungkapan ini acap kali dilontarkan para fans Barcelona FC di Indonesia. Hal itu berhubungan dengan rivalitas kedua tim ini yang begitu panas. El Clasico tidak hanya rivalitas di atas lapangan, tapi juga rivalitas para fans di dunia maya. Lalu, apa sebenarnya maksud dari julukan dedemit?

Kata “dedemit” punya konotasi yang negatif. Semua orang tahu kalau demit adalah sejenis setan, hantu, atau makhluk tak kasat mata. Sebutan dedemit untuk fans Real Madrid di Indonesia ini, mulanya dari akun-akun troll sepak bola, macam Plesetan Bola (Plesbol). Entah dimulai sejak kapan, yang jelas sebutan “dedemit” ini sekarang begitu melekat pada fans Real Madrid.

Disamping itu, sebutan “dedemit” ini juga berkaitan dengan usia para fans. Tentu fans Real Madrid itu bukan hanya berusia dewasa sampai lanjut, ada juga anak-anak. Nah, sebetulnya sebutan “dedemit” ini memang lebih cocok ditujukan untuk fans Real Madrid yang masih tergolong anak-anak. Namun tak jarang juga dipakai untuk para fans Real Madrid karbitan dan fans dewasa yang sifatnya kekanak-kanakkan.

Decul

Berbeda dari sebutan “dedemit” bagi Real Madrid yang tidak jelas juntrungannya. Namun, sebutan “decul” bagi fans Barcelona FC di Indonesia masih sedikit bisa dibahas sejarahnya. Yang pasti sebutan “decul” ini tidak terlepas dari fans Real Madrid, yang tiada lain adalah rival Blaugrana.

Sebutan “decul” ini bermula dari julukan cules bagi fans FC Barcelona yang resmi dan dikenal dalam skala dunia. Decul merupakan akronim dari dedek-dedek cules. Konotasinya pun tentu saja negatif. Sebab sebutan decul ini merujuk kepada fans Barcelona yang sifatnya kekanak-kanakkan.

Padahal ya… yang menjuluki “decul” ke fans Barcelona juga kekanak-kanakkan. Sudah begitu, norak pula. Namun sayangnya, julukan yang berkembang di media sosial seperti Twitter dan Instagram itu masih juga dipakai. Kendati memang para fans terkadang juga sudah terbiasa saling lempar sebutan yang bernada ejekan tersebut.

Gaib

Setelah kita jalan-jalan ke Liga Spanyol, mari kita menilik sebutan fans klub-klub Liga Inggris. Salah satu yang cukup diingat adalah fans gaib. Tentu kamu sudah tahu dong siapa yang dimaksud? Yup, itu sebutan untuk fans Manchester City, rival sekota Manchester United. Sebutan itu boleh jadi memang tidak begitu menyakitkan. Apalagi ada alasan kenapa fans City dijuluki gaib.

Tapi sebelum itu, perlu diketahui dulu kalau julukan sebenarnya fans City adalah “Citizens”. Artinya adalah tetangga yang berisik. Namun, agaknya bagi penggemar sepak bola di Indonesia fans Manchester City sebetulnya enggak berisik-berisik amat. Makanya sering disebut gaib.

Akan tetapi, sejatinya julukan gaib bagi fans City ini berawal dari pembelian klub oleh Sheikh Mansoer. Sebelum saham City sejumlah 90 persen dibeli seorang taipan asal Uni Emirat Arab itu tahun 2008, penampilan Manchester Biru tak bagus-bagus amat. Bahkan cenderung jelek jika dibandingkan dengan Arsenal maupun Manchester United yang lebih dulu mempunyai sejarah panjang.

Manchester City itu ibarat klub yang dimunculkan oleh jin berkat permintaan Aladdin. Klub yang tiba-tiba muncul begitu saja di persaingan papan atas Premier League. Bahkan tidak hanya itu, City masuk ke dalam “The Big Six”. Sayangngnya fans City tidak terlalu masif, khususnya di Indonesia. Maka dari itu, julukan fans gaib pun mengemuka. Fans-fans Manchester City baru mulai muncul setelah Sheikh Mansoer membeli saham The Citizens. Dengan kata lain fans-fans Manchester City itu adalah fans kemarin sore.

Munyukers

Entah sejak kapan Manchester United disebut munyuk. Kata “munyuk” sendiri maksudnya adalah monyet, kera, simpanse, atau sebangsanya. Istilah ini mulai dipopulerkan, lagi-lagi, oleh akun Plesetan Bola (Plesbol). Sampai pada akhirnya muncul pula sebutan “munyukers” untuk fans Manchester United di Indonesia.

Namun yang perlu digarisbawahi, kata “munyuk” sendiri bernuansa rasis. Hanya fans-fans yang kelewat bego yang sering menyebut Manchester United sebagai munyuk. Meskipun awalnya sih oke-oke saja. Tapi lama-lama sebutan munyuk sampai munyukers ini norak, dan bahkan rasis.

Kalau boleh jujur, sebutan “munyukers” atau “munyuk” ini justru mengarah ke ledekan. Sungguh tidak keren sama sekali. Sesiapa yang melakukannya boleh dibilang otaknya tak lebih besar dari kacang polong. Julukan yang blas tidak berkelas ini sayangnya masih pula dilanjutkan. Hadeh…

Sendal Swallow

Iya, tahu, sandal Swallow adalah salah satu merek sandal yang memperlihatkan bahwa keberagaman hanyalah sebatas wacana. Kenapa? Karena kalau kita datang ke tempat umum, terutama masjid, kita akan menemukan betapa banyaknya jamaah yang memakai sandal swallow. Lalu apa kaitannya dengan fans sepak bola? Yup, benar, ini berkelindan dengan klub asal London yang, untuk sementara lolos keluar dari zona degradasi.

Siapa lagi kalau bukan Arsenal. Klub ini bukan hanya julukannya yang sering diplesetkan menjadi Meriam Lontong, tapi namanya juga. Dari Arsenal menjadi Arsendal. Sehingga muncul pula sebutan “sandal swallow” bagi para fans-nya. Sebutan “sandal swallow” ini sering muncul di akun-akun troll sepak bola di media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan Twitter.

Sebutan tersebut tentu saja berkonotasi negatif, sehingga alih-alih sebagai julukan fans justru dapat dipahami sebagai bentuk ejekan. Sebab kita tahu kalau yang namanya sandal itu diinjak-injak. Fans Arsenal atau The Gunners tentu bakal merasakan betul pahit getirnya kehidupan ketika diejek dengan kalimat seperti “para sandal swallow yang kami injek-injek”.

Meskipun sebutan tersebut sudah lumrah di kalangan fans sepak bola di Indonesia, menghentikannya jauh lebih baik. Iya gimana lagi ya, sebutan “arsendal”, “sandal swallow”, “meriam lontong” itu kalau didengar selain aneh juga norak banget. Kalaupun memang performa Arsenal sedang buruk, ya tidak perlu diejek segala para fansnya, pemainnya, bahkan pelatihnya.

Cukup berikan kritik saja. Tentu kritik yang argumentatif. Misalnya, Arsenal bermain buruk karena Arteta miskin taktik, tak punya alternatif serangan dan kelabakan ketika bertahan. Eits, sebentar, bukannya Manchester United ya, yang sekarang permainannya sedang tidak baik-baik saja?

https://www.youtube.com/watch?v=F4VHbw1tplA&t=45s

Sumber referensi: goal.com, mojok.co, quora.com, brainly.co.id

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru