Happy Anniversary Antonio Conte. Satu tahun sudah Conte berada di Spurs. Banyak cerita dan perubahan yang terjadi di tim London Utara tersebut sejak Allenatore asal Italia itu menginjakan kakinya di Tottenham Hotspur Stadium pada November 2021 lalu.
The Lilywhites kini mendapat banyak kado dari perayaan satu tahun Conte. Namun jangan dilupakan juga, banyak PR yang masih menumpuk dan harus segera diselesaikan. Termasuk target utama mereka yaitu sebuah trofi.
Akan tetapi, apakah itu akan dapat diwujudkan Conte? Ataukah justru masa pengabdian Conte yang masih seumur jagung ini bakal diakhiri dengan begitu saja?
Today marks one year since Antonio Conte took charge 💙 pic.twitter.com/gog4A0nXac
— Tottenham Hotspur (@SpursOfficial) November 2, 2022
Daftar Isi
Transfer, Penunjukan Staf, dan Pola Permainan
Sejak ditunjuk menggantikan Nuno Espirito Santo, Conte langsung bekerja memberesi masalah di Spurs satu per satu. Yang pertama diubah yakni dari segi pola permainan. Conte identik dengan pendekatan keseimbangan tim dengan menggunakan sistem 3 bek. Baik itu dengan 3-4-3 maupun 3-5-2. Kekuatannya ada pada sektor Wing Back.
Maka dari itu demi mewujudkan pola permainannya, Conte mulai membangun tim sesuai kebutuhan. Ia kemudian bergerak aktif di bursa transfer. Bekerja sama dengan rekannya yang menjadi direktur teknik, Fabio Paratici serta restu sang pemilik Daniel Levy, Conte pun akhirnya mendapat apa yang dibutuhkan. Dari mulai Romero, Bentancur, Kulusevski, Bissouma, Spence, Perisic, Lenglet, hingga Richarlison.
🇮🇹Antonio Conte 🔛 Discussing January With Daniel Levy & Fabio Paratici:
🗣”I think the club understand very well the importance of bringing in important players, good players, in January. I am not the person who has to explain this to my club.”
🗞[@Football_LDN]#THFC | #COYS pic.twitter.com/c1RSaKaeX0
— Last Word On Spurs (@LastWordOnSpurs) October 25, 2022
Namun itu saja belum cukup. Conte juga membangun kekuatan di para stafnya. Ia membawa gerbong stafnya. Termasuk yang paling kentara perubahannya yakni dengan kehadiran pelatih fisik Gian Piero Ventrone, dan Gianni Vio sebagai pelatih bola mati.
Jika kalian ingat momen pemain Spurs kolaps di atas lapangan usai menjalani sesi latihan pramusim di Korea bulan Juli lalu, ya, itu adalah ulah dari Ventrone. Ventrone sendiri memang terkenal brutal dalam memberi porsi latihan fisik.
🖤 Muere Gian Piero Ventrone, preparador físico del Tottenham
➡️ ‘El Marine’ llegó al Tottenham en 2021 de la mano de Antonio Contehttps://t.co/UN4dYNsMim
— Carrusel Deportivo (@carrusel) October 6, 2022
Di sisi lain, Conte juga termasuk orang yang detail dalam melihat kelemahan klubnya. Sadar dengan kelemahan Spurs dalam memanfaatkan bola mati, ia kemudian memperbaikinya dengan memanggil pelatih bola mati khusus yakni Gianni Vio. Vio ini notabene adalah pelatih bola mati Timnas Italia ketika menjuarai Euro 2020 lalu.
Transformasi Spurs dalam skema bola mati pun sangat luar biasa sejak kedatangan Vio. Hingga saat ini Spurs sementara menjadi yang teratas dengan jumlah gol dari bola mati di Liga Inggris, yakni berjumlah 9 gol.
EPL goals from set pieces this season:
Spurs – 9
Fulham – 7
Man City – 6
Liverpool – 6Gianni Vio 👏 pic.twitter.com/nUdj8rBcKm
— Charlie (@COYSCharlie) October 30, 2022
Sebagai bukti, 2 gol kemenangan dramatis Spurs dari Bournemouth juga lahir dari skema bola mati. Terakhir, gol kunci Clement Lenglet saat melawan Marseille di Liga Champions juga lahir dari skema bola mati.
Perbaiki Persentase Kemenangan
Berkat detail-detail pembenahan Conte tersebut, perlahan masalah-masalah di Spurs mulai beres, termasuk persentase kemenangan Spurs. Persentase kemenangan Spurs dulu di era Mourinho maupun Nuno tak terlalu meyakinkan. Namun kini di bawah Conte persentase kemenangan Spurs mencapai 57%.
One year since Antonio Conte’s appointment at Tottenham.
Here’s their rolling form in the Premier League since the start of 20/21 – under Jose Mourinho, Nuno Espirito Santo and then Conte.
🔷 Blue = good
🔶 Orange = bad#THFC | #COYS pic.twitter.com/h99afDWH4G— Sporting Life Football & Infogol (@InfogolApp) November 2, 2022
Artinya, untuk pelatih yang baru satu tahun melatih termasuk angka yang besar. Sebagai catatan, setelah laga melawan Marseille, Spurs di tangan Conte sudah menjalani 58 laga dengan 32 kemenangan, 9 kali seri, dan 14 kekalahan.
Happy anniversary, boss 💙
📊 @KumhoTyreUK pic.twitter.com/OPb9z3EltL
— Tottenham Hotspur (@SpursOfficial) November 2, 2022
Namun publik Spurs jangan senang dulu. Persentase kemenangan Conte ketika melatih sebuah klub baik itu Juve, Chelsea, maupun Inter ternyata selalu menyentuh angka lebih dari 60%. Artinya Conte tetap harus bekerja keras memperbaiki hal itu hingga musim berakhir.
Hadiah Satu Tahun Conte
Tentu banyak perubahan yang dihadirkan Conte dari mulai segi transfer, pola permainan, penunjukan staf hingga persentase kemenangan. Namun apa pun itu bentuknya, tetap yang dilihat adalah hasil nyatanya.
Memang Conte di tahun pertamanya belum meraih trofi. Namun finish di posisi 4 besar Liga Inggris musim lalu sudah menjadi kado yang harus diapresiasi.
Dan kini, tepat satu tahun Conte menginjakan kaki di bumi London Utara, ia mampu mempersembahkan kado istimewanya lagi, yakni satu tiket 16 besar Liga Champions Eropa. Spurs akhirnya mampu lolos walaupun secara dramatis di laga terakhir. Spurs lolos dengan menjuarai Grup D setelah menaklukan Marseille 1-2.
THROUGH ✅
Last 16, here we come 🙌 pic.twitter.com/xLdvkpB1pj
— Tottenham Hotspur (@SpursOfficial) November 1, 2022
Tuntutan Trofi
Namun apakah dengan kado-kado tersebut sudah cukup bagi publik Spurs? Tentu jawabanya belum. Mempersembahkan trofi bagi siapa pun yang melatih Spurs adalah suatu keharusan.
Out of the FA Cup ❌
Tottenham have gone 5,120 days without a trophy. pic.twitter.com/HEUd9pxKgr
— ESPN FC (@ESPNFC) March 1, 2022
Maklum, Spurs itu seperti dikutuk. Kutukan tidak bisa memenangkan trofi bergengsi apa pun. Bahkan keputusan manajemen untuk menggonta-ganti pelatih pun tetap tidak berhasil.
Bayangkan saja, terakhir kali Spurs mengangkat trofi adalah pada musim 2007/08. Ketika itu Spurs memenangi Carling Cup atau sekarang dikenal sebagai Carabao Cup. Nama pelatih Spanyol, Juande Ramos lah yang menjadi manajer terakhir yang mampu mempersembahkan trofi bagi Spurs.
Juande Ramos, Spurs last manager to win silverware, with victory in the 2008 Carling League Cup, beating Arsenal 5-1 in the semi-final, is 67 today. COYS pic.twitter.com/0WzZdteWVA
— Brian (@MrBrian1961) September 25, 2021
Kontrak Dan Pinangan Juventus
Tentu kini sebuah trofi dari Conte tetap menjadi harapan bagi publik Spurs. Namun apakah itu akan direalisasikan secepatnya? Mengingat waktu Conte di Spurs ini tak banyak. Kontraknya akan selesai di Juni 2023 mendatang dan belum ada kepastian tentang masa depannya.
Menurut laporan, pembicaraan kontrak baru Conte akan dilangsungkan paling cepat bulan Desember ketika libur Piala Dunia. Spurs sebenarnya memiliki opsi untuk memperpanjang otomatis kontrak Conte selama setahun. Hanya saja, Spurs tidak ingin memperpanjang kontrak Conte hanya dengan durasi yang singkat.
‘There is confidence’ at Tottenham Hotspur that Antonio Conte will stay long-term… #THFC https://t.co/mWSnuRq60b
— Football365 (@F365) October 31, 2022
Spurs ingin menawarkan kontrak jangka panjang bagi Conte. Spurs pun dikabarkan siap memberikan kebutuhan lebih yang diperlukan Conte untuk meningkatkan kualitas Spurs ke depannya.
Namun di saat situasi perpanjangan kontrak yang belum berjalan, publik Spurs dibuat khawatir akan isu kembalinya Conte ke Juventus menggantikan Allegri. Selama ini kabar itu terus berhembus kencang, setelah ada hubungan yang membaik antara Conte dengan Presiden Juve, Agnelli.
Juventus are thinking about bringing Conte back for next season. His relationship with Agnelli has been mended and Antonio won’t renew with Tottenham because he wants to see if the call from Juve will come.
📰 Gazzetta pic.twitter.com/HVWaUP3NeH
— Italian Football TV (@IFTVofficial) October 28, 2022
Kekhawatiran itu bisa saja ditambah dengan keberadaan Conte di Spurs yang belum menetap dan belum membawa serta keluarganya. Selama ini, pelatih asal Italia tersebut masih tinggal di apartemen yang disewanya. Istri dan anaknya masih tinggal di Italia.
Apa pun yang terjadi pada masa depan Conte di Spurs, yang jelas paling tidak kini publik Spurs masih berharap Conte menyelesaikan musim yang tersisa ini dengan paripurna. Trofi apa pun itu, harus segera masuk ke dalam lemari Spurs. Kalau tidak, mau sampai kapan lagi tim “Ayam Sayur” ini puasa gelar?
Antonio Conte took charge of Spurs one year ago today…
Is he doing a good job? 👔 pic.twitter.com/DucVNvab9G
— 90min (@90min_Football) November 2, 2022
https://youtu.be/hNVbJzOq0ac
Sumber Referensi : theathletic, express, footballfancast