Satu video pengenalan diunggah akun Timnas Indonesia dan PSSI. Menonton video itu nuansanya bukan seperti pengenalan sosok pelatih baru, tapi pemain keturunan baru. Yah, itu tidak aneh sih. Orang Patrick Kluivert pelatih kelas kacang.
Prestasinya sebagai pelatih bukan hanya hampir tidak ada, tapi memang tidak ada sama sekali. Kamu jangan terkecoh dengan misinformasi yang beredar. Cukup tengok Transfermarkt saja sudah terang benderang kok bahwa trofi Kluivert didapat saat jadi salah satu striker legendaris dari Belanda, ketimbang pelatih.
Namun yah, karena itu pula kita tak menampik bahwa Kluivert adalah pemain luar biasa di eranya. Kluivert sering bertemu pelatih-pelatih hebat di dunia. Dari pertemuan itu ia mewarisi ilmunya.
Lantas, siapa saja pelatih top yang pernah membimbing Patrick Kluivert?
Daftar Isi
Louis van Gaal
Pertama jelas dia adalah Louis van Gaal. Pelatih gaek yang sempat diisukan bakal menjadi direktur teknik Timnas Indonesia itu boleh dibilang gurunya Patrick Kluivert. Van Gaal itu ibarat Tong Sam Cong bagi Kluivert. Hanya saja jika Tong Sam Cong mendidik Sun Go Kong sejak dewasa, Van Gaal membimbing Kluivert sejak belia.
Saat berusia 18 tahun, pria berdarah Suriname itu dipromosikan Van Gaal dari tim U-19 ke tim senior Ajax Amsterdam. Van Gaal melihat ada keteguhan hati dan etos kerja yang tak biasa dari Kluivert. Dari kecil, Kluivert tidak tambeng dan giat berlatih. Nah, dari situlah kepercayaan Van Gaal padanya tumbuh.
Louis van Gaal poses with Patrick Kluivert and his mum, 1995. pic.twitter.com/Pp1gpFFfBN
— 90s Football (@90sfootball) July 30, 2020
Keduanya membawa Ajax meraih invincible di dua kompetisi berbeda: Eredivisie dan Liga Champions musim 1994/95. Tak ayal ketika melancong ke Spanyol untuk menukangi Barcelona, Van Gaal merekrut Kluivert. Keduanya kembali menyumbang trofi, kali ini gelar Liga Spanyol musim 1998/99.
Hubungan dua orang ini berlanjut kala Kluivert memutuskan gantung sepatu, dan berkecimpung di dunia kepelatihan. Van Gaal yang melatih AZ Alkmaar pada tahun 2008 memanggil Kluivert. Kluivert diminta melatih para striker.
Sang putra ideologis itu menelurkan Mounir El-Hamdaoui. Musim itu Hamdaoui menjadi pemain AZ Alkmaar pertama yang jadi top skor di Eredivisie. Perjalanan mengekor Van Gaal berlanjut ke Timnas Belanda. Tanpa basa-basi, Van Gaal yang ditunjuk pada 2012 menelepon Kluivert untuk jadi tangan kanannya.
🚨BREAKING : Louis Van Gaal akan segera menandatangani kontrak dengan PSSI sebagai Direktur Teknik Timnas Indonesia.
Van Gaal akan bergabung dengan timnas untuk menjadi Dirtek, dia akan membantu Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia.
(✍️/MARCA) pic.twitter.com/ftM9j7B8Gi
— heulaaluhe (@aingriwehuy) January 6, 2025
Frank Rijkaard
Selain pada Van Gaal, Kluivert juga belajar pada Frank Rijkaard. Saat masih di akademi Ajax maupun ketika sudah berseragam De Oranje. Momen paling epik terjadi di Piala Eropa tahun 2000. Skuad Rijkaard saat itu cukup ikonik. Bahkan surat kabar The 42 memasukkan Timnas Belanda edisi EURO 2000 menjadi tim retro yang mereka sukai. Banyak bakat-bakat segar di sana.
Frank Rijkaard with a young Patrick Kluivert 🇳🇱 pic.twitter.com/na42JZ1UOO
— Classic Football Shirts (@classicshirts) November 12, 2023
Sebutlah Marc Overmars, Phillip Cocu, Dennis Bergkamp, Edgar Davids, Giovanni van Bronckhorst, hingga Patrick Kluivert. Rijkaard yang sebelumnya asisten Guus Hiddink di Piala Dunia 1998 melakukan banyak eksperimen. Salah satunya berani mencadangkan Clarence Seedorf untuk memberi ruang pada Kluivert dan Bergkamp.
Rijkaard berhasil membaca bakat Kluivert. Selama ini ternyata Kluivert lah penyerang yang dibutuhkan Rijkaard. Ia mampu memaksimalkan strategi Rijkaard yang menitikberatkan sektor flank. Alhasil, Kluivert bisa menjadi top skor di kompetisi tersebut, walau Belanda tersingkir di semifinal.
Patrick Kluivert scoring a hat-trick at Euro 2000 👏 pic.twitter.com/k6XDUiWJfh
— 90s Footballers (@90sPlayers) May 9, 2024
Ronald Koeman
Selanjutnya masih dari Belanda. Selain Rijkaard dan Louis Van Gaal, Kluivert pernah dilatih Ronald Koeman. Itu terjadi saat sang pemain merapat ke PSV Eindhoven pada tahun 2006. Tapi hubungannya dengan Koeman terbilang rumit. Musim itu Kluivert sering dimainkan, setidaknya dalam 16 pertandingan di Eredivisie.
Namun Kluivert pernah bersitegang dengan Koeman. Di sebuah pertandingan menghadapi FC Utrecht, Koeman membuat keputusan aneh. Sang pelatih tak mainkan Kluivert. Justru pemain minim pengalaman, Genero Zeefuik yang dipilih. Sebagai pemain yang punya nama besar dan berstatus penyerang paling berbahaya di Belanda saat itu, kontan saja Kluivert marah.
Kluivert mengatakan kalau keputusan itu memalukan. Koeman tersinggung. Namun friksi segera berakhir. Pada akhirnya Koeman dan Kluivert membantu PSV Eindhoven juara di akhir musim. Setelah Kluivert menjadi seorang pelatih, hubungannya dengan Koeman sangat baik.
Bahkan saat sang pelatih ditunjuk menukangi Barcelona beberapa tahun lalu. Menurut Kluivert, Koeman layak menukangi Barcelona. “Ia (Ronald Koeman) tahu filosofinya,” kata Kluivert. Kedua pelatih juga sama-sama menganut mazhab Cruyffian alias pengabdi Johan Cruyff.
🥇 PSV (75 points, +50 GD)
🥈 Ajax (75, +49)
🥉 AZ (72, +52)🔙 #OnThisDay in 2007 @PSV began the final day of the @eredivisie in 3rd but, thanks to Phillip Cocu’s last-ever kick for the club, somehow snatched the title on goal difference 🏆#ThrowbackThursday | @psveindhoven pic.twitter.com/j9GuCcHj1l
— FIFA (@FIFAcom) April 29, 2021
Fabio Capello
Petualangan Kluivert sebagai pemain juga sampai ke Serie A. Di Italia ia berseragam AC Milan hanya semusim, yaitu musim 1997/98. Sayangnya itu merupakan musim terburuk Kluivert selama bermain. Di paruh musim penyerang Belanda itu hanya membukukan tiga gol saja. Jauh dari ekspektasi klub dan fans.
Sepanjang musim Kluivert tampil menyedihkan. Di Serie A ia hanya mencetak enam gol dari 27 laga. Memang, ia sering dimainkan Fabio Capello. Hanya saja taktik Capello tidak relevan dengannya. Kluivert terbiasa bermain dengan dua rekan di lini serang. Tapi di Milan ia hanya memiliki satu rekan, yaitu George Weah.
“Saya adalah pemain yang membutuhkan umpan silang dari sayap,” kata Kluivert mengomentari performa buruknya di Rossoneri.
Hal itu membuat Kluivert mesti bersaing. Meski ia dilatih Capello, tidak terlalu banyak ilmu yang didapatkan. Justru sebetulnya yang mendorong Kluivert ingin membela Milan adalah Arrigo Sacchi. Namun karena Sacchi pergi dan diganti Capello, ia kecewa.
⚽ Goal of the Day 💥
Kluivert is there to net it with style. #HBD Patrick! 🇳🇱🎂
Un bacio al palo e palla in rete 🥅
Buon compleanno @PatrickKluivert! 🎉🔴⚫ pic.twitter.com/J1EBMutttD— AC Milan (@acmilan) July 1, 2018
Graeme Souness
Mungkin banyak yang tidak tahu kalau Patrick Kluivert pernah merumput di Liga Inggris. Pada Juli 2004, Kluivert mendadak diperkenalkan publik Newcastle upon Tyne sebagai pemain Newcastle United. Sir Bobby Robson yang saat itu melatih, merasa dikhianati oleh klub karena merekrut Kluivert dengan gaji yang amat tinggi.
Patrick Kluivert signing for Newcastle United in 2004. pic.twitter.com/esOxQZOGvR
— Classic Football Shirts (@classicshirts) November 13, 2021
Robson saat itu bersitegang dengan pemilik klub. Peristiwa tersebut lalu membuat Robson dipecat lalu digantikan oleh Graeme Souness, pelatih yang membawa Blackburn Rovers juara Piala Liga tahun 2002. Dari sinilah Kluivert mulai dilatih Souness. Tapi ia menemui tantangan lagi.
Souness tidak memakai skema tiga pemain di lini depan. Ia menekan Kluivert untuk nyetel dengan skema. Tapi sang pemain tak bisa beradaptasi. Souness pun lebih percaya Alan Shearer dan ragu pada kemampuan Kluivert.
Dalam skema dua striker, Souness sebetulnya memberi kesempatan pada Kluivert untuk berduet dengan Craig Bellamy kala Shearer cedera. Tapi yang bagus hanya Bellamy. Alhasil, kisah Patrick Kluivert di Newcastle cuma numpang lewat saja. Souness telah memberinya kesempatan, tapi Kluivert gagal membuktikan kualitasnya.
⚽️ Patrick Kluivert
⚽️ Craig Bellamy🔙 A 2-0 win at Selhurst Park from 2004 pic.twitter.com/QZaAe1sgF7
— Newcastle United (@NUFC) January 21, 2023
Ange Postecoglou
Nama-nama sebelumnya pernah melatih Kluivert, tapi Ange Postecoglou tidak. Pelatih berjuluk Big Ange itu baru bertemu Kluivert saat sudah menjadi pelatih. Pertemuan keduanya terjadi di Brisbane Roar, mantan klubnya Shin Tae-yong. Pada Januari 2010, Kluivert bergabung ke staf kepelatihan Ange Postecoglou.
Hanya saja kontraknya jangka pendek. Kluivert bakal jadi duta klub setelah tidak di kursi kepelatihan. Mendengar klub akan merekrut Kluivert, Postecoglou menyambut hangat keputusan itu. Bagi pelatih kelahiran Yunani tersebut, Kluivert sosok yang bisa dekat dengan pemain. Itu akan sangat membantunya dalam implementasi taktik.
Malangnya, waktu berguru pada pelatih yang membawa South Melbourne juara Liga Australia dua musim beruntun itu sebentar. Dan yang sebentar itu, hasilnya tidak memuaskan. Kluivert menjadi asisten Postecoglou dalam enam pertandingan dan cuma meraih satu kemenangan.
Patrick Kluivert pernah menjadi asisten dari Ange Postecoglou di Brisbane Roar di thn 2010 pic.twitter.com/LYfIqSbi29
— Indonesia Spurs (@IndoSpurs) January 6, 2025
Ya, ya, tentu ini salah Postecoglou, bukan Kluivert. Etapi Kluivert kan jadi asisten cuma sampai Juni 2010 ya. Nah setelah tak di kursi pelatih, Ange Postecoglou malah sanggup membawa Brisbane Roar juara Liga Australia di akhir musim, lalu mengulanginya di musim berikutnya.
Selain pelatih-pelatih tadi, Patrick Kluivert juga pernah dilatih Claude Puel dan Quique Sanchez Flores. Ia bertemu Puel di masa-masa akhir sebagai pemain, yakni di Lille. Sedangkan Flores saat membela Valencia.
Tampaknya memang, dari pelatih-pelatih tadi, yang paling mengilhami Kluivert adalah Van Gaal. Konon berkat Van Gaal pula, ia mendapat pekerjaan di Timnas Indonesia.
https://youtu.be/9jMlSa7xg9k
Sumber: Goal, Detik, FOXSports, Tempo, VI, Goal Italia, Milannews, TheGuardian, TheGuardian, The42