Serial kapten Tsubasa mengajarkan bahwa sepakbola Asia tak bisa dianggap sebelah mata. Lihat saja karakter musuh Tsubasa, Carlos Santana maupun pelatih Tsubasa, Roberto Hongo. Sebagai orang Brazil, mereka dikisahkan sangat respect dengan Tsubasa yang digambarkan sebagai pesepakbola Asia yang berbakat.
Dari karakter fiksi tahun 80-an itu, dapat dipetik pelajaran bahwa sepakbola Asia sangat bisa bersaing dengan sepakbola dari belahan benua lain. Di era industri sepakbola yang makin gila seperti sekarang ini, sepakbola Asia tak boleh hanya dianggap sebagai alat marketing belaka. Justru dunia harus melihat bahwa pamor sepakbola Asia kini makin berkembang.
Daftar Isi
Sepakbola Asia Dicap Tertinggal
Sepakbola Asia sering dianggap tertinggal dari benua-benua lain. Dulu memang Korea Selatan sempat jadi semifinalis di Piala Dunia 2002. Namun, pencapaian itu ternodai karena mereka dianggap curang. Starting Eleven pernah membahas bagaimana sepak bola Asia tertinggal.
Di situ banyak diceritakan bagaimana aspek-aspek sepakbola Asia yang tertinggal seperti sistem pengembangan, sistem liga, maupun sampai segi fisik maupun mentalitas pemain asia.
Sadar banyak tertinggal, bukan berarti negara-negara di Asia diam saja. Mereka mulai mencanangkan program pengembangan sepakbola yang berkelanjutan. China menargetkan hingga tahun 2050 untuk meraih kesuksesan. Jepang bahkan di tahun 1992 sudah mencanangkan program 100 tahun bisa jadi juara dunia. Sementara Korea Selatan masih setia dengan program mengirimkan pemain-pemain muda terbaiknya di Liga-liga top eropa.
Pemain Asia Hanya Komersil
Mengirimkan pemain terbaik saja memang tak cukup. Karena ada stigma buruk bahwa para pemain asia yang hijrah ke liga Eropa hanya jadi alat jual jersey belaka. Ya, sudah banyak kasus pemain Asia semata-mata jadi alat dongkrak komersial klub Eropa.
Tau sendiri kan, pasar di Asia sangat seksi bagi klub-klub Eropa. Dengan adanya pemain dari Asia, penjualan jersey, merchandise, hak siar, maupun efek bisnis tur pramusim, bisa lebih menguntungkan.
Masih ingat ketika MU asuhan Fergie beli pemain asal Tiongkok bernama Dong Fangzhuo? Antusiasme penduduk Tiongkok saat itu untuk menonton dan membeli jersey MU sangat tinggi.
Pengaruh Pemain Asia
Namun stigma pemain Asia hanya bisa jualan jersey saja, kini perlahan mulai memudar. Para pemain Asia sudah mulai memberi pengaruh nyata di lapangan bagi klub yang dibelanya.
Oh iya, kebetulan tahun 2024 ini Asia sedang menggelar hajat terbesarnya yakni Piala Asia di Qatar. Para pemain yang berkontestasi di ajang ini juga sebagian besar adalah pilar penting di beberapa klub besar Eropa.
Di Korea Selatan misalnya. Tak usah ditanya lagi keberadaan Son Heung-min yang selama bermusim-musim jadi andalan Tottenham Hotspur. Bintang baru Korea yang pernah bermain melawan Evan Dimas, Hwang Hee-chan juga tak luput jadi sorotan.
Di Jepang juga ada nama pemain yang sukses di Bundesliga, seperti Hiroki Ito, Ko Itakura, maupun Ritsu Doan. Belum lagi ada andalan Jurgen Klopp di lini tengah Liverpool saat ini, Wataru Endo. Endo bahkan dipuji-puji oleh Klopp sebagai sosok pemain yang bisa membuat perbedaan bagi timnya.
Di Liga Prancis kedatangan Lee Kang-in juga mulai berdampak bagi skuad Luis Enrique musim ini. Di La Liga, Takefusa Kubo juga sedang moncer bersama Real Sociedad. Belum lagi yang jarang disorot seperti pemain Uzbekistan yang sedang membela CSKA Moscow, Abbosbek Fayzullaev. Gelandang serang 20 tahun tersebut sudah bukukan dua gol dan 9 assist bagi klub asal Rusia tersebut.
Fenomena Pelatih Asia
Tak hanya pemain asia saja, di musim ini sepakbola Asia patut berbangga karena telah melahirkan pelatih handal. Salah satunya adalah Ange Postecoglou, pelatih yang sedang moncer di Liga Inggris bersama Tottenham Hotspur.
Ya, pria 58 tahun tersebut memang tak berpartisipasi di Piala Asia. Namun, kehadiran Postecoglou di Liga Inggris saat ini membuktikan bahwa pelatih dari Asia pun bisa berbuat banyak bila diberi kesempatan. Di bawah pelatih asal Australia itu, Tottenham Hotspur berubah menjadi tim yang lebih progresif, atraktif, dan mampu konsisten bersaing di papan atas.
Pelatih yang menganut sistem “Angeball” tersebut tak dipungkiri bisa menjadi contoh yang bisa ditiru oleh beberapa pelatih Asia lainnya jika ingin sukses di liga top Eropa. Semoga saja, setelah ini akan ada Postecoglou baru berikutnya lagi yang lahir dari Asia.
Proyek Arab Saudi
Selain lahirnya Postecoglou, di belahan Asia Barat sana sedang bergeliat megaproyek sepak bola Arab Saudi. Sorotan media internasional kini tertuju di Saudi Pro League. Bagaimana tidak? Wong di sana ada mega bintang seperti Cristiano Ronaldo.
Ya, proyek mendatangkan pemain-pemain top dunia di Saudi Pro League jadi daya tarik tersendiri. Setelah CR7, pemain seperti Mane, Benzema, Firmino, Mahrez, dan masih banyak lagi ikut-ikutan meramaikan Saudi Pro League.
Dengan banyaknya bintang bertaburan, tiap pekannya kompetisi ini mengundang banyak atensi media internasional. Mereka pasti ingin tahu, apa sih yang akan dibuat oleh CR7 di lapangan? Publik Asia sendiri tentu harus berterimakasih pada proyek Arab Saudi ini. Karena terbukti bisa membantu meningkatkan pamor sepakbola Asia.
Taipan Asia
Jika bicara soal sepakbola Asia, jangan dilupakan juga deretan taipan tajir melintir yang sedang menguasai sepakbola Eropa. Sheikh Mansour yang punya City Football Group berasal dari Uni Emirat Arab. Nasser Al-Khelaifi pemilik PSG berasal dari Qatar. Steven Zhang pemilik Inter Milan juga dari Tiongkok. Belum lagi Mohammed bin Salman yang punya kerajaan bisnis PIF (Public Investment Fund).
FYI aja, secara angka Saudi Pro League yang merupakan mega proyek Mohammed bin Salman memiliki jumlah uang transfer terbesar kedua untuk beli pemain setelah Liga Inggris. yakni mencapai Rp1.530 triliun. Belum lagi fulus yang sudah dikeluarkan Sheikh Mansour, Steven Zhang, dan Nasser Al-Khelaifi selama bertahun-tahun di klubnya masing-masing.
Namun ada yang kurang sebenarnya. Alangkah baiknya kalau para taipan tersebut bisa mengembangkan klub-klub sepak bola di Asia. Jadi, jangan hanya hobi berinvestasi di klub-klub eropa saja. Bayangkan jika klub-klub asia bakal dimiliki taipan tajir seperti mereka? Hmm.. Bisa jadi sepak bola Asia pamornya makin melebihi benua-benua lain.
Sumber Referensi : theguardian, thesefootballtimes, espn, transfermarkt, cnbc