Langkah berani telah diambil oleh Suwon FC saat merekrut Pratama Arhan. Bukan karena statusnya yang cadangan mati di Tokyo Verdy, melainkan bagaimana cara mereka mengumumkan sang pemain. Dengan enaknya Suwon FC menghapus nama “AZIZAH” di foto selebrasi ikonik Arhan dan menggantinya dengan desain jersey terbaru mereka. Melihat postingan itu, semoga istri El Bucin nggak bete ya.
Anyway, selamat atas klub barunya ya Arhan. Menurut sumber yang ada, wong Blora itu direkrut Suwon FC dengan status bebas transfer setelah kontraknya tak diperpanjang oleh Tokyo Verdy. Ngomong-ngomong soal klub baru Arhan, kalian sudah tahu belum kalau Suwon FC tuh ternyata klub yang unik? Penasaran seunik apa? Mari kita bahas.
Daftar Isi
Klub Plat Merah
Usut punya usut, klub yang berasal dari Provinsi Gyeonggi ini bukan klub tradisional seperti kebanyakan klub-klub di Liga Korea. Mereka adalah klub sepakbola bentukan Pemkot Suwon pada tahun 2003. Ya, lebih muda daripada Arhan.
Berstatus sebagai klub plat merah, presiden atau bos besar Suwon FC ya siapa pun yang menjabat jadi Walikota Suwon. Jadi, Suwon FC ini masih bergantung pada dana pemerintah. Makanya, ketika Pratama Arhan gabung, banyak netizen yang bercanda kalau transfer ini adalah satu bentuk kerjasama bilateral antara Indonesia dan pemerintah Kota Suwon. Padahal mah engga.
Saat pertama kali didirikan, klub ini bernama Suwon City Football Club. Menariknya, Suwon City tak langsung menjadi klub profesional. Mereka dikenal sebagai klub amatir yang berlaga di Liga Nasional Korea semi-profesional. Dibentuknya Suwon City ini bertujuan untuk menjaring pemain berbakat dari sekolah-sekolah sepakbola setempat sebelum menapaki karir bersama klub profesional.
Kala itu, Kim Chang-kyum jadi manajer pertama yang menangani Suwon City. Selagi masih berlaga sebagai klub semi-pro, Suwon FC sempat menjuarai turnamen semi-pro bertajuk Korean President’s Cup National Football Tournament tepat setahun setelah mereka berdiri. Delapan tahun berselang, barulah Suwon City Football Club jadi klub profesional.
Pada tahun 2012, Suwon City Football Club pun akhirnya mengganti namanya menjadi Suwon FC. Mereka mengajukan diri untuk bergabung dengan piramida sepakbola Korea Selatan. Alhasil, Suwon FC memulai kompetisi dari kasta kedua Liga Korea atau K-2 League pada tahun 2013.
Di tahun pertama berkompetisi, Suwon FC langsung mencetak kesan positif di kalangan penikmat sepakbola di Korea Selatan. Mereka finis di urutan keempat pada musim debut. Bahkan Suwon FC adalah satu-satunya tim kasta kedua yang mencapai semifinal FA Cup Korea kala itu.
Klub Medioker di K League
Terus, Arhan main di kasta kedua dong? Tenang, bergabungnya mantan pemain PSIS Semarang itu ke Suwon FC adalah sebuah peningkatan karir. Karena klub yang bermarkas di Suwon Stadium itu kini berlaga di kasta tertinggi Liga Korea Selatan. Pada akhir musim 2015, Suwon FC berhasil promosi ke kasta tertinggi setelah melalui proses playoff.
Tapi setelah promosi, kiprah mereka gitu-gitu aja, Suwon FC nyatanya tak mampu berbicara banyak di kasta tertinggi. Di musim perdananya saja, mereka harus kembali terdegradasi ke kasta kedua karena kalah saing dengan tim-tim macam Jeonbuk Hyundai Motors, FC Seoul, dan Pohang Steelers.
Suwon FC akhirnya mau nggak mau harus kembali berjibaku lagi di K-League 2. Suwon FC setidaknya membutuhkan empat musim lamanya untuk kembali promosi ke K-League pada musim 2020 sebagai runner-up K-League 2. Setelah itu, Suwon FC tercatat belum pernah terdegradasi lagi. Lantas, bagaimana performa Suwon FC musim lalu?
Jika harus menggambarkan performa Suwon FC dengan satu kata, jawabannya adalah “mengkhawatirkan” Karena musim lalu mereka terseok-seok di dasar klasemen K-League. Suwon harus mengakhiri musim 2023 dengan duduk di urutan ke-10 dari 12 klub. Untungnya, Suwon FC bisa lolos dari degradasi setelah menang atas Busan IPark di babak playoff degradasi.
Punya Saudara
Layaknya Manchester City, Suwon FC juga punya saudara satu kota lho. Klub tersebut adalah Suwon Samsung Bluewings, klub yang didirikan oleh perusahaan elektronik terbesar di Korea Selatan, Samsung Electronic. Secara prestasi, Suwon FC memiliki nasib yang berbanding terbalik dengan saudaranya itu.
Klub berjuluk The Blue Wings itu tercatat pernah empat kali menjuarai Liga Korea Selatan, lima kali menjuarai Korean Cup, dan enam kali menjuarai Piala Liga Korea Selatan. Di kancah Asia, Suwon Bluewings juga pernah dua kali menjuarai Liga Champions Asia. Tepatnya pada tahun 2001 dan 2002. Sayangnya, rival satu kota Suwon FC ini sudah tak berlaga di kasta tertinggi, mereka baru saja terdegradasi musim lalu.
Prestasi Suwon FC
Menjadi klub medioker yang berada di balik bayang-bayang Suwon Samsungs Bluewings, bukan berarti Suwon FC tanpa prestasi. Jika berkunjung ke Suwon Stadium, maka kalian akan melihat lemari Suwon FC yang berhiaskan beberapa trofi yang sudah diraih. Namun, sebagian besar prestasinya didapat sebelum menjadi klub profesional.
Suwon FC tercatat pernah satu kali juara National League pada tahun 2010, tiga kali juara Piala Liga Korea Selatan pada tahun 2005, 2007, dan 2012, serta delapan kali juara Gyeonggido Sports Festival pada tahun 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2011, tahun 2012. Sementara prestasi terbaik Suwon FC di K League 1 adalah finis di peringkat keenam pada tahun 2021.
Pernah Diperkuat Pemain-pemain Ini
Secara materi pemain, Suwon FC juga tak bertabur bintang seperti klub-klub papan atas Liga Korea Selatan. Selain Pratama Arhan, sejauh ini Suwon baru memiliki dua pemain asing. Mereka adalah Lachlan Jackson dari Australia dan Josepablo Monreal dari Chile.
Jadi tak heran apabila secara market value, Suwon FC saat ini berada di urutan terakhir dengan nilai 179 ribu euro (Rp3 miliar). sebagai disclaimer saja, angka itu akan terus bertambah mengingat bursa transfer Liga Korea Selatan masih dibuka dan Suwon masih akan terus merekrut pemain baru.
Pada musim 2022, Suwon FC sempat menyita perhatian karena merekrut Shin Jae-won yang merupakan anak dari pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Namun kini Shin Jae-won sudah pindah ke klub K-2 League, Seongnam FC. Putra dari Coach Shin itu dikabarkan tak mendapat menit bermain yang cukup kala membela Suwon FC.
Selain pernah dibela Shin Jae-won, Suwon FC jadi klub terakhir dari salah satu legenda sepakbola Korea Selatan, Park Ju-ho. Buat yang belum tahu, Park merupakan salah satu pemain dari Negeri Gingseng yang cukup sukses di tanah perantauan. Berposisi sebagai bek kiri, Park pernah berseragam Kashima Antlers, FC Basel, Mainz, hingga Borussia Dortmund.
Saat ini, pemain Suwon FC yang memiliki CV mentereng adalah Lee Seung-woo. Berstatus sebagai alumni La Masia, Lee yang tak mampu menembus skuad utama Barcelona sempat berkarier di beberapa klub Eropa. Klub-klub macam Hellas Verona di Italia, Sint-Truiden di Belgia, dan Portimonense di Portugal pernah merasakan servicenya.
Suwon FC menjelma klub yang berambisi untuk meraih kesuksesan di dunia sepakbola Korea Selatan. Mereka juga membangun reputasi sebagai destinasi impian para pemain muda, termasuk Pratama Arhan dari Indonesia. Dengan begitu, harapannya Suwon FC bisa memberikan menit bermain yang cukup demi perkembangan karir Pratama Arhan. Jalbwayo Arho!
Sumber: CNN Indonesia, Transfermarkt, Medcom, Tempo