Goodbye Ten Hag, Welcome Ruben Amorim. Ya, pundak pria brewok asal Portugal tersebut kini pasti dipenuhi harapan tinggi fans United di seluruh dunia. Namun siapa sangka, sebelum gabung MU pria brewok tersebut sudah punya segudang romantisme dengan Red Devils, terutama sejak menjadi pemain.
Meskipun saat menjadi pemain, kariernya sempat terbengkalai hingga terpaksa pensiun dini. Sampai akhirnya, ia pun bertemu dengan Jose Mourinho yang memberinya banyak ilmu untuk menjadi seorang pelatih. Mau tahu bagaimana kisah lengkap karier mas brewok yang satu ini? Mari kita ulas.
OFFICIAL! Ruben Amorim is Manchester United’s NEW manager! #mufc
Welcome! 🇵🇹 pic.twitter.com/wAYEt7UEPm
— The United Stand (@UnitedStandMUFC) October 29, 2024
Daftar Isi
Siapa Amorim?
Bernama lengkap Ruben Filipe Marques Amorim. Ia adalah seorang pesepakbola asal Portugal yang lahir di Lisbon, 27 Januari 1985. Saat masih bermain, Amorim biasa bermain sebagai gelandang.
Ia memulai karier juniornya di klub Pontinha dan Belenenses, sebelum akhirnya mendapat kontrak profesional pertamanya bersama Benfica pada tahun 2008. Di Benfica-lah, ia akhirnya banyak meraih prestasi. Dia sempat mengantarkan Benfica juara Liga Portugal sebanyak tiga kali.
Debut Di Timnas
Meski banyak meraih prestasi bersama Benfica, namun Amorim sama sekali tak dilirik Timnas Portugal. Amorim saat itu sadar diri punya banyak pesaing untuk bisa masuk skuad Selecao das Aquinas.
Namun rezeki siapa yang tahu. Jelang Piala Dunia 2010, satu pemain bintang Portugal dari MU yakni Luis Nani dicoret karena mengalami cedera parah. Dicoretnya Nani ternyata membawa berkah bagi Amorim yang akhirnya dipanggil ke Timnas Portugal oleh Carlos Queiroz.
Mimpi yang menjadi kenyataan. Amorim menjadi bagian dari skuad Portugal di Piala Dunia 2010, serta menjalani debut pertamanya saat melawan Pantai Gading pada 15 Juni 2010. Amorim merasa berhutang budi pada Luis Nani. Bayangkan, jika Nani tak cedera, ia nggak bakalan bisa merasakan momen istimewanya debut bersama Timnas Portugal.
Selang setahun, Amorim pun akhirnya bertemu dengan Luis Nani, sosok yang berpengaruh dalam karier sepakbolanya. Pertemuan langsung Nani dan Amorim terjadi saat mereka bentrok di lapangan sebagai musuh. Pertemuan itu terjadi saat Benfica bentrok dengan MU di Old Trafford pada laga babak Grup UCL musim 2011/12.
Cedera Parah
Setelah mampu debut di timnas dan bermain di level tertinggi, karier sepakbola Amorim kemudian menemui musibah di pertengahan tahun 2014. Tepatnya di laga melawan Boavista pada bulan Agustus 2014.
Saat itu, Amorim mengalami cedera parah. Amorim dibawa keluar lapangan dengan tandu. Secara hasil tes tim medis, Amorim dinyatakan mengalami robekan total pada ligamen anterior cruciatum lutut kanannya. Akibat cedera parahnya itu, ia pun absen hingga setahun lamanya.
Dibuang Ke Qatar Lalu Pensiun
Hantu cedera itulah yang membuat karier sepakbola Amorim terganggu. Performanya saat kembali dari meja perawatan pun tak seperti sebelumnya. Amorim benar-benar menurun, dan akhirnya oleh Benfica dibuang ke Qatar.
Amorim dipinjamkan ke klub Qatar, Al-Wakrah FC pada Agustus 2015. Selama semusim ia berlaga di sepakbola Timur Tengah. Itu pun cuma berlaga 10 kali saja di Liga Qatar, karena cedera kambuhannya.
Sampai akhirnya, ia pun kembali ke Benfica di musim 2016/17. Namun saat kembali lagi ke Benfica, dirinya memilih untuk tidak bermain lagi. Amorim memilih untuk fokus pada pemulihan total cederanya.
Setelah dipertimbangkan oleh dirinya dan keluarga, Amorim akhirnya mantap untuk berhenti sebagai pesepakbola per April 2017. Ia memilih pensiun dini di usia yang baru menginjak 32 tahun. Setelah pensiun, Amorim sudah punya niat akan menjalani pendidikan S2 olahraganya, serta kursus kepelatihan.
Belajar Dengan Mourinho, Tapi Anti Mourinho
Saat mengambil kuliah S2, di tahun 2017 Amorim sempat magang di MU saat masih diasuh Jose Mourinho. Amorim sempat berada satu pekan di Manchester. Saat magang, Amorim mendapat banyak ilmu dari The Special One. Mourinho saat itu sempat berbagi banyak ilmu, termasuk tentang bagaimana MU asuhannya bisa mengalahkan Ajax di final Europa League 2017.
Amorim terinspirasi dengan cara Jose Mourinho meniti karier kepelatihan sejak usia muda. Selain banyak ilmu yang diserap dari Mou, ia juga ingin meniru kisah keberhasilan karier kepelatihan Jose Mourinho.
Meski begitu, tak serta-merta juga semua Ilmu dari Mourinho ditiru olehnya. Filosofi permainan misalnya. Amorim punya pemikiran sendiri yang bisa dibilang berbeda jauh dengan Mou. Amorim lebih suka filosofi permainan menyerang dan atraktif, berbeda dengan Mourinho yang identik suka main bertahan.
Taktik Amorim
Ketika Amorim akhirnya meniti karier sebagai pelatih sejak 2018, ia pun membawa pemahaman filosofi permainan menyerangnya tersebut ke dalam timnya. Baik itu sejak di Casa Pia, Braga, maupun di Sporting CP.
Sejak di Sporting pada tahun 2020, Amorim selalu mengandalkan formasi 3-4-3 atau 3-4-2-1. Formasi tersebut juga bisa berubah jadi lima bek sejajar ketika mode bertahan. Sporting racikan Amorim, sangat mengandalkan serangan dari sisi sayap. Termasuk dua bek sayapnya yang selalu naik saat mode menyerang. Adapun tiga pemain di lini serang, ditugaskan bergerak fleksibel untuk mencari ruang.
Selain itu, tim racikan Amorim ini juga identik pada tekanan atau pressing. Sporting asuhannya bisa merebut bola di pertahanan lawan dengan cepat, dan langsung menciptakan transisi serangan yang cepat. Gaya itu hampir mirip dengan gegenpressing-nya Klopp.
Meski bermain menyerang dengan intensitas pressing yang tinggi, Amorim juga terkadang punya pendekatan adaptif. Amorim pernah mengatakan bahwa ia sering bermain dengan menyesuaikan kekuatan lawan. Artinya, dia tidak selalu saklek pada keyakinannya, namun juga memikirkan kondisi.
Bisa dilihat contohnya saat mereka menyingkirkan Arsenal di babak 16 besar UCL musim lalu. Meski bermain di rumah sendiri pada leg pertama, ia tak terlena menyerang untuk memburu gol. Yang ia lakukan malah banyak bertahan. Pasalnya ia sadar kalau hanya sibuk bermain terbuka dan menyerang, timnya akan dengan mudah dihukum oleh Arsenal.
Kelebihan Lain Amorim
Selain taktik, kelebihan terbesar Amorim lainnya adalah kemampuan komunikasi, serta kedekatannya dengan pemain. Amorim bisa membuat para pemain muda dan veteran merasa nyaman berada dalam satu tim.
Selain segi komunikasi, Amorim juga jeli dalam menemukan talenta berkualitas. Bisa dibilang, Amorim ini tidak bergantung pada satu atau dua pemain bintang saja ketika di lapangan. Terbukti, Sporting tetap bisa bersaing hingga saat ini, meski pemain-pemain andalannya dulu macam Palhinha, Nuno Mendes, Matheus Nunes, Pedro Porro, hingga Manuel Ugarte sudah laku dijual.
Menuju MU
Kesuksesan Amorim di Sporting CP, membawanya hijrah ke Liga Inggris. Ia memilih pergi melatih Manchester United, tim yang sempat memberinya banyak kenangan indah. Selain Nani, Old Trafford dan Jose Mourinho, rekan-rekannya dulu saat bermain di Benfica juga sempat berbagi pengalaman saat berseragam MU. Sebut saja Angel Di Maria, Nemanja Matic, maupun Victor Lindelof.
Tak hanya itu, reuninya dengan Manuel Ugarte di Old Trafford juga sudah ia nantikan. Ya, banyak romantisme antara Amorim dengan Red Devils. Harapannya, dengan pengalaman serta racikannya, sang setan bangkit dari kubur. Amorim harus bisa membuat sang setan kembali ditakuti setiap lawannya. Semoga!
🚨🔴 BREAKING: Manchester United are set to pay €10m exit clause for Rúben Amorim to become new manager, here we go!
Sporting confirm formal communication received from #MUFC for Amorim to be appointed.
Amorim has already said yes to Man Utd proposal and project. pic.twitter.com/v17tR1oqlm
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) October 29, 2024
https://youtu.be/YTDcJ6iVXMk
Sumber Referensi : independent, skor, qsl,qa, transfermarkt, thesun, transfermarkt, uefa, transfermarkt, uefa