Kesombongan Ten Hag Berakhir Tragis, Omongan Ronaldo Terbukti!

spot_img

“Era Comes to an End”, yang berarti, sebuah era pasti akan berakhir. Begitulah sabda Ten Hag di awal ia menukangi MU. Bak api yang berkobar-kobar, meneer Belanda tersebut pede bisa mengakhiri era kejayaan Pep Guardiola di City dan Jurgen Klopp di Liverpool. 

Namun pada akhirnya, perkataan Ten Hag tersebut justru balik menerpanya. Era yang berakhir, ternyata era dia memimpin Red Devils. Ya, perjalanan Ten Hag yang berliku sebagai pelatih MU akhirnya berakhir juga. Hal itu seakan membuktikan perkataan CR7 dulu tentang Ten Hag. 

Kesombongan Ten Hag

Sebagai penantang baru di Liga Inggris, Ten Hag dianggap wajar ketika berusaha menanamkan rasa optimisme pada publik Old Trafford maupun pasukanya. Ketika ditanya seorang reporter mengenai pesaing beratnya yakni Pep di City, maupun Klopp di Liverpool. pria belanda berusia 54 tahun itu dengan lantang mengatakan bahwa ia ingin segera mengakhiri dominasi mereka di Liga Inggris. 

Sontak respons dari publik pun beragam. Ada yang mengatakan ia adalah pelatih yang berani, dan cocok untuk melakukan perubahan di MU, namun ada juga yang mengatakan bahwa ia terlalu kepedean, bahkan cenderung sombong.

Ten Hag vs CR7

Mendengar respons publik yang beragam, Ten Hag tak peduli. Ia tetap fokus pada prinsipnya, yakni membangun tim menurut apa yang ia yakini. Pria Belanda itu percaya bahwa metode dan pendekatan baru dalam melatih, akan berimbas di MU. Termasuk dari segi kedisiplinan. 

Celakanya, ada beberapa pemain yang tidak begitu suka dengan pendekatan Ten Hag tersebut. Misalnya saja CR7, ia termasuk pemain bintang yang terganggu dengan perubahan pendekatan yang dilakukan Ten Hag. Hal itulah yang mengakibatkan hubungan keduanya menjadi toxic. Terlebih ketika Ten Hag tak pandang bulu mencoret CR7 dari skuad karena dianggap indisipliner. 

Kekesalan CR7 pada Ten Hag akhirnya memuncak saat ia diwawancarai oleh Piers Morgan. Meski masih berstatus sebagai pemain MU, CR7 berani menyatakan secara terbuka bahwa ia merasa telah dikhianati oleh MU karena ulah dari Erik ten Hag. 

Setelah CR7 benar-benar hengkang dari Old Trafford, rasa gedeknya terhadap Ten Hag pun masih terpendam. Ia lalu kembali mengeluarkan kritikannya pada Ten Hag ketika berbicara di acara Podcast Rio Ferdinand Presents pada awal musim ini.

Menurut CR7, Ten Hag bukanlah orang yang tepat menangani klub sebesar MU. Mentalitas pemenang Ten Hag patut dipertanyakan. CR7 juga meminta manajemen MU agar segera merombak tim termasuk pelatih, agar bisa cepat meraih gelar lagi.

Perkataan CR7 Masuk Akal?

Beberapa kritik CR7 terhadap Ten Hag tersebut ternyata ada benarnya juga. Meski telah mempersembahkan dua trofi selama dua musim beruntun, secara data, Ten Hag ternyata terbukti bukan pelatih yang tepat bagi MU, pasca era Sir Alex Ferguson. 

Misal dari segi persentase kemenangan. Ia hanya mencatatkan 54,69% dari 128 laga yang dijalani dari periode 23 Mei 2022 hingga 28 Oktober 2024. Persentase kemenangan Ten Hag itu masih kalah jauh dari Jose Mourinho ketika di MU, yang mengemas 58,33% dalam 144 laga. 

Secara trofi, Ten Hag juga tak bisa menyaingi Mou. The Special One sudah mampu memberikan tiga trofi bagi setan merah, yaitu Liga Eropa, Piala Liga Inggris, dan Community Shield.

Selain itu, dilansir dari website Premier League, dari 23 Mei 2022 hingga 28 Oktober 2024, rata-rata poin yang diperoleh Ten Hag di MU hanya 1,72 per pertandingan. Hanya sedikit di atas MU era David Moyes, yang memperoleh 1,68 poin per pertandingan.

Boros, Dan Finish Terburuk

Tak hanya data mengenai kemenangan maupun poin per pertandingan saja. Dilihat dari segi pengeluaran, MU era Ten Hag ini adalah yang paling boros di antara pelatih MU lainnya pasca Sir Alex Ferguson.

Merujuk data Transfermarkt, selama di MU Ten Hag telah menghabiskan total 645,8 juta pounds atau sekitar Rp13,2 triliun. Pengeluaran yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan Mourinho (466,1 juta pounds/Rp9,52 triliun) dan Ole Gunnar Solskjaer (450,8 juta pounds/Rp9,21 triliun).

Namun apa hasilnya? Dari pengeluaran yang superbesar itu, Ten Hag justru mencoreng sejarah klub. Ten Hag sempat membawa MU duduk di peringkat terburuk di era Premier League, yaitu di posisi kedelapan pada musim 2023/24. 

Reaksi Pemilik

Namun dari beberapa rentetan dosa Ten Hag tersebut, ia masih saja selamat dari pemecatan. Meski sempat dalam tekanan di akhir musim lalu, ia dipertahankan pemilik setelah adanya pertemuan rahasia dirinya dengan Sir Jim Ratcliffe di Monaco.

Namun tampaknya pemilik khilaf saat itu. Pasalnya, MU kembali menggelontorkan banyak uang untuk Ten Hag di musim 2024/25, tapi hasilnya masih saja nihil. Alhasil, kesabaran pemilik pun sudah sampai ubun-ubun. Terjadilah pertemuan darurat yang melibatkan seluruh petinggi MU di London pada Selasa 8 Oktober 2024. Pertemuan tersebut salah satu agenda terbesarnya adalah membahas masa depan Ten Hag.

Meski pertemuan tersebut tak menghasilkan keputusan yang pasti tentang Ten Hag, namun dari gerak-geriknya, pemilik sudah mulai ancang-ancang untuk memberhentikan Ten Hag. Tanda-tanda itu terlihat dari adanya pembicaraan petinggi MU dengan beberapa pelatih seperti Xavi, Edin Terzic, Thomas Frank, maupun Ruben Amorim.

Kronologi Pemecatan

Banyak publik yang menerka-nerka bahwa sepertinya proses pemberhentian Ten Hag hanya tinggal menunggu momen yang tepat. Benar saja, momen tersebut pun hadir ketika Red Devils menyerah di markas West Ham 2-1. 

Jurnalis Daily Mail, Mike Keegan, lewat cuitannya di X menyebutkan bahwa usai laga melawan West Ham, di pagi harinya, Senin 28 Oktober 2024, manajemen MU memanggil Ten Hag di Carrington. Alih-alih disuruh untuk mempersiapan latihan, Ten Hag malah diajak ngobrol dengan manajemen MU yang diwakili oleh CEO Omar Berrada dan Direktur Teknik, Dan Ashworth.

Keegan sempat menggambarkan, bahwa pertemuan tersebut berlangsung dengan damai dan saling menghormati satu sama lain. Ya, di situasi itulah Erik Ten Hag resmi diberhentikan sebagai pelatih MU.

Respon Pemecatan Ten Hag

Mendengar kabar sensasional tersebut, sontak seantero dunia heboh. David De Gea yang juga jadi korban Ten Hag, ikut memberikan respons. Ia mengunggah postingan sindiran berbentuk emoji tangan dengan gestur ala Italia. Simbol tangan tersebut kalau di Italia dapat diartikan sebagai bentuk ketidakpercayaan atau kekesalan.

Piers Morgan juga tak ketinggalan memberikan komentar. Jurnalis Daily Mail itu mengunggah foto dirinya bersama CR7, dengan isi yang cukup menohok. Isinya adalah mengingatkan kembali publik akan pernyataan CR7 perihal Ten Hag pada dua tahun silam.

Menurut Morgan, setiap kata yang diucapkan CR7 padanya terbukti benar. Ten Hag saat itu dianggap CR7 sebagai pelatih yang tidak mampu menangani talenta kelas dunia, serta mengelola klub sebesar MU.

Sebagai fans MU, perasaannya kini pasti bermacam-macam. Ada yang menyesal, pun ada pula yang puas. Hayoo..football lovers termasuk yang mana nih? Puas atau menyesal?

https://youtu.be/DZYdbW2ohKI

Sumber Referensi : newssky, espn, talksport, mirror, bbc, premierleague, mirror

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru