Real Madrid Tidak Butuh Mbappe untuk Jadi Tim Terkuat

spot_img

Kegagalan transfer Kylian Mbappe ke Real Madrid sempat menjadi perbincangan hangat. Bahkan barangkali, sampai hari ini dari sudut ke sudut, masih ada yang ngomongin hal itu. Pada Bulan Mei lalu, secara mengejutkan Mbappe menolak tawaran Real Madrid.

Ia lebih memilih menandatangani kontrak barunya dengan klub kaya asal Prancis, Paris Saint-Germain. Persis ketika ditolak pemain seperti Mbappe, spekulasi raksasa La Liga akan mendekati krisis dan drama pun mencuat.

Gagal Datangkan Mbappe, Perez Panic Buying?

Beberapa laporan menyebut, setelah gagal mendatangkan Mbappe, Real Madrid akan kesetanan mendatangkan pemain mahal lainnya. Misal saja, dalam laporan The Athletic, Florentino Perez kabarnya akan mendatangkan pemain macam Neymar, Ronaldo, sampai Harry Kane untuk menutupi kegagalan transfer itu.

Selain itu, tak sedikit media yang melaporkan bahwa dengan gagalnya mendatangkan Mbappe, nama Perez dan Real Madrid tercoreng. Para jurnalis beraksi liar terhadap kegagalan transfer ini. Bahwa Perez akan menghabiskan tak sedikit uang untuk menutupi kegagalan ini.

Namun, ternyata itu hanya spekulasi. Sekadar permainan jurnalis yang memanfaatkan kesempatan, untuk menggoreng berita layaknya menggoreng ikan kerapu. Karena hierarki Real Madrid tidak demikian. Kenyataannya, kegagalan itu tidak lantas membuat Florentino Perez termenung di pojokan.

Apalagi seminggu setelah Mbappe tanda tangan kontrak barunya di PSG, anak asuh Ancelotti mengangkat trofi Liga Champions. Ini membuktikkan Real Madrid tidak membutuhkan Mbappe sama sekali.

Padahal jika dihitung dari dananya, Real Madrid sangat bisa mendatangkan Mbappe. Bahkan ketika raksasa Spanyol itu sudah menyelesaikan kesepakatan dengan Rudiger dan Aurelien Tchouameni.

Lebih Irit

Selain itu, dengan tidak mendatangkan Mbappe ke Santiago Bernabeu, Real Madrid jadi lebih irit dalam pengeluaran. Meski, sekali lagi, Madrid bukannya tidak sanggup mendatangkan Kylian Mbappe. Dilansir The Real Champs, Los Galacticos memang sebenarnya masih dalam kondisi finansial yang cukup stabil untuk mendatangkan Mbappe.

Lantaran gagal, maka kondisi finansial Real Madrid jadi lebih baik. Perez bisa menghemat uang untuk mendatangkan beberapa pemain yang benar-benar dibutuhkan klub. Florentino Perez juga tidak perlu lagi harus memenuhi hasratnya untuk membeli Mbappe yang sudah diincar sejak lama.

Karena Real Madrid toh sudah mendapatkan pemain baru, seperti Aurelien Tchouameni. Mantan punggawa AS Monaco itu dibeli Real Madrid dengan biaya tinggi, yaitu 80 juta euro (Rp1,1 triliun). Kehadiran pemain berkebangsaan Prancis itu bukan hanya membuktikkan bahwa Real Madrid bisa membeli pemain dengan harga mahal.

Namun, kehadirannya bisa memperdalam skuad El Real. Tchouameni bisa menjadi pelapis jangka panjang Casemiro, yang tidak lama barangkali akan hengkang. Ia bersama Eduardo Camavinga dan Federico Valverde bisa menjadi penerus jangka panjang Toni Kroos dan Luka Modric.

Strategi Transfer yang Presisi

Meski gagal datangkan Mbappe, spekulasi yang menyebut Florentino Perez akan menghabiskan uang banyak, benar-benar meleset. Sebab hanya Tchouameni pembelian Los Merengues musim ini. Sementara, untuk Antonio Rudiger, Real Madrid tidak perlu mengeluarkan biaya.

Alih-alih gencar mendatangkan pemain baru berharga mahal, Real Madrid bersama Florentino Perez justru mulai bersih-bersih. Pemain-pemain yang kelewat lapuk dan bapuk mulai disingkirkan.

Gareth Bale, Isco, dan Marcelo yang kontraknya habis membebaskan ruang gaji Los Galacticos. Belum lagi, Real Madrid yang sudah membiarkan Luka Jovic merapat ke klub Serie A, Fiorentina.

Fokus ke Skuad yang Ada

Dalam sebuah laporan di Euro Sport, Florentino Perez dan Real Madrid sendiri tampaknya sudah melupakan transfer gagal Kylian Mbappe. Mereka kini berfokus dengan skuad yang ada. Pemicunya adalah kemenangan yang mereka raih di final Liga Champions menghadapi Liverpool.

Tanpa Mbappe pun kedalaman skuad Real Madrid sudah cukup. Lini serang mereka masih memiliki Karim Benzema yang memang sulit untuk diubah. Di lini sayap, para pemain muda seperti Rodrigo Goes, Vinicius Junior, Marco Asensio, sampai Federico Valverde masih bisa berguna.

Itu berbeda jika Mbappe datang. Karena posisi sayap akan direbut olehnya. Dan pemain-pemain tadi yang sudah matang dan siap tempur, jadi tak terpakai. Sia-sia sudah Real Madrid membina pemain mudanya. Namun, yang terjadi kan, tidak demikian.

Kedalaman skuad Real Madrid yang begitu saja sudah cukup untuk mengantarkan mereka juara. Liga Champions, Piala Super Spanyol, La Liga, sampai yang teranyar Piala Super Eropa. Kurang apa lagi? Toh tanpa Mbappe, Ancelotti tidak perlu menyusun ulang puzzle-nya.

Sebab jika Ancelotti beralih ke 4-4-2 untuk mengakomodasi Mbappe, itu sangat beresiko. Terakhir kali sang manajer mengubah formasi semacam itu di masa lalu, justru menjadi bumerang. Dan formasi 4-4-2 jelas akan menyulitkan pemain sayap El Real yang eksplosif.

Tak Peduli Hasil Pra Musim

Namun, kedalaman skuad yang begitu masih menimbulkan keraguan. Apalagi ketika diuji di Las Vegas, Real Madrid takluk atas rivalnya, FC Barcelona 1-0. Kekalahan atas Blaugrana biasanya memicu reaksi yang luar biasa. Akan tetapi, apa yang dilakukan Real Madrid kala itu?

Bagi Florentino Perez dan orang-orang di sekitarnya, kekalahan atas musuh bebuyutan mereka di Amerika Serikat bukan masalah besar. Pertandingan itu, bagi Real Madrid tidak terlalu penting. Los Blancos menganggap pertandingan melawan Barca pada 23 Juli hanya ajang pemanasan saja.

Usai kalah dari Blaugrana, Real Madrid pun lekas bangkit di laga selanjutnya. Meski meraih imbang dengan klub Meksiko, Club America di San Francisco 2-2, Real Madrid berhasil menumpas perlawanan Juventus di Dallas dengan kemenangan mulus 2-0.

Fleksibilitas Taktik Ancelotti

Kunci kehebatan Real Madrid hari ini adalah fleksibilitas taktik Carlo Ancelotti. Meski menggunakan format yang sama, yaitu 4-3-3, tapi Don Carlo sangat fleksibel dalam taktik. Seperti misalnya, beberapa orang berharap Rudiger akan ditaruh di tengah.

Kehadiran bek Jerman itu akan membuat David Alaba didorong ke sisi full back kiri. Namun, Ancelotti tidak melakukannya. Saat takluk 1-0 atas Barcelona, pelatih yang kabarnya akan segera pensiun itu, menaruh Rudiger justru di sisi full back kiri.

Sementara, Alaba tetap berada di tengah, menjalin kerja sama dengan Eder Militao. Uniknya, ketika pertandingan pembuka La Liga kontra Almeria, Ancelotti kembali meramu susunan pemain yang baru. Ada kombinasi senior dan junior di lini tengah.

Ancelotti memasang Toni Kroos, Tchouameni, dan Camavinga di lini tengah. Sementara Valverde ditaruh di sayap kanan, menemani Vinicius untuk mengapit Karim Benzema. Lucas Vazquez, oleh Ancelotti justru ditempatkan di sisi full back kanan.

Sementara, Rudiger dan Nacho menjalin kerja sama di sektor bek tengah. Hasilnya pun lumayan. Real Madrid menang atas Almería 2-1, dan Lucas Vázquez yang posisi naturalnya sebagai gelandang, bisa mencetak gol pada waktu itu.

Mbappe memang pemain hebat. Kegagalan Real Madrid mendapatkannya sempat membuat mereka malu. Tetapi, Real Madrid bisa besar tanpa sosok pemain yang mahal. Tanpa sosok pemain yang haus uang. Ketiadaan sosok seperti Mbappe, tidak lantas membuat kekuatan dan kehebatan Los Galacticos menjadi minus.

https://youtu.be/l6-7dznan8g

Sumber: France24, TheAthletic, EuroSport

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru