Ditinggal secara mendadak oleh Karim Benzema jelas membuat Real Madrid repot di bursa transfer. Tadinya, Madrid hanya berencana untuk mencari striker pelapis saja. Namun dengan hengkangnya Benzema, langkah lebih besar pun harus diambil.
Los Blancos kemudian kembali dikaitkan dengan Kylian Mbappe. Kebetulan, Mbappe baru saja menolak opsi perpanjangan kontrak dengan PSG. Selain Mbappe, Madrid juga dikaitkan dengan Harry Kane.
Akan tetapi, setelah dikaitkan dengan Mbappe dan Kane, Madrid membuat dahi banyak orang berkerut. Pasalnya, Florentino Perez justru menjatuhkan pilihannya kepada striker gaek, Joselu. Striker berusia 33 tahun ini baru saja diresmikan sebagai pemain anyar Real Madrid dengan status pinjaman dari Espanyol.
Transfer tersebut tentu mengundang tanda tanya. Bagi Joselu, itu merupakan peningkatan karier. Namun, apakah ini sebuah langkah yang tepat atau justru berpotensi menjadi blunder bagi Real Madrid?
Daftar Isi
Joselu: Si Anak Hilang
Sebelum menganalisisnya, mari sejenak kita bahas profil dari Joselu yang sebetulnya bukanlah wajah asing bagi publik Santiago Bernabeu. Pemain dengan nama lengkap José Luis Mato Sanmartín itu bisa dibilang “Si Anak Hilang”, sebab dulunya Joselu sudah pernah merasakan berseragam El Real di era “Galacticos Jilid 2”.
Joselu yang lahir di kota Stuttgart, Jerman Barat pada 27 Maret 1990, didatangkan Real Madrid dengan mahar €1,5 juta dari akademi Celta de Vigo di musim panas 2009. Kala itu, ia disebut-sebut sebagai pemain muda yang menjanjikan dan prospek cerah bagi timnas Spanyol kelompok usia.
Joselu tak langsung masuk skuad Los Galacticos, tetapi lebih dulu disekolahkan di Real Madrid Castilla. Selama musim 2010/2011 hingga 2011/2012, Joselu tampil menonjol bagi Real Madrid Castilla dengan torehan 40 gol dan 8 asis.
Selama penampilan impresifnya di Real Madrid Castilla, Joselu juga sempat merasakan 2 kali tampil bersama skuad Los Galacticos asuhan Jose Mourinho. Hebatnya, di dua penampilan minim menit bermain itu, Joselu selalu berhasil mencetak gol. Uniknya, 2 caps dan 2 gol Joselu bersama Real Madrid tersebut sama-sama didapat usai dirinya masuk menggantikan Karim Benzema.
Sayangnya, setelah itu ia tak lagi mendapat kesempatan. Meski jadi top skor di skuad Castilla, Joselu tak mendapat tempat di skuad Galacticos dan dilepas Madrid di musim panas 2012.
Kini, setelah 11 tahun berlalu, Joselu “Si Anak Hilang” kembali ke Santiago Bernabeu. Tentu, ia tak lagi muda, tetapi tempaan hidup sejak dibuang “Galacticos Jilid 2” telah membuat Joselu pulang kembali Madrid dengan status “Si Tua Keladi”.
Joselu: Makin Tua Makin Jadi
Setelah terbuang dari skuad Los Galacticos, Joselu pulang ke tanah kelahirannya di Bundesliga Jerman. Tiga musim ia habiskan membela 3 klub berbeda, yakni Hoffenheim, Eintracht Frankfurt, dan Hannover 96. Selama periode tersebut, ia mencatat 79 penampilan di Bundesliga dan mencetak 22 gol dan 8 asis.
Petualangan karier Joselu kemudian berlanjut di tanah Inggris. Ia bergabung dengan Stoke City di musim panas 2016. Sempat dipinjamkan semusim di Deportivo La Coruna, Joselu kemudian membela Newcastle United dari musim 2017 hingga 2019.
Selama 3 musim di Premier League, Joselu bisa dibilang sebagai “pemain flop”. Total dari 79 penampilannya bersama Stoke City dan Newcastle United, Joselu hanya sanggup menghasilkan 11 gol dan 6 asis saja.
Joselu kemudian terlahir kembali usai pulang kampung ke Spanyol di musim panas 2019 dan membela Alavés. Di dua musim pertamanya, ia berhasil mencetak 11 gol di tiap musimnya. Bukannya meredup, Joselu yang sudah berkepala tiga justru makin tajam. Terbukti dengan torehan 14 golnya di musim 2021/2022.
Joselu kemudian pindah ke Espanyol di musim panas 2022 usai Alavés terdegradasi dari La Liga. Bagai de javu, Espanyol juga terdegradasi dari La Liga. Namun, penampilannya di musim 2022/2023 bisa dibilang sebagai titik tertinggi dalam karier Joselu.
Di usianya yang sudah menyentuh 33 tahun, Joselu berhasil mencetak 16 gol di La Liga. Sebuah prestasi yang mengantarkannya meraih penghargaan Zarra Trophy, sebuah trofi yang diberikan setiap tahun oleh harian Marca, kepada pemain domestik Spanyol dengan jumlah gol terbanyak di La Liga. Secara total, Joselu menjadi top skor ketiga La Liga musim lalu di bawah Robert Lewandowski dan Karim Benzema.
Performa apik itu pun berbuah panggilan ke timnas Spanyol asuhan Luis de la Fuente. Bagai di alam mimpi, tepat dua hari sebelum usianya genap 33 tahun, Joselu yang turun sebagai pemain pengganti di laga melawan Norwegia sukses mencetak 2 gol di laga debutnya.
Selain jadi debutan tertua yang mencetak gol bagi La Furia Roja sejak September 2006, Joselu juga tercatat sebagai pemain Spanyol pertama yang berhasil mencetak dua gol dalam debutnya sejak Fernando Morientes melakukannya pada Maret 1998.
Penampilan apik itu lalu berlanjut di ajang UEFA Nations League. Joselu jadi penentu kemenangan Spanyol atas Italia di partai semifinal. Ia juga jadi salah satu penandang penalti yang sukses mengantar Spanyol meraih trofi UEFA Nations League 2023.
Joselu: Solusi Jangka Pendek atau Panjang?
Tiga gol dalam 4 caps bersama La Roja yang dicetak hanya dalam 135 menit bermain jadi bukti kalau Joselu merupakan striker yang efektif. Namun, yang jadi pertanyaan, apakah Joselu pengganti sepadan bagi Karim Benzema?
Dari statistik gol, Benzema jelas lebih unggul dengan 19 gol berbanding 16 gol. Dari Expected Goals, Joselu juga kalah, yakni 14,5 berbanding 21,5 milik Benzema. Selain lebih tajam, Benzema yang menit bermainnya lebih sedikit juga terbukti lebih efektif.
Selain gol, Benzema juga unggul dalam urusan mengirim umpan. Akurasi umpan Benzema mencapai lebih dari 86%, sementara Joselu hanya sekitar 60% saja. Asis dan umpan memang jadi kelemahan Joselu.
Dari catatan FBref, Benzema juga jauh lebih banyak menghasilkan ancaman ketimbang Joselu. Benzema juga lebih banyak menggiring bola hingga kotak penalti lawan.
Satu-satu keunggulan Joselu dari Benzema adalah statistik bertahan sang striker. Bermain untuk tim yang berjuang di zona degradasi membuat Joselu memiliki catatan tekel, blok, dan intersep yang jauh meninggalkan Benzema. Ini mungkin bagus untuk lini depan Madrid. Joselu bisa menjaga possession dan merebut kembali bola di area pertahanan lawan.
Namun, dari perbandingan tersebut, kita tentu setuju kalau kualitas Joselu tak lebih baik dari Benzema. Dari perbandingan ini pula, kita bisa mengambil kesimpulan sementara kalau Joselu kemungkinan hanya akan jadi solusi jangka pendek.
Joselu dipinjam Real Madrid dengan harga murah. Los Blancos hanya membayar €500 ribu kepada Espanyol. Terdapat klausul pembelian tidak wajib sebesar €1,5 juta. Hanya dipinjam semusim hingga Juni 2024, Joselu juga bersedia mengurangi gajinya, sebuah good deal yang dilakukan Madrid dan Florentino Perez.
Melihat detail kontrak tersebut tentu makin menguatkan asumsi kalau Joselu hanya akan jadi solusi jangka pendek. Bisa jadi, musim depan Madrid baru akan memburu striker yang sesungguhnya dan tidak menutup kemungkinan kalau target mereka adalah Kylian Mbappe yang akan habis kontrak pada Juni 2024.
Rekrut Joselu, Tepat atau Blunder?
Jadi, apakah ini merupakan langkah tepat atau blunder? Seperti yang sudah disinggung, peminjaman Joselu adalah good deal yang dilakukan Real Madrid. Mendapat striker lokal tertajam dengan harga murah adalah sebuah kemenangan.
Apalagi, Joselu memiliki satu keunggulan yang tak bisa disaingi Benzema, yakni kesehatan. Joselu terbilang jarang cedera. Musim lalu, ia hanya absen 2 kali, kontras dengan Benzema yang melewatkan 15 pertandingan.
Selain itu, Joselu bisa memberi warna berbeda bagi lini depan Madrid. Dengan tinggi badan dan kekuatan fisiknya, ia unggul dalam duel udara. Joselu juga bisa mencetak gol dari kedua kakinya dan merupakan seorang penembak penalti dan penendang jarak jauh.
Joselu mungkin tak akan banyak membawa bola seperti Benzema, tetapi kemampuannya mencari ruang kosong membuatnya sering mendapat gol mudah. Kemampuan bertahannya yang bagus juga bisa menguntungkan Carlo Ancelotti saat Madrid dalam fase pressing. Kemampuannya ini juga bisa membantu Madrid dalam fase bertahan maupun menghadapi situasi bola mati.
Jadi, walaupun mungkin ia hanya akan jadi solusi jangka pendek, tetapi Joselu merupakan pembelian yang tepat. Jika dirinya tak jadi striker utama yang dituntut jadi keran gol Madrid, setidaknya Joselu bisa menjadi seorang supersub, peran yang sudah ia buktikan bersama timnas Spanyol.
Satu-satunya keraguan yang masih mengganjal adalah pengalaman Joselu di level kompetisi yang lebih tinggi. Namun, melihat pengalaman hidupnya yang ditempa di berbagai situasi, rasanya Joselu bisa mengatasinya.
Perjalanan karier Joselu juga jadi bukti kalau ia telah lama bersabar dan tak mudah menyerah. Pembuktian sudah jadi makanan harian bagi Joselu. Jadi, mari kita beri ruang untuk Joselu membuktikan diri. Siapa tahu, Madrid kepincut dan menjadikannya striker permanen dengan jangka waktu yang panjang.
Referensi: FBref, Real Madrid, Goal, Football-Espana, Dirfut, DailyMail.