Real Madrid Ngakunya Tim Terbaik, Tapi Perkara Wasit Aja Labil?!

spot_img

Di balik kegemilangan Real Madrid, terdapat sisi lain yang telah menimbulkan kontroversi. Los Blancos jadi bahan kritikan lantaran sering berurusan dengan wasit, terutama ketika hasil pertandingan tidak sesuai harapan alias saat mereka merasa dirugikan. Kelakuan ini membuat Madrid dipandang sinis. 

El Real tak jarang jadi bahan perbincangan di kalangan netizen dan media, bahkan ikut menyeret Presiden La Liga.​ Bagaimana Madrid sering disebut tim terbaik, tapi urusan wasit saja sering labil? Berikut cerita lengkapnya.

Real Madrid: Klub Terbaik Dunia?

Real Madrid sejauh ini masih dianggap sebagai klub yang memiliki basis suporter yang kelewat percaya diri. Para demit di seluruh dunia sering koar-koar kalau klub kesayangan merupakan tim terbaik seantero bumi. Tak terkecuali saat main memalukan. Para fans acap menggunakan 15 gelar UCL sebagai tameng ketika Los Blancos boncos. 

Sikap bangga cenderung jumawa ini pun semakin menjadi-jadi lantaran ada yang memvalidasi. Laureus World Sports  yang disebut sebagai ‘Oscar nya Olahraga ini’ baru saja menobatkan Real Madrid sebagai  pemenang untuk kategori Tim Olahraga Terbaik Dunia.

El Real mengalahkan tim-tim besar dari berbagai cabang olahraga lainnya. Sebut saja Timnas Basket Putra Amerika Serikat dan tim F1 McLaren. Namun, di balik penghargaan tahunan yang sudah berlangsung sejak 2000 itu memunculkan pertanyaan: kok bisa klub yang doyan protes ke wasit menang dengan kategori tim terbaik? Apakah penilaiannya hanya pada jumlah trofi tanpa harus mempertimbangkan integritas?

Drama Real Madrid dengan Wasit  

Sudah jadi rahasia umum kalau Real Madrid kerap mementaskan kontroversi. Cerita protes Real Madrid ke wasit bukanlah sesuatu yang baru. Bahkan belum lama ini, sebelum menelan kekalahan untuk ketiga kalinya atas Barcelona di musim ini, Los Blancos dengan sengaja mempertontonkan drama dengan juru pengadil lapangan. Melalui saluran resmi Real Madrid TV, klub yang sudah mengoleksi 15 trofi UCL ini merilis video yang mengkritik penunjukan wasit Ricardo de Burgos Bengoetxea. 

Video itu menyoroti keputusan-keputusan sang wasit yang dianggap merugikan Madrid di masa lalu. Tindakan ini memicu reaksi emosional dari sang wasit, yang dalam konferensi pers menyatakan bahwa kritik tersebut berdampak pada keluarganya dan mengancam integritas profesi wasit. ​

Sebagai respons, Real Madrid memboikot konferensi pers dan sesi latihan resmi sebelum pertandingan, serta menuntut sanksi terhadap wasit yang bersangkutan. Meskipun akhirnya klub membantah niat untuk memboikot final Copa del Rey, sikap ini dinilai oleh banyak pihak sebagai bentuk kekanak-kanakan yang tidak sepatutnya ditunjukkan oleh klub sebesar Real Madrid.​

Sebelum membuat Ricardo de Burgos berlinang air mata dan kena mental, Real Madrid sudah berulang kali memprotes wasit habis-habisan. Namun yang paling dekat dari kejadian sebelum ini adalah beberapa bulan yang lalu.

Tepatnya pada Februari 2025 kontra Espanyol. Saat itu wasit Muniz Ruiz  yang memimpin laga kena cecar karena nggak mengeluarkan kartu merah untuk Cristian Romero. Bek Espanyol ini dinilai melakukan tekel horor yang membahayakan Kylian Mbappe. Namun aksi protes keras pemain Los Blancos yang meminta Romero diusir cuma direspons degan kartu kuning.

Sialnya Romero yang terus lanjut bermain malah mencetak gol kemenangan untuk Espanyol di laga tersebut. Seusai laga, Real Madrid pun nggak tinggal diam dan langsung melayangkan surat protes ke Federasi Sepak Bola Spanyol.  RFEF pun angkat bicara dan menegaskan wasit sudah bekerja sesuai kredibilitas dan sesuai dengan tanggung jawab yang diamanahkan.

Konflik Panas dengan Presiden La Liga

Namun bukannya menerima hasil dengan lapang dada, Real Madrid TV justru memanaskan situasi dengan menuding pihak La Liga. Mereka menyebut badan pengelola kompetisi yang dipimpin oleh Javier Tebas ini telah menerima sogokan dari Barcelona. Sosok yang disindir Los Blancos adalah Jose Maria Enriquez Negreira yang merupakan wakil presiden Komite Wasit Spanyol.

Tentu ini bikin pihak La Liga murka. Mereka membantah tuduhan Madrid. Sebaliknya, Javier Tebas menyebut Madrid justru kehilangan akal sehat karena sering playing victim. Menurutnya Madrid cuma membesar-besarkan masalah. Tebas bahkan berani menyerang balik Florentino Perez karena seakan-seakan semua orang harus tunduk pada El Real

Namun pihak La Liga segera membantah dan murka besar dengan sikap cengeng dan berlebihan El Real. Javier Tebas menyebut Real Madrid sudah kehilangan akal sehat karena sering.  Tebas menilai El Real sudah sangat keterlaluan karena sedikit-sedikit membesar-besarkan masalah.

Tebas juga  menyebut, setiap kali melayangkan protes ke wasit, El Real telah meludahi marwah kompetisi.  Presiden La Liga ini pun mendukung langkah para wasit yang mulai berani bersuara atas tekanan dan intimidasi yang dibuat oleh El Real. Pasalnya selama ini, sudah ada rumor yang beredar kalau beberapa wasit menolak memimpin laga El Real lantaran ogah dituding mencurangi.

Reaksi Netizen dan Media

Kecenderungan Real Madrid untuk mengkritik wasit memicu reaksi beragam di media sosial. Gerard Pique menilai Los Blancos gemar membangun narasi manipulatif yang merusak citra wasit. Legenda hidup Barcelona ini pun tak mau ketinggalan mencibir klub yang bermarkas di Santiago Bernabeu tersebut.

“Mereka telah melakukannya selama 120 tahun. Ketika mereka kalah, mereka selalu membicarakan hal lain. Itulah yang mereka inginkan. Real Madrid selalu melakukannya dan mereka terbiasa menekan media dan menyalakan ‘mesin’ ketika keadaan tidak berjalan baik. Sejak saat itu, wasit akan berada di bawah tekanan,” ucap Pique.

Omongan eks kekasih Shakira itu juga senada dengan kegelisahan banyak netizen yang menyebut Real Madrid sebagai “raja drama” atau “tim besar yang suka mengeluh.” Mereka ini sering protes ketika dirugikan saja, tapi saat tidak, ya cenderung diam. Seperti saat Real Madrid mengalahkan Real Sociedad di semifinal Copa del Rey.

Di leg kedua, wasit mengesahkan gol Tchouameni. Padahal saat itu Kylian Mbappe dianggap berada dalam posisi offside dalam sebuah serangan yang yang mengawali gol Tchouameni dari sepak pojok. Imanol Alguacil selaku pelatih Real Sociedad tak segan mencibir Los Blancos sebagai tim besar yang harus dibantu wasit untuk bisa menang.

Diego Simeone, orang yang kebenciannya pada Real Madrid sudah mendarah daging juga tak terkejut lagi dengan Real Madrid yang cenderung tutup mata kala wasit berpihak ke mereka. Sebenarnya sejak lama publik memplesetkan Real Madrid jadi Real VarDrid karena seringkali diuntungkan oleh wasit. Matthijs de Ligt juga tak ragu untuk mencap Madrid sering juara Liga Champions karena dibantu wasit. 

Sikap yang Membingungkan

Sikap standar ganda Real Madrid ini pun membingungkan. Dan itu juga membuat mereka kelihatan labil, tidak setia pada nilai keadilan yang digembar-gemborkan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang integritas dan kedewasaan klub dalam menghadapi dinamika pertandingan sepak bola.​

Real Madrid, sebagai klub dengan sejarah dan prestasi gemilang, seharusnya mampu menunjukkan sikap yang lebih dewasa dan konsisten dalam menghadapi keputusan wasit, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Hanya dengan begitu, mereka dapat benar-benar disebut sebagai tim terbaik di dunia, tidak hanya dalam hal prestasi, tetapi juga dalam sikap dan sportivitas.

https://www.youtube.com/watch?v=9YFRuqjC-k4

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru