Lamine Yamal Buktikan Anak Pelayan Juga Bisa Jadi Bintang Lapangan

spot_img

Kalau di Indonesia, untuk menggambarkan sosok anak kecil yang sudah berprestasi di usianya yang masih belia, biasanya disebut kecil-kecil cabe rawit. Nah, berhubung pemain muda berbakat yang satu ini berasal dari Spanyol, mungkin ya jadinya kecil-kecil cabe jalapeno.

Lamine Yamal adalah bentuk ejawantah dari anak muda yang sudah memberikan rasa panas membakar pada pertahanan musuh, layaknya sensasi setelah memakan cabe jalapeno. 

Mungkin setelah era Leo Messi, Yamal boleh dikatakan sebagai produk asli akademi La Masia terbaik yang pernah menetas. Di usia yang baru 17 tahun, Yamal sudah menjadi tulang punggung bagi kesebelasan Barcelona dan Timnas Spanyol. Namun, di balik kariernya cemerlang, siapa sangka sang bocah ajaib berasal dari keluarga miskin. Berasal dari orang tua yang hanya menjadi seorang pesuruh. Bagaimana kisahnya?

Tumbuh Dari Keluarga Imigran yang Pisah Jalan

Cerita perjuangan Yamal dimulai sejak kedua orang tuanya memutuskan mengikat janji suci sehidup semati. Usut punya usut, meski Yamal kini menyandang status warga negara Spanyol, ayah dan ibunya bukan seorang Spaniard  tulen. Ayah Yamal, Mounir Nasraoui adalah tukang cat yang berasal dari Larache, Maroko. Sementara sang ibunda, Sheila Ebana lahir di Bata, Guinea Ekuatorial, yang berprofesi sebagai pelayan restoran. 

Nah, terus kenapa Yamal bisa memiliki warga negara Spanyol? Jadi, gini alurnya. Ayah dan ibu Yamal memutuskan hijrah ke negara bagian Catalunya untuk memulai hidup yang lebih baik, jauh sebelum menikah. Mereka bertemu di Esplugues de Llobregat, sebuah daerah di Barcelona yang tak terlalu jauh dari Camp Nou. 

Sebagai imigran muslim yang sama-sama menyebrang dari daratan Afrika, Mounir dan Sheila hidup pas-pasan di tanah rantauan. Bahkan untuk sekadar kehidupan pokok sehari-hari saja, mereka dibantu orang-orang yang murah hati. 

Jumat, 13 Juli 2007, bayi di kandungan Sheila hadir ke muka bumi. Saat memberikan nama untuk jagoan kecilnya, Mounir dan Sheila sepakat menamai anak mereka, Lamine Yamal Nasraoui Ebana. Menariknya nama “Lamine Yamal” diambil dari dua nama dermawan yang membantu Mounir dan Sheila membiayai operasi persalinan anak itu. Sementara kata Nasraoui dan Ebana diambil dari nama belakang Mounir dan Sheila. 

Sampai usia dua tahun, Yamal tumbuh dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang mampu. Sampai pada akhirnya, masa kecil Yamal tak lagi sama setelah orang tuanya memilih bercerai saat usia Yamal masih tiga tahun. Alhasil, Mounir dan Sheila pisah tempat tinggal, Mounir menetap di Mataro, sedangkan Sheila pindah ke Granollers. 

Meski tak lagi bersama, Mounir dan Sheila tetap menaruh perhatian pada Yamal. Mau tak mau, Yamal sering bolak-balik dari Mataro-Granollers untuk bergantian tinggal dan mengunjungi ayah dan ibunya. 

Berkat Sang Ibunda, Bakat Yamal Tercium La Masia

Walau hidup dari keluarga broken home, Yamal mampu bertahan menjadi anak yang kuat dan mandiri. Ia menjadikan sepak bola sebagai pelampiasan dari masalahnya. Perkenalan Yamal dengan dunia kulit bundar dimulai saat ia dimasukkan oleh ibu ke klub lokal di Granollers, yakni CF La Torreta saat usianya baru 4 tahun. 

Di sinilah Yamal pertama kali menempa dirinya sebagai calon bintang masa depan. Lalu, tibalah saat perwakilan La Masia mencium bakat Yamal yang brilian dan memutuskan melihat langsung skill Yamal. Tak butuh waktu lama bagi Barcelona untuk terkesima, lantas menyodorkan kontrak pada 2014, saat Yamal beranjak 6 tahun. 

Melansir dari ESPN, terkuak alasan yang membuat tim pemandu bakat La Masia sampai klepek-klepek dengan talenta Yamal. Mantan direktur La Masia, Jordi Roura menerangkan bahwa Yamal memiliki teknik kontrol bola yang baik, kecepatan berlari yang tinggi, dan eksekusinya sangat bagus. Tak salah kalau Roura langsung gercep menawari Yamal kesempatan emas belajar sepak bola bersama akademi Barcelona. 

Setelah tanda tangan tergores di atas kertas, maka dimulailah perjalanan Yamal menjadi penyerang tokcer. Emang dasarnya udah jago dari lahir, Yamal ibarat anak sekolah yang pinternya kebangetan, sampai berkali-kali akselerasi kelas, melampaui bocah sepantarannya

Eks pelatih Yamal di Barca U-9 dan U-13, Albert Puig berkata kalau Yamal tampil sangat menonjol dibanding teman seangkatannya, sehingga ia tak ragu untuk mempromosikannya lebih cepat ke tingkat yang lebih tinggi. 

Panggilan Xavi Membawanya Ukir Beragam Rekor

Singkat cerita, nama Yamal yang makin harum di lapangan La Masia, memikat hati Xavi Hernandez pada 2022 yang saat itu masih memikul jabatan sebagai pelatih utama Barcelona. Yamal yang ketika itu tercatat sebagai anggota tim Juvenil A dan berusia 15 tahun, dipilih sebagai salah satu pemain akademi yang diajak Xavi untuk berlatih bersama tim senior. 

Panggilan tugas itu rupanya tak disia-siakan oleh Yamal. Ia mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya sepanjang sesi latihan. Xavi yang dulunya jebolan La Masia sampai tak kuasa menyembunyikan kekagumannya terhadap individu Yamal. Pria berusia 45 tahun itu mencap Yamal sebagai pemain kidal yang paham betul, kapan dirinya harus mempercepat atau mendelay permainan. 

Merasa bakat Yamal tak boleh disia-siakan begitu saja, Xavi dengan mantap memberikan debut pertama Yamal bersama tim senior Barca. Pada laga melawan Real Betis, 29 April 2023, publik Camp Nou menyambut hangat Yamal dengan tepukan meriah, saat dimasukkan di menit 83 menggantikan Gavi. Meski tak begitu lama berada di atas lapangan, hari itu Yamal mengukir sejumlah rekor baru dalam sejarah klub.

Ia tercatat sebagai  pemain paling muda yang pernah menjalani debut untuk Barcelona di La Liga, saat berusia 15 tahun dan 290 hari. Sebelumnya, rekor ini dipegang oleh Armando Sagi pada 1922. Yamal boleh berbangga, karena dirinya bisa tampil bersama tim utama, lebih muda dari Ansu Fati, Pedri, Gavi, hingga Lionel Messi sekalipun. 

Pencapaian itu semakin terasa tambah spesial setelah Barca keluar sebagai campeones La Liga musim 2022/23 dengan keunggulan 10 poin atas Real Madrid. Sungguh musim debut yang begitu sempurna bagi Yamal yang langsung digadang sebagai berlian baru Catalan. 

Mungkin saja bila Xavi tak memberinya kesempatan pertama bermain di tim utama, Yamal tak mungkin bisa mengemas rekor demi rekor baru. Terhitung sejak memulai debut pada 2023, Yamal sudah menyabet sejumlah rekor kinclong, baik bersama Barca dan Timnas Spanyol. 

Ambil contoh pencetak gol termuda kedua di Liga Champions, di usia 17 tahun 60 hari pada Agustus 2024, pencetak gol termuda di El Clasico di usia 17 tahun 105 hari pada 26 Oktober 2024, dan pencetak gol termuda sepanjang sejarah Euro di usia 16 tahun 361 hari pada Euro 2024. 

Paling baru, pemilik 19 caps bersama La Furia Roja ini mengukir sejarah baru sebagai pemain termuda yang mencetak gol di semifinal Liga Champions di usia 17 tahun 291 hari. Yamal melakukannya saat mengoyak gawang Inter Milan. Sebuah prestasi yang dianggap oleh Simone Inzaghi sebagai “fenomena yang terjadi setiap 50 tahun sekali”.

Pernah Dimandikan Messi Hingga Makna Di Balik Selebrasi Ikonik

Setelah tadi membahas biografi dan karir Yamal, sekarang mimin ingin menunjukkan beberapa trivia yang berkaitan dengan dirinya. Sejak namanya menyeruak ke permukaan, Yamal langsung disebut-sebut anak ideologis Lionel Messi. Awalnya, orang-orang mengira kalau sebutan itu diberikan karena faktor Yamal yang sama-sama jebolan La Masia seperti Messi. 

Sampai akhirnya, muncul sebuah foto Yamal saat bayi yang tengah dimandikan oleh La Pulga di media sosial. Sontak jagad sepak bola dunia geger. Usut punya usut, foto itu diambil tahun 2007 dalam acara kampanye yang diadakan Diario Sport dan UNICEF di Stadion Camp Nou.

Ketika itu, Yamal masih berumur enam bulan, sedangkan Messi sudah berusia 20 tahun. Ternyata, foto itu sudah lama disimpan oleh keluarga Yamal, dan baru saja tersebar karena mereka tak ingin anaknya disamakan dengan Messi yang sudah melegenda. 

Trivia kedua, keterkaitan Yamal yang mengidolakan Messi membuatnya setia menggunakan sepatu Adidas seri F50 yang pernah digunakan Messi. Uniknya, Yamal meminta Adidas untuk menempelkan bendera Maroko dan Guinea Ekuatorial di sisi sepatunya. Hal itu dilakukan Yamal untuk menghormati asal dari kedua orang tuanya. 

Terakhir, ada makna di balik selebrasi dirinya setiap berhasil mencetak gol. Yamal akan menunjukkan gestur tangan yang seakan menunjukkan angka 304. Bila ditelisik, angka 304 adalah digit terakhir dari kode pos lokal di daerah Rocafonda. Rocafonda sangat melekat di hati Yamal, karena di sanalah ayahnya tinggal setelah bercerai. Yamal punya memori yang membekas kuat dengan Rocafonda sehingga mengabadikannya dalam selebrasinya. 

givemesport.com, espn.com, independent.co.uk, bola.net, tirto.id, cnnindonesia.com

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru