Seperti meriam yang bertubi-tubi melontarkan peluru, Arsenal membombardir pertahanan lawan tanpa ampun. Lihat saja, belakangan ini The Gunners menang dengan margin gol yang sangat fantastis.
Menaklukan Crystal Palace dengan lima gol tanpa balas, menghancurkan The Hammers 6-0, mempermalukan Burnley 5-0, dan yang terbaru melibas Sheffield United dengan setengah lusin gol. Wajar kalau Arsenal menjadi tim paling rajin mencetak gol di Liga Inggris musim ini dengan 68 golnya.
Namun, seperti halnya berperang, selain menyerang, pertahanan kokoh juga dibutuhkan. Musim ini, Arsenal tidak hanya sibuk mencetak gol, tapi juga piawai membuat gawangnya sulit ditembus. Bahkan beberapa kali menciptakan nirbobol. Ini sangat brilian. Tapi, bagaimana Arsenal melakukannya?
Daftar Isi
Fakta di Lapangan
Tampil produktif bukan berarti Arsenal melupakan tugas penting di sektor pertahanan. Mikel Arteta telah menyusun strategi agar semua lini mendapat porsi yang seimbang. Secara statistik, hingga pekan ke-27 Meriam London baru kebobolan 23 gol saja. Itu jadi yang terbaik musim ini.
Dengan begitu, Arsenal jauh lebih baik dibandingkan tim-tim lain musim ini. Sejauh ini, Manchester City sudah kebobolan 25 gol dan Liverpool 27 kali. Makin luar biasa apabila dibandingkan dengan tim dengan pertahanan terbaik musim lalu, Newcastle United. Skuad asuhan Eddie Howe kini justru sudah kebobolan 45 gol dari 27 pertandingan Liga Inggris.
Selain itu, jumlah gol yang sedikit berbanding lurus dengan jumlah clean sheet yang sudah dicatatkan Arsenal. Musim ini Arsenal sudah mencatatkan sebelas clean sheet. Lagi-lagi, itu jadi yang terbaik di Liga Inggris. Lebih baik dari sang pemuncak klasemen sementara, Liverpool yang baru mencatatkan sembilan clean sheet.
Duet Gabriel dan Saliba
Kepiawaian The Gunners menjaga pertahanan adalah buah dari kualitas pemain belakang yang dimiliki Mikel Arteta. Dengan formasi 4-3-3, Arteta menduetkan Gabriel Magalhaes dan William Saliba sebagai dua menara kembar di area pertahanan. Keduanya nyaris tak tergantikan di lini bertahan Arsenal sepanjang musim ini.
Gabriel disulap jadi sosok yang lebih agresif dan berani mengambil resiko dengan tekel-tekel kerasnya. Pemain asal Brazil itu tak mengenal kompromi dan tak segan menjatuhkan lawan hanya demi memenangkan bola.
Selain tekel yang akurat, Gabriel juga piawai dalam melakukan blocking sehingga pemain lawan kesulitan ketika menyasar gawang Arsenal. Hingga pekan ke-27, pemain yang berusia 26 tahun itu sudah melakukan 34 blok sukses. Karena itu Arsenal jadi tim yang paling jarang menghadapi shoot on target. Musim ini, Arsenal rata-rata hanya menghadapi 2,4 tembakan tepat sasaran per 90 menit.
Jika Gabriel hadir sebagai bek yang lebih beringas, maka Saliba memainkan peran yang lebih bertatakrama. Meski masih berusia 22 tahun, Saliba dewasa dalam mengambil keputusan. Dirinya memiliki ketenangan dan kecerdasan saat menghadapi pemain-pemain dari tim lawan.
Selain bertahan, Saliba juga mengemban tugas sebagai bek yang mendistribusikan bola dalam menjaga penguasaan bola. Sejauh ini Saliba sudah mencatatkan 1020 umpan dengan jarak menengah. Akurasinya pun luar biasa, yakni mencapai 94%. Catatan ini jadi yang terbaik di Liga Inggris mengalahkan bek-bek lain macam Ruben Dias (928x) dan Virgil Van Dijk (918x).
Selain duet Saliba-Gabriel, kita tak boleh mengabaikan peran Ben White, Oleksandr Zinchenko, Takehiro Tomiyasu, dan Jakob Kiwior yang silih berganti mengisi posisi bek sayap. Mereka memiliki kualitas yang sama baiknya dalam melakukan transisi untuk mengcover area sayap.
Pentingnya Declan Rice
Akan terlalu jahat apabila memberikan beban yang terlalu berat untuk para pemain belakang. Oleh karena itu, Mikel Arteta selalu menurunkan satu atau dua gelandang yang memiliki naluri bertahan. Jika musim lalu Arsenal punya Granit Xhaka, maka musim ini Arteta punya gelandang bertahan hebat lainnya dalam diri Declan Rice.
Kini kita tahu mengapa Arteta berani membayar mahal kepada West Ham United untuk mendapatkan Rice. Karena ternyata peran gelandang berkebangsaan Inggris ini begitu penting dalam pola permainan Arteta. Keberadaan Rice seakan menyempurnakan prototype yang sudah dibangun Arteta selama ini.
Sebagai gelandang bertahan, jelas tugas utama Declan Rice adalah menjadi penyaring serangan lawan. Dengan adanya Rice, bek-bek Arsenal bisa tampil lebih nyaman dan fokus karena tak selalu menghadapi serangan lawan secara langsung. Permainan Rice pun bukan yang grusak-grusuk asal tekel demi menghentikan tempo permainan. Apa yang dilakukan Rice jauh lebih hebat dari itu.
Pemain yang memiliki postur 188 cm ini piawai dalam memotong umpan lawan. Daripada susah payah beradu lari dan melakukan tekel, Rice lebih suka memanfaatkan momentum untuk mencuri bola sebelum bola tersebut sampai ke kaki lawan. Dengan kata lain, Rice punya kemampuan luar biasa dalam membaca permainan.
Postur yang tinggi dan kuat juga membantunya saat melakukan duel di lini tengah. Hal itu membantunya menjadi gelandang bertahan yang sempurna. Sepanjang musim 2023/24, alumni akademi Chelsea ini sudah melakukan 35 kali intersep dengan akurasi keberhasilan di angka 92%.
Jangan Lupakan Peran David Raya
Jika membicarakan soal lini bertahan Arsenal, kita tak bisa mengesampingkan peran David Raya di bawah mistar. Meski didatangkan sebagai pemain pinjaman dari Brentford, perannya begitu vital musim ini. Raya adalah bentuk nyata dari upaya tim untuk meningkatkan kualitas di sektor penjaga gawang. Hal yang gagal dilakukan Manchester United.
Raya sukses menjalankan tugas sebagai pertahanan terakhir di skuad Arsenal. Dari 22 penampilan, Raya baru kebobolan 19 gol dan sudah mencatatkan sembilan clean sheet. Itu jadi yang terbaik di Inggris. Kini ia dijagokan dalam perebutan golden gloves di akhir musim nanti.
Selain mampu terlibat dalam build up serangan, David Raya juga kerap melakukan penyelamatan-penyelamatan krusial demi menjaga kesucian jala gawang Arsenal. Dari 51 tembakan yang dihadapi, 32 diantaranya mampu dimentahkan.
Selain itu, Raya memiliki atribut spesial yang membuat dirinya unggul ketimbang penjaga gawang lain di Liga Inggris. Atribut itu adalah kemampuannya dalam membaca umpan lawan. Raya jadi yang terbaik urusan memotong umpan silang dengan tingkat kesuksesan di angka 14,9%. Terlihat kecil memang, tapi kiper yang mampu mencapai 10% bisa dihitung dengan jari.
Peran Pemain di Lini Depan
Setelah dianalisa lagi, ternyata bukan hanya pemain bertahan yang bertanggung jawab atas solidnya pertahanan Arsenal. Para penyerang pun memainkan peran penting di setiap pertandingan. Itu karena Mikel Arteta memasang garis pertahanan yang begitu tinggi. Jadi, Arteta membutuhkan peran beberapa pemain depan untuk menekan pemain lawan.
Bukayo Saka contohnya. Layaknya ular Kobra, Saka ini banyak bisanya. Selain piawai dalam mencetak gol dan menciptakan peluang, pemain yang satu ini jadi yang paling aktif melakukan tekanan di sepertiga pertahanan lawan.
Saka memanfaatkan kecepatan dan kelincahannya untuk menjadi garda terdepan dalam skema high press yang diinstruksikan oleh sang juru taktik. Akurasi keberhasilannya bahkan mencapai 93%.
Bukan cuma Saka, Gabriel Jesus, Gabriel Martinelli, hingga Kai Havertz juga mengemban tugas yang sama. Semua pemain Arsenal yang turun ke lapangan tak akan pernah lepas dari tugas untuk bertahan. Maka, tidak berlebihan rasanya jika menyebut Arsenal adalah tim dengan pertahanan terbaik di Liga Inggris musim ini.
Sumber: The Football Faithfull, The Athletic, Arsenal Insider, Sky Sport