Prahara Berlanjut! Ajax di Ujung Zona Degradasi

spot_img

Musim 2022/2023 menjadi musim terburuk Ajax dalam 13 musim terakhir. Untuk pertama kalinya sejak musim 2009, Ajax gagal lolos ke Liga Champions.

Ini adalah sebuah kemunduran yang nyata dari de Godenzonen. Kemunduran tersebut tak lepas dari hengkangnya Erik ten Hag ke Manchester United.

Sepeninggalan Ten Hag, Ajax kemudian menunjuk Alfred Schreuder untuk menjadi manajer baru. Namun, bukannya meneruskan tongkat estafet, Schreuder justru memperkeruh keadaan. Ia dipecat pada 26 Januari 2023 ketika Ajax tengah duduk di peringkat 5 Eredivisie dan gagal lolos ke fase gugur UCL.

Sebagai gantinya, Ajax lalu menunjuk John Heitinga sebagai pelatih interim hingga akhir musim. Singkat cerita, ia hanya bisa mengantar Ajax finish di peringkat 3 Eredivisie dan kalah di final KNVB Cup. Sebuah hasil yang membuat de Godenzonen gagal meraih satu pun trofi di musim 2022/2023.

Buntut dari musim yang penuh bencana tersebut, CEO Ajax, Edwin van der Sar secara tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir musim 2023. Dikutip dari DailyMail, Van Der Sar mengaku kelelahan. Usut punya usut, ia juga menerima reaksi negatif akibat kepergian Erik ten Hag dan Marc Overmars.

Kepergian Marc Overmars Jadi Awal Prahara di Ajax

Jika dittelusuri lebih jauh, prahara yang terjadi dalam internal Ajax memang bermula saat Marc Overmars mundur dari jabatan direktur sepak bola pada 6 Februari 2022. Overmars terjerat skandal pelecehan. Ia diduga kuat mengirim serangkaian pesan tak pantas kepada beberapa rekan kerja wanita.

Mundurnya Marc Overmars adalah sebuah kehilangan besar. Overmars sudah bekerja sebagai direktur sepak bola Ajax sejak Juli 2012. Selama hampir 1 dekade dirinya bertugas, Ajax berhasil meraih 9 trofi domestik, menjadi finalis Liga Europa 2017, semifinalis UCL 2019, serta banyak menghasilkan profit bagi klub.

Pekerjaan terbaik Marc Overmars tentu saja menemukan banyak pemain berbakat. Tak hanya di wilayah Eropa saja, bahkan sampai Amerika Selatan dan Tengah. Selama masa baktinya, Ajax juga banyak menelurkan bakat terbaik dunia dari akademinya. Lisandro Martinez, Edson Alvarez, Mohammed Kudus, Frenkie De Jong, hingga Matthijs De Ligt adalah beberapa contoh pemain yang diorbitkan Ajax yang kemudian sukses dijual dengan harga mahal.

Kita semua tahu kalau sejak Marc Overmars mundur, transfer Ajax menjadi kacau. Di bursa transfer 2022, Ajax kehilangan banyak pemain pilarnya, seperti Antony, Lisandro Martinez, Sebastien Haller, Ryan Gravenberch, Nicolas Tagliafico, Noussair Mazzroui, hingga Andre Onana. Sebagai gantinya, mereka mendatangkan beberapa nama baru seperti Steven Bergwijn, Brian Brobbey, Fransisco Conceicao, Calvin Bassey, hingga Florian Grillitsch yang terbukti gagal meneruskan prestasi apik para pendahulunya.

Sebelum mundur dari jabatannya, Edwin van der Sar kemudian menunjuk Sven Mislintat pada April 2023 untuk mengisi jabatan direktur sepak bola yang kosong sejak mundurnya Marc Overmars. Mislintat punya tugas berat sebab ia juga harus membenahi situasi internal klub yang kacau.

Mislintat bukanlah orang sembarangan di dunia sepak bola. Sebelumnya, ia pernah bekerja sebagai kepala pencari bakat di Borussia Dortmund dan Arsenal, serta direktur olahraga Vfb Stuttgart.

Mislintat pernah dijuluki “Diamond Eye” alias Si Mata Berlian karena kemampuannya dalam menemukan pemain berbakat, seperti Robert Lewandowski, Mats Hummels, Ousmane Dembele, Henrikh Mkhitaryan, Marco Reus, hingga Ilkay Gundogan yang menjadi pilar penting dalam kesuksesan Borussia Dortmund era Jurgen Klopp.

Sementara itu, saat di Stuttgart, Mislintat berhasil melakukan restrukturisasi yang sukses membangun ulang kekuatan Stuttgart yang baru terdegradasi dan membawa Stuttgart kembali ke Bundesliga. Sasa Kalajdzic, Gregor Kobel, Wataru Endo, hingga Serhou Guirassy adalah beberapa pemain yang pernah direkrut oleh Sven Mislintat di Stuttgart.

Akan tetapi, penunjukan Sven Mislintat inilah yang membuat prahara dalam internal Ajax berlanjut. Bukannya membereskan masalah, Mislintat justru menjadi masalah baru bagi de Godenzonen.

Sven Mislintat Datang, Prahara Ajax Berlanjut

Di awal musim ini, secara mengejutkan Mislintat menunjuk Maurice Steijn sebagai manajer anyar Ajax. Penunjukan Steijn sebagai pelatih baru Ajax sangatlah mengejutkan. Steijn yang direkrut dari Sparta Rotterdam adalah nama paling tidak populer di antara para pelatih yang sempat dikaitkan untuk menjadi suksesor John Heitinga.

Wajar saja, sebelum menangani Ajax, tim-tim yang pernah ditangani Maurice Steijn hanyalah sekelas ADO Den Hag, VVV-Venlo, Al Wahda, NAC Breda, dan Sparta Rotterdam. Prestasi terbaik Steijn juga hanya menjuarai divisi 2 Liga Belanda di musim 2017. Wajar pula bila beberapa legenda Ajax mengatakan kalau sang pelatih baru punya filosofi yang bertentangan dengan Ajax.

Tak berhenti di situ. Yang lebih kontroversial dari langkah Sven Mislintat adalah pergerakannya di lantai bursa transfer pemain. Di musim panas 2023, Ajax kembali ditinggal pilar pentingnya. Bisa dibilang pula kalau mereka melakukan penjualan besar-besaran.

Ajax berhasil mengantongi lebih dari 150 juta euro setelah menjual Mohammed Kudus, Mohamed Daramy, Edson Alvarez, Calvin Bassey, dan Jurrien Timber. Di bursa transfer musim panas kemarin, Ajax juga melepas secara gratis dua pemain senior mereka, Dusan Tadic dan Davy Klaassen.

Konon, penjualan besar yang dilakukan tersebut adalah buntut dari tidak lolosnya Ajax ke UCL, sehingga mau tidak mau mereka harus melakukan pemangkasan gaji. Yang jadi masalah, para pemain baru yang didatangkan Sven Mislintat kualitasnya sangat jomplang.

Mislintat mendatangkan 12 pemain baru yang mayoritas dari mereka tidak begitu dikenal alias medioker. Bahkan, beberapa di antaranya belum pernah bermain di level tertinggi.

Salah satu transfer kontroversial yang dilakukan Mislintat adalah pembelian Borna Sosa dari Stuttgart. Ajax dilaporkan melakukan investigasi untuk menyelediki transfer tersebut. Sebab, diduga ada konflik kepentingan dalam perekrutan Borna Sosa. Pasalnya, AKA Global, agensi yang menaungi Sosa, diduga punya saham di perusahaan Matchmetrics GmbH milik Sven Mislintat.

Rusuh di De Klassieker, Sven Mislintat Dipecat

Segala prahara yang terjadi di internal klub sangat berpengaruh terhadap performa Ajax di atas lapangan. Ajax yang sedang kacau bukannya membaik, tetapi justru makin memburuk.

Setelah membuka musim ini dengan kemenangan 4-1 atas Heracles Almelo, Ajax kemudian hanya bermain imbang kala bertandang ke markas dua klub medioker, Excelsior dan Fortuna Sittard. Ajax kemudian takluk 3-1 atas Twente di pekan ke-5 yang membuat posisi mereka turun ke tangga 12 klasemen Eredivisie musim ini.

Segala prahara tersebut mencapai puncaknya di pekan keenam Liga Belanda saat Ajax menyambut Feyenoord dalam laga bertajuk De Klassieker. Ajax sudah tertinggal 3-0 di babak pertama. Para pendukung yang marah dan tak puas dengan performa Ajax kemudian berbuat onar hingga membuat kickoff babak kedua tertunda.

Laga di hari Minggu itu kemudian kembali dihentikan di menit ke-56. Saat itu, para fans Ajax terus melempar suar ke dalam lapangan. Selain itu, para hooligan Ajax juga menyerbu pintu masuk stadion dan melakukan perusakan.

Tentu saja, salah satu tokoh yang diserukan para pendukung Ajax sebagai biang kerok masalah dalam klub tak lain dan tak bukan adalah Sven Mislintat. Sore hari setelah kerusuhan tersebut pecah, Ajax akhirnya memutuskan untuk memecat Sven Mislintat dari kursi direktur sepak bola.

Sebelum dipecat, Mislintat dilaporkan membuat terkejut para pemain Ajax saat ia menyerbu ke ruang ganti pemain menjelang pertandingan melawan Feyenoord untuk membicarakan kemungkinan pemecatan Maurice Steijn. Bahkan sehari sebelumnya, ia juga menyerbu kantor-kantor Ajax dan secara terang-terangan membahas potensi pemecatan Maurice Steijn.

Mislintat dan Steijn memang tengah terlibat perseteruan sebelumnya. Steijn dan para staffnya merasa tidak disertakan dalam operasi transfer Ajax. Ia merasa kalau ide-idenya tidak didengar Mislintat. Klub juga sadar kalau Mislintat bekerja sendirian. Klub juga menyayangkan sikap Mislintat yang seharusnya bekerja di balik bayang-bayang.

Di laga vs Feyenoord, Steijn secara berani meninggalkan 7 dari 12 pemain baru Ajax di bangku cadangan. Bek anyar Anton Gaaei juga ditarik keluar ketika laga berjalan 30 menit.

Selain itu, Borna Sosa juga ditarik keluar di awal babak kedua. Alih-alih memainkan pemain baru Gaston Avilla sebagai penggantinya, Steijn justru memasang Anass Salah-Eddine. Langkah-langkah tersebut adalah sebuah pesan yang jelas dari Maurice Steijn yang ditujukan kepada Sven Mislintat.

Start Terburuk Ajax Sejak 1965

Kini, setelah pemecatan Sven Mislintat, prahara yang terjadi di Ajax belum sepenuhnya reda. Maurice Steijn masih bertahan. Konon, ia masih mendapat kepercayaan manajemen. Sebagian fans juga dilaporkan masih memberi Steijn kesempatan.

Namun, hasil positif yang diharapkan tidak kunjung terjadi. Di laga terbarunya, Ajax kembali takluk di kandangnya sendiri dari AZ Alkmaar dengan skor 2-1.

Hasil tersebut membuat Ajax baru mengumpulkan 5 poin, hasil dari 1 kali menang, 2 kali imbang, dan 3 kali kalah dalam 6 pertandingan pembuka Eredivisie musim ini. Rekor tersebut melampaui start terburuk Ajax yang sebelumnya terjadi di musim 1964/1965.

Posisi Ajax kini begitu memprihatinkan. Alih-alih bersaing untuk menjadi juara, de Godenzonen justru duduk di peringkat 16 dan berada di ujung zona degradasi Liga Belanda.

Prahara yang masih berlanjut di Ajax ini mungkin akan membuat Louis van Gaal yang belum lama ini bergabung sebagai dewan pengawas klub untuk mengambil langkah untuk memecat Maurice Steijn. Namun, dari beberapa laporan yang ada, posisi Steijn kabarnya masih aman.

Usai pertandingan melawan AZ, Steven Bergwijn juga mengatakan kalau skuad Ajax masih mempercapai Steijn. Pelatih 49 tahun itu juga disebut enggan mundur meski gagal membawa Ajax meraih 1 pun kemenangan di 7 laga terakhir di semua kompetisi.

Steijn dan para pemainnya jelas harus segera memenangkan pertandingan agar tak makin terjerumus ke dalam zona degradasi. Kemenangan tak hanya akan menyelamatkan Ajax dari kemuduruan, tetapi juga secara perlahan akan mengembalikan kepercayaan para fans yang makin hari makin memudar.


Referensi: DailyMail, SkySports, The Guardian, Talksport, Goal, SportBible.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru