Gara-Gara Bonucci, Union Berlin 7 Kali Kalah Beruntun?

spot_img

Bundesliga musim 2023/2024 sudah berjalan hingga spieltag 7. Kejutan terbesar tentu saja bertenggernya Bayer Leverkusen dan Stuttgart di peringkat 1 dan 2. Namun, yang tak kalah mengejutkan adalah posisi dari Union Berlin.

Sejak promosi ke Bundesliga di musim 2019, Union Berlin secara konsisten terus menjadi tim kuda hitam dan terus mengalami peningkatan prestasi. Apalagi, setelah lolos ke UCL, Die Eisernen diharapkan akan mampu meramaikan papan atas Bundesliga.

Namun, alih-alih bersaing di papan atas, Union Berlin secara mengejutkan kini tengah terdampar di peringkat 13. Pasukan Urs Fischer tercatat baru mengoleksi 6 poin, hasil dari 2 kali menang.

Yang paling disorot tentu saja jumlah kekalahan yang sudah ditelan Union Berlin sejauh ini. Kekalahan atas Borussia Dortmund beberapa hari lalu adalah kali pertama Union Berlin menelan 5 kekalahan beruntun di Bundesliga. Jika digabung dengan hasil di UCL, Union Berlin tercatat sudah 7 kali kalah beruntun. Ini menjadi rekor terburuk mereka selama 19 tahun terakhir.

Percaya atau tidak, spekulasi pun mulai bermunculan. Salah satu yang paling ekstrem adalah menyebut kalau 7 kekalahan beruntun yang diderita Union Berlin adalah gara-gara Leonardo Bonucci.

Bonucci Datang, Union Berlin Kalah 7 Laga Beruntun

Seperti yang kita tahu, Leonardo Bonucci menjadi salah satu rekrutan anyar Union Berlin musim ini. Bek gaek berusia 36 tahun itu direkrut secara gratis dari raksasa Italia, Juventus.

Meski sudah hampir memasuki masa pensiun, Bonucci dinilai sebagai salah satu rekrutan terbesar Union Berlin. Pengalaman Bonucci di level teratas sepak bola dunia juga jauh lebih banyak ketimbang Die Eisernen.

Meskipun sudah terbilang uzur sebagai pesepak bola, Bonucci juga dinilai masih mampu bersaing di level tertinggi. Oleh karena itulah agak mengherankan jika ada pihak yang menilai kalau penyebab bobroknya performa Union Berlin di awal musim ini adalah karena kehadiran Bonucci. Dan, setelah kami telusuri, ternyata anggapan negatif tersebut kebanyakan berasal dari para fans Juventus.

Sebelum hengkang ke ibukota Jerman, Bonucci memang tengah berkonflik dengan Juventus dan Max Allegri. Bonucci yang sudah tampil lebih dari 500 laga untuk Juventus merasa dikhianati oleh mantan klubnya.

Mungkin karena gugatan hukumnya kepada Juventus, Bonucci menjadi pihak yang kemudian dibenci oleh beberapa fans Bianconeri. Dari mereka pula keluar anggapan negatif yang menyebut Bonucci sebagai biang kerok dari 7 kekalahan beruntun yang diderita Union Berlin. Namun, apakah benar demikian? Mari kita analisis bersama.

Leonardo Bonucci secara resmi diperkenalkan sebagai pemain anyar Union Berlin pada 1 September 2023. Ketika Bonucci bergabung, Union Berlin sudah menjalani 2 laga Bundesliga dengan hasil kemenangan 4-1 atas Mainz dan Darmstadt.

Lalu, dua hari setelah Bonucci memilih nomor punggung 23, Union Berlin menelan kekalahan pertamanya musim ini ketika takluk 0-3 dari RB Leipzig. Itu juga menjadi kekalahan pertama Union Berlin di Stadion An der Alten Försterei setelah 24 pertandingan tak terkalahkan di kandang.

Dua pekan berselang, Union Berlin kembali takluk. Kali ini mereka kalah tipis 2-1 di kandang Wolfsburg. Faktanya, di dua laga tersebut Bonucci masih duduk di bangku cadangan.

Bonucci baru menjalani debutnya ketika Union Berlin bertandang ke Santiago Bernabeu di debut mereka di ajang Liga Champions. Ia baru menjalani debut setelah bek utama Union Berlin, Robin Knoche cedera engkel. Seperti yang kita tahu, Union Berlin akhirnya takluk 1-0 dari Real Madrid.

Setelah itu, Bonucci terus tampil sebagai starter di 4 laga beruntun Union Berlin. Kebetulan, di 4 laga tersebut, Die Eisernen takluk dari Hoffenheim, Heidenheim, SC Braga, dan Borussia Dortmund.

Artinya, 5 caps pertama Bonucci untuk Union Berlin berakhir dengan kekalahan. Dan faktanya, 7 kekalahan beruntun yang diderita Union Berlin memang terjadi setelah bergabungnya Leonardo Bonucci.

Akan tetapi, apakah Bonucci layak dikambing hitamkan?

Leonardo Bonucci Memang Harus Tampil Lebih Baik

Setelah kami analisis berdasarkan statistik di 5 laga pertamanya, Bonucci memang harus tampil lebih baik di laga berikutnya. Tampil sebagai bek tengah dalam formasi 3 bek Urs Fischer, Bonucci baru mencatat total 2 tekel, 7 blok, 6 intersep, dan 18 sapuan dalam 5 laga pertamanya.

Statistik tersebut kontras dengan dua rekannya di lini belakang, yakni Danilho Doekhi dan Diogo Leite. Doekhi telah mencatat 14 tekel, 13 blok, 13 intersep, dan 32 sapuan. Sementara Diogo Leite telah mencatat 16 tekel, 10 blok, 14 intersep, dan 51 sapuan. Namun bedanya, kedua bek muda Union Berlin ini telah bermain sebanyak 9 pertandingan.

Jika di rata-rata, sebenarnya Bonucci hanya kalah di statistik tekel dan intersep. Tak bisa dipungkiri kalau kecepatannya telah menurun. Namun, tak bisa dipungkiri pula kalau di usianya yang sudah 36 tahun, Bonucci masih terlihat tangguh. Ia bahkan sudah mencetak gol pertamanya ketika ia sukses mengeksekusi tendangan penalti ketika Union Berlin takluk dari Dortmund.

Namun fakta lainnya, pertahanan Union Berlin memang tampil lebih baik ketika Robin Knoche yang bermain. Performa Die Eisernen juga lebih baik ketika bek berusia 31 tahun itu bermain di antara Danilho Doekhi dan Diogo Leite. Ketika Knoche bermain, Union Berlin tercatat meraih 3 kemenangan dan 2 kali kalah.

Jika menilik rating yang diberikan oleh Fotmob maupun Whoscored, Bonucci memang jadi salah satu pemain dengan rating terburuk dalam skuad Union Berlin. Selain itu, Bonucci juga mencatat rating dan performa yang lebih baik saat tampil di ajang Liga Champions. Ini menyiratkan kalau Bonucci masih perlu adaptasi dengan Bundesliga.

Jadi, pada intinya, Leonardo Bonucci memang harus menampilkan performa yang lebih baik apabila kembali dipercaya oleh pelatih Urs Fischer.

Masalah Utama Union Berlin: Fokus Lini Bertahan dan Serangan yang Tidak Efektif

Akan tetapi, sungguh naif apabila kita menaruh semua masalah Union Berlin kepada sosok Leonardo Bonucci yang baru merasakan atmosfer Liga Jerman. Secara tim, Union Berlin juga perlu berbenah, khususnya lini pertahanan mereka. Hingga hari ini, Union Berlin baru mencatat 1 clean sheet saat mereka menang 4-0 atas klub divisi 4 Astoria Walldorf di ronde pertama DFB-Pokal.

Yang lebih penting lagi, lini bertahan Die Eisernen harus membenahi fokus mereka yang kerap hilang menjelang akhir pertandingan. Dua pertandingan Liga Champions adalah contoh terbaiknya. Union Berlin mampu tampil apik dengan menahan gempuran Real Madrid sepanjang 90 menit. Namun, pertahanan mereka akhirnya jebol juga di menit ke-4 babak injury time.

Cerita serupa terjadi di laga melawan SC Braga. Union Berlin bahkan mampu unggul 2-1 ketika turun minum. Namun, akhirnya mereka takluk dengan skor 3-2. Yang menyakitkan, gol kemenangan Braga tercipta di menit ke-4 babak injury time, persis dengan apa yang mereka alami di kandang Madrid.

Saat bertandang ke markas Dortmund, Union Berlin juga terkena comeback. Sudah unggul 2-1 di akhir babak pertama, Union Berlin kemudian kalah 4-2.

Selain fokus para pemain bertahannya, para penyerang Union Berlin juga harus lebih efektif dalam menyelesaikan peluang. Soal ini, Urs Fscher sendiri telah menyadarinya.

Misalnya saja saat kalah mengejutkan dari tim promosi FC Heidenhem. Di laga tersebut, Union Berlin sejatinya mencatat lebih banyak peluang. Sayangnya, dari 8 tembakan on target dan 4 peluang besar, tak ada yang berakhir menjadi gol.

Begitu pula saat mereka takluk 2-0 dari Hoffenheim. Menang penguasaan bola hingga 56%, melepas total 22 tembakan dan 6 tembakan on target, para penyerang Union Berlin gagal menciptakan gol.

Hingga pekan ke-7 Bundesliga, Union Berlin baru mencetak 11 gol. Top skor sementara adalah Kevin Behrens dan Robin Gosens yang telah mencetak total 4 gol, diikuti Sheraldo Becker yang telah mencetak 2 gol di UCL.

Faktanya, dari 7 striker yang dimiliki Urs Fischer, hanya Kevin Behrens dan Sheraldo Becker yang sudah mencetak gol. Sisanya, belum mencatat satu pun gol, termasuk rekrutan anyar Kevin Volland yang sudah bermain di 6 pertandingan Union Berlin musim ini.

Dari pembahasan ini, kita seharusnya sepakat bahwa Leonardo Bonucci tak bisa dikambing hitamkan atas 7 kekalahan beruntun yang diderita Union Berlin.

Apa yang dialami Union Berlin di awal musim ini adalah sebuah ujian nyata dari naiknya level The Iron Ones. Mereka harus segera bangkit begitu Bundesliga diteruskan pasca jeda internasional bulan Oktober.

Berdasarkan laporan Get Football News Germany, opstimisme kini tengah menyelimuti Union Berlin. Sebab, di laga berikutnya, 2 pilar penting mereka musim lalu, yakni Rani Khedira dan Robin Knoche dilaporkan siap kembali merumput setelah pulih dari cedera.

Kita buktikan bersama apakah kembalinya Khedira dan Knoche bisa menghentikan rentetan kekalahan yang dialami Union Berlin. Jika melihat skuad yang dimiliki, sudah seharusnya Union Berlin mampu bangkit dan duduk di peringkat yang lebih tinggi.

Akan tetapi, jika kembali kalah, mungkin taktik defensif Urs Fischer yang perlu dikritisi. Jika benar demikian, mungkin sudah saatnya pula bagi Die Eisernen untuk mempertimbangkan kembali posisi Urs Fischer sebagai manajer.


Referensi: Fotmob, FC Union, The Star, GFNG, Bulinews, GNFG, FBref.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru