Polemik Dibalik Gelaran EURO 2024

spot_img

Jutaan pasang mata di seluruh dunia kini sedang menanti bergulirnya Euro 2024 di Jerman. Namun di tengah gegap gempita demam Euro 2024, terselip beberapa polemik yang terungkap. Lantas apa saja polemik tersebut?

Sebelum mengetahuinya, alangkah baiknya subscribe dan nyalakan loncengnya agar tak ditinggalkan konten terkini dari Starting Eleven.

UEFA Plin Plan

Jelang Euro 2024, UEFA menerapkan aturan bahwa setiap tim hanya boleh membawa 23 pemain saja. Pasalnya, UEFA menganggap turnamen kali ini diselenggarakan di musim yang normal. Tak ada urgensi atau perlakuan khusus seperti halnya pada masa covid. Seperti di Euro 2020 lalu yang diperbolehkan memanggil 26 pemain.

Namun aturan tersebut diprotes oleh peserta. Termasuk pelatih timnas Inggris dan Belanda yang berdalih mewakili pelatih peserta di Euro 2024. Southgate dan Koeman menganggap jumlah 23 pemain tak cukup jika ada beberapa kondisi darurat seperti cedera.

Atas dasar protes itulah pada bulan Mei, UEFA mengeluarkan keputusan baru untuk kembali boleh membawa 26 pemain. Namun sebagai catatan, regulasi tersebut sifatnya tidak wajib. Peserta boleh saja tetap mencantumkan batas minimal 23 pemain.

Aturan Protes Ke Wasit

Football lovers pasti sering melihat pemandangan para pemain mengerubungi wasit gara-gara melakukan protes. Namun tampaknya, hal tersebut tak akan terjadi di Euro 2024.
Pasalnya telah ada peraturan baru yang dikeluarkan UEFA, untuk melarang pemain protes mengerubungi wasit di lapangan. Yang boleh protes ke pihak wasit hanyalah kapten tim.

Menurut direktur pelaksana wasit UEFA, Roberto Rosetti, cara tersebut dilakukan demi menghadirkan komunikasi yang lebih jelas antara wasit dan pemain. Lalu jika masih ada pemain lain yang ngeyel lakukan protes, maka wasit akan langsung menghadiahi pemain tersebut kartu kuning.

Rosetti mengakui, menjelaskan keputusan secara detail ke seluruh pemain yang protes di lapangan, jadi pekerjaan yang mustahil, dan hanya membuang-buang waktu. Maka dari itu, dengan aturan baru tersebut, ia menghimbau pada seluruh tim agar patuh untuk menjalankannya.

Pemanggilan Wasit

Tak sampai di situ saja polemik jelang Euro 2024. UEFA mengeluarkan keputusan kontroversial dengan menunjuk dua wasit VAR yang dianggap tak layak yakni Stuart Artwell dan Tomasz Kwiatkowski.

Artwell adalah wasit VAR yang sempat dikecam di Liga Inggris berkat keputusan kontroversialnya yang dianggap merugikan Nottingham Forest saat laga melawan Everton musim ini. Sementara Kwiatkowski, adalah wasit VAR yang telah dihukum oleh UEFA saat terbukti melakukan keputusan kontroversial di laga PSG vs Newcastle di UCL musim ini.

Selain itu, di Euro 2024 kali ini tak ada satupun wasit wanita baik di lapangan maupun VAR. Padahal di Euro 2020 lalu, UEFA menunjuk satu sosok asisten wasit wanita bernama Stephanie Frappart. Namun menurut direktur pelaksana wasit UEFA, Rossetti, semua keputusan pemanggilan wasit tersebut sudah sesuai prosedur dan tak ada peraturan yang dilanggar.

Aturan Minum Bir

Selain aturan teknis di lapangan, aturan di luar lapangan jelang Euro 2024 juga terbukti menuai polemik. Seperti aturan baru pembatasan soal minum bir. Minum bir sudah merupakan kebiasaan bagi para suporter di Eropa sana saat menyaksikan laga di dalam stadion.

Namun di Euro 2024 nanti, ada peraturan baru yang diciptakan pihak tuan rumah yakni penonton tidak boleh minum bir di dalam stadion. Ditambah menurut The Sun, pembelian bir di sekitar stadion hanya diperbolehkan dua botol saja. Apabila tidak menaati peraturan tersebut, bakal didenda dengan nominal tertentu oleh pihak keamanan. Aneh ya.. Jerman yang terkenal dengan negeri sejuta bir, namun ada pembatasan soal penjualan bir.

Kalau menurut menteri dalam negeri Jerman, Nancy Faeser, hal tersebut dilakukan demi keamanan termasuk ancaman para fans yang kerap resek dan rusuh kalau sedang minum bir di stadion. Tuan rumah bagaimanapun kini sangat konsen memprioritaskan keamanan yang super ketat di stadion, demi lancarnya Euro 2024.

Perketat Pemakaian Jersey Palsu

Selain pembatasan bir, ada lagi yang aneh yakni pembatasan fans mengenakan jersey palsu alias KW di dalam stadion. Aduh.. kalau di negeri wakanda pasti banyak yang melanggar aturan ini nih.

Di zaman yang serba mahal, bagi kaum mendang-mending pasti pikir-pikir dulu kalau harus beli jersey original yang harganya selangit. Jersey teranyar Timnas Inggris saja, kini dibanderol seharga 85 pounds atau sekitar Rp1,7 juta.

Dari pada keluar kocek segitu, jersey tiruan atau KW bisa jadi pilihan. Karena pasti harganya lebih murah. Ya, maraknya jersey tiruan tersebut menjadi atensi pihak tuan rumah.

Di Jerman ada hukum namanya anti-counterfeit laws, yang mengatur soal hak kekayaan intelektual. Dalam hukum tersebut, tercantum denda menggunakan barang bajakan di muka umum termasuk jersey. Dendanya mencapai 4.000 pounds atau setara (Rp82 juta).

Nantinya untuk menegakkan aturan tersebut, pihak keamanan khusus akan dikerahkan pihak tuan rumah di beberapa stadion untuk menyisir keberadaan jersey palsu yang masuk ke stadion. Wow.. mengerikan ya? Mending pakai kaos biasa aja nggak sih kalau nonton di sana?

Harus Ramah Iklim

Selain pembatasan-pembatasan aneh, pihak tuan rumah ingin Euro 2024 ini jadi ajang yang ramah iklim. Salah satu cara mewujudkannya yakni dengan mengurangi emisi. Misal berhenti menggunakan pesawat terbang dan memilih transportasi umum seperti kereta atau bus untuk bepergian.

Namun kebiasaannya, tim yang berlaga di suatu event tertentu, untuk beralih dari satu kota ke kota lainnya, biar lebih cepat yakni menggunakan pesawat pribadi. Nah, hal tersebut ditentang oleh pihak tuan rumah. Mau tidak mau setiap kontestan di Euro nanti beralih menggunakan transportasi seperti kereta atau bus selama di Jerman.

Karena menurut pihak tuan rumah, memilih tidak menggunakan pesawat terbang akan mengurangi emisi sebesar 60%. Namun sejauh ini, hanya ada tiga timnas yang sudah mau teken menggunakan transportasi kereta atau bus selama di Jerman. Mereka adalah Jerman, Portugal, dan Swiss. Memang tak ada denda yang dikenakan dalam peraturan ini.

Kisruh Rasis

Di saat gencar mengkampanyekan hal positif seperti ramah iklim, namun jelang Euro, Jerman malah dilanda kisruh rasisme. Rasisme tersebut muncul dalam sebuah survei publik yang dilakukan setelah menonton film dokumenter berjudul “Unity dan Justice and Diversity”. Film soal rasisme tersebut juga banyak dikomentari oleh pemain Timnas Jerman saat ini.

Survei dilakukan terhadap 1.304 responden secara acak. Publik ditanya tanggapan mereka mengenai rasisme di Jerman. Namun hasil survei tersebut malah menunjukkan bahwa 21% ingin ada lebih banyak pemain berkulit putih di timnas Jerman. Dari survei tersebut, 17% responden juga mengaku kecewa Ilkay Gundogan jadi kapten timnas karena notabene pemain keturunan Turki.

Hasil survei tersebut membuat pelatih Jerman, Julian Nagelsmann dan Joshua Kimmich marah. Menurut mereka sudah saatnya pikiran rasis tersebut hilang dari Jerman. Hal tersebut menurut mereka malah bakal mencoreng citra Jerman di mata dunia yang akan menghelat Euro 2024.

Kisruh Jersey

Bukan soal rasisme saja yang disorot di Jerman jelang Euro. Penggunaan unsur politik di jersey timnas Jerman juga. Sempat rilis jersey Timnas Jerman yang menuai polemik karena ada unsur Nazi di dalamnya.

Jersey timnas Jerman untuk Euro 2024 sempat keluar dengan desain angka 44. Hal tersebut ramai dibahas di medsos karena mirip dengan lambang milisi Schutzstaffel atau SS. SS sendiri adalah unit pengawal pribadi Adolf Hitler.

Adidas selaku brand yang meluncurkan jersey tersebut langsung merevisi. Barang yang sudah terlanjur beredar di pasaran langsung ditarik. Federasi sepakbola Jerman, DFB meminta Adidas untuk mendesain ulang jersey timnas Jerman tersebut agar tak menuai polemik di publik.

Sumber Referensi : fourfourtwo, apnews, brusselstime, sportoptus, goal.com, sportbible, euronews

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru