Ketika peluit panjang dibunyikan, Ragnar Oratmangoen tertunduk lesu meratapi kekalahan Timnas Indonesia atas Irak. Kekalahan 0-2 dari Irak sebetulnya bukanlah hasil yang mengejutkan. Mengingat perbedaan level permainan antara Skuad Garuda dan Singa Mesopotamia.
Namun, hasil ini membuat situasi Indonesia diujung tanduk. Pintu gerbang menuju putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 tinggal terbuka setengah. Indonesia harus melewati beberapa skenario tertentu untuk mengamankan satu tiket ke putaran ketiga sekaligus tiket ke Piala Asia edisi berikutnya.
Tapi, sebelum kita bahas peluang Indonesia menuju putaran ketiga, alangkah baiknya kalian subscribe dan nyalakan lonceng terlebih dahulu agar tak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven.
Daftar Isi
Banyak Bikin Kesalahan Sendiri
Sebelum kita membahas peluang Indonesia untuk lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, sebaiknya kita muhasabah diri dulu. Karena, jika ingin meraih hasil terbaik di laga melawan Filipina nanti, skuad asuhan Shin Tae-yong harus memperbaiki kesalahan-kesalahan laga melawan Irak kemarin.
Bukan hari kita. pic.twitter.com/0y9GsEQycf
— Timnas Indonesia (@TimnasIndonesia) June 6, 2024
Karena kedua gol Irak bisa dibilang lahir dari kesalahan kita sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Erick Thohir, Skuad Garuda sebetulnya bermain bagus. Di babak pertama Indonesia kerap mengancam pertahanan pasukan Jesus Casas. Sayang, karena beberapa kesalahan dalam pengambilan keputusan, Indonesia tak bisa menghindar dari kekalahan.
Sektor belakang Indonesia jadi sorotan di laga ini. Bukan cuma kartu merah Jordi Amat yang masih bisa diperdebatkan itu, tapi juga tentang kesalahan-kesalahan mendasar yang justru membuahkan gol. Dalam proses terjadinya gol pertama, umpan silang dari Ali Jasim sebetulnya tak begitu mengancam gawang Ernando Ari. Karena di situ ada Jordi Amat, Justin Hubner, dan Shayne Pattynama yang menjaga Aymen Hussein.
Sialnya, ketika Hubner berusaha menghalau bola dengan kepala, tangannya justru lebih dulu mengenai bola. Wasit Shaun Evans pun tak ragu untuk menghadiahkan sepakan 12 pas untuk Singa Mesopotamia. Aymen Hussein yang ditunjuk sebagai eksekutor pun menunaikan tugas dengan baik.
Begitu pun di gol kedua. Ketika waktu normal menyisakan dua menit, Indonesia yang sedang menguasai pertandingan, berusaha memainkan bola di sektor pertahanan sendiri. Tapi entah kenapa, Ernando Ari justru melakukan blunder fatal. Ali Jasim yang tak menyia-nyiakan peluang pun akhirnya menggandakan keunggulan.
Di penghujung laga, Ernando jadi pemain yang paling terpukul. Namun, begitulah sepakbola. Ada kalanya anda bermain bagus di setiap laga, tapi anda juga tidak akan pernah bisa menghindar dari momen-momen brengsek. Karena hari sial tidak ada di kalender. Tugas mereka saat ini hanya evaluasi dan raih hasil maksimal di laga selanjutnya.
Kondisi Lapangan?
Di luar alasan teknis, kondisi lapangan kabarnya jadi salah satu faktor mengapa Indonesia gagal meraih kemenangan. Hal ini diungkapkan langsung oleh kapten Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam. Menurut mantan pemain PSM Makassar itu, struktur permukaan lapangan Stadion Gelora Bung Karno tidak rata. Kondisi itu dianggapnya menyulitkan pemain.
Kapten Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam, kurang puas dengan kondisi Stadion Utama Gelora Bung Karno di laga melawan Irak:
“Kondisi lapangan hari ini memang kurang baik dan memang sudah diperingatkan sejak beberapa Minggu sebelumnya kalau SUGBK diharapkan jauh lebih baik… pic.twitter.com/INvyhRPvET
— Berita Sepakbola Dunia (@gilabola_ina) June 7, 2024
Sebetulnya sudah ada upaya untuk memperbaiki kualitas rumput di GBK. Namun, menurut Asnawi itu tidak cukup. “Ada perubahan, tapi memang tidak jauh berbeda, beberapa struktur lapangan tidak rata memang berpengaruh juga untuk pemain,” ucap Asnawi di sesi jumpa pers pasca pertandingan.
Sekilas, kita seperti mendengar seorang bocil yang sedang mengeluhkan stik ketika kalah dari di rental PS. Klise! Tapi, jika diperhatikan lagi, apa yang disampaikan Asnawi ada benarnya juga. Bahkan, ketika kita melihat Irak, mereka tak bisa mengembangkan permainan secara maksimal.
Selain itu, kita bisa mundur sedikit ke belakang. Football lovers boleh membandingkan kualitas permainan Timnas Indonesia di GBK kemarin, dengan permainan Indonesia di Piala Asia, Piala Asia U-23, atau ketika bertandang ke Hanoi pada Maret lalu.
Jauh berbeda bukan? Aliran bola para punggawa Timnas Indonesia saat itu begitu smooth dan rapi ketika bermain di kondisi rumput yang jauh lebih baik. Tentu kita masih ingat ketika dibuat terkagum-kagum melihat skema permainan STY yang berjalan maksimal di Piala Asia U-23. Dengan kondisi lapangan dan pola permainan yang lebih baik, Timnas U-23 melaju hingga semifinal.
Bermain Sore Hari
Bukan cuma Asnawi Mangkualam yang mengeluhkan hal-hal di luar teknis. Shayne Pattynama pun demikian. Menurut pemain keturunan Maluku ini bermain di sore hari cukup merepotkan dan melelahkan. Terutama, pemain-pemain abroad yang yang berkarir di Eropa. Suhu yang panas dan udara khas Jakarta cukup menyulitkan mereka.
Namun, pemilihan waktu kick off sebetulnya permintaan khusus dari Shin Tae-yong. Dilansir Bola.com, pelatih berkebangsaan Korea Selatan itu meminta waktu kick off laga melawan Irak dimajukan dari yang awalnya malam menjadi sore hari. Hal ini dibenarkan oleh sang asisten pelatih, Nova Arianto.
Nova menjelaskan bahwa pemain dari Timur Tengah, termasuk Irak, malas berlari jika bermain sore hari. Karena di sore hari, suhu dan tingkat kelembaban udara di Kota Jakarta berbeda. Mungkin untuk pemain lokal yang berkarir di Liga Indonesia, ini sebuah keuntungan karena mereka sudah terbiasa.
Tapi STY barangkali lupa bahwa saat ini skuad Garuda didominasi oleh pemain yang berkarir di Eropa. Mereka terbiasa bermain di suhu yang lebih dingin. Yang seharusnya menjadi senjata rahasia, main sore hari malah jadi senjata makan tuan.
Masih Ada Harapan?
Tapi tenang, meski dihajar Irak, Timnas Indonesia masih berpeluang tampil di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 kok. Namun, harus ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya memenangkan laga melawan Filipina pada tanggal 11 Juni nanti.
Kapten Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam, kurang puas dengan kondisi Stadion Utama Gelora Bung Karno di laga melawan Irak:
“Kondisi lapangan hari ini memang kurang baik dan memang sudah diperingatkan sejak beberapa Minggu sebelumnya kalau SUGBK diharapkan jauh lebih baik… pic.twitter.com/INvyhRPvET
— Berita Sepakbola Dunia (@gilabola_ina) June 7, 2024
Persaingan di Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 kian menarik karena semalam Vietnam meraih tiga poin setelah menaklukan Filipina dengan skor tipis 3-2. Dengan begitu, Vietnam telah mengumpulkan enam poin. Selisih satu poin dengan Indonesia yang berada di urutan kedua klasemen sementara.
Melihat kedudukan klasemen, Indonesia masih jadi tim yang diunggulkan. Namun, Situasi ini tetap membuat posisi Indonesia terancam. Jika ingin menyegel posisi kedua dan lolos ke putaran ketiga, sudah pasti kemenangan di laga kontra The Azkals menjadi syarat yang tak bisa diganggu gugat. Apabila tiga poin sudah di tangan, maka saldo 10 poin milik Indonesia tak akan bisa dikejar oleh Nguyen FC.
Bagaimana Kalau Kalah dari Filipina?
Tapi bagaimana kalau Indonesia kembali gagal meraih kemenangan melawan Filipina? Masih ada peluang. Seandainya Ivar Jenner dan kolega hanya bermain imbang melawan Filipina, maka Vietnam tidak boleh meraih kemenangan di laga pamungkas melawan Irak. Maksimal hanya boleh hasil imbang saja. Itu akan membuat Indonesia tetap unggul satu poin dari The Golden Stars.
Itu kalau imbang, lantas bagaimana nasib Skuad Garuda jika kembali menelan pil pahit di laga kontra Filipina nanti? Dihitung secara matematika, masih ada peluang. Asalkan, Vietnam tidak menang atas Irak. Terlihat simpel bukan? Tapi, kenyataannya tak seperti itu.
Kalau kalian berpikir bahwa Vietnam akan kalah telak atas Irak, itu salah besar. Meski bermain di kandang sendiri, Irak sudah tidak ada urgensi untuk menang karena sudah memastikan diri lolos ke putaran berikutnya. Maka dari itu, saat melawan Vietnam, Jesus Casas bisa saja menurunkan lapis kedua guna memberikan jam terbang kepada pemain cadangan.
Jika pelatih kelahiran Madrid itu berpikir demikian, maka Vietnam punya peluang besar untuk mencuri poin atau bahkan meraih tiga poin dari Irak. Dengan begitu, Vietnam bisa menggusur posisi King Indo di urutan kedua Grup F. Tapi ya semoga saja Jesus Casas tidak menonton video ini sambil bergumam “Hmmm, boleh juga nih idenya”.
Sumber: Sport Detik, CNN Indonesia, Bolasport, Skor.id, Solopos