Sepertinya, sekarang nggak ada yang mampu mengalahkan perdebatan panas yang satu ini di kancah sepak bola Indonesia. Ya, apalagi kalau bukan tentang siapa yang lebih layak untuk berdiri di bawah mistar gawang Garuda, Maarten Paes atau Emil Audero Mulyadi? Kedua penjaga gawang keturunan ini sama-sama dianugerahi bakat dan skill yang oke punya. Rekam jejak mereka juga terbilang menyilaukan jika dibandingkan deretan kiper lokal langganan timnas.
Paes dan Emil saling unggul satu sama lain di berbagai aspek. Persaingan antar individu yang mengingatkan mimin pada Iker Casillas vs Victor Valdes, atau Manuel Neuer vs Marc Andre Ter Stegen. Bisa kebayang gimana dilemanya Patrick Kluivert dan pelatih kiper timnas untuk menentukan satu di antara mereka yang akan turun sejak menit pertama.
Kalo mimin sih pusing ya karena mereka sama-sama sayang untuk digeletakin begitu saja di bangku cadangan. Tapi karena yang bisa turun di lapangan cuma satu kiper, maka mau tak mau mesti ada yang dikorbankan. Namun siapa? Mari kita bahas.
Maarten Paes: Benteng Terakhir Yang Kokoh
Kokoh mungkin jadi nama tengah yang tepat bagi Maarten Paes. Sepanjang meniti karir, pria 26 tahun yang punya garis keturunan Kediri ini tumbuh menjadi seorang stopper yang punya kemampuan refleks tajam dan selalu tenang saat mengawal gawang miliknya. Kebolehan itu sudah Paes pupuk sejak masih di tingkat junior bersama akademi VV Union di Belanda.
Namanya merangkak naik sejak direkrut oleh klub tradisional papan atas Belanda, FC Utrecht dan memulai debut profesional dengan tampil di Eredivisie pada 2018. Bersama De Domstedelingen, Paes menunjukkan performa yang lumayan mengesankan selama 48 pertandingan hingga 2022. Keahlian inilah yang membuatnya percaya diri untuk pergi merantau guna mempertebal CV dan memperkaya pengalaman.
Klub penghuni Major League Soccer (MLS), FC Dallas dipilih jadi pelabuhan baru pada jendela transfer 2022. Dallas menebus Paes dari Utrecht dengan mahar 17,3 miliar rupiah dan langsung menempatkannya sebagai pilihan pertama.
Keputusan Paes untuk hijrah ke Amerika rupanya terbukti tepat. Ia semakin dikenal publik setelah membuat GOAT, Lionel Messi frustrasi saat Dallas bersua Inter Miami. Paes pun jadi figur idola yang disanjung di Toyota Stadium, markas Dallas.
Rentetan penampilan gemilang di Liga Negeri Paman Sam membuat harga Paes grafiknya melonjak. Melansir situs Transfermarkt, nilai market value Paes per Desember 2024 mencapai 31,29 miliar rupiah. Naik dua kali lipat dari saat dirinya meninggalkan Utrecht 3 tahun lalu.
First camp with Indonesia for Maarten Paes. 🇮🇩
📷: @MaartenPaes30 pic.twitter.com/cXBD67Nu2J
— Major League Soccer (@MLS) September 3, 2024
Bicara soal bergabungnya Paes ke timnas, ada faktor mengharukan yang mengiringinya. Keputusan Paes untuk mau disumpah menjadi warga negara Indonesia (WNI) adalah bentuk penghormatan pada mendiang neneknya. Diketahui, sang nenek lahir di Kediri pada masa Hindia-Belanda yang kemudian mengungsi dan menetap di Belanda akibat Perang Dunia II yang berkecamuk. Itu artinya, keluarga Paes punya ikatan emosional yang sangat kuat dengan Indonesia.
Pemain kelahiran Nijmegen itu mengakui, rasa cinta neneknya terhadap Indonesia turut diwariskan kepadanya. Pengaruh keluarga inilah yang akhirnya membulatkan tekad Paes untuk membela lambang Garuda di dada. Sebuah kehormatan baginya bisa menjadi bagian dari Indonesia.
Paes memang belum ada setahun dipanggil memperkuat timnas, tapi ia sudah mendapatkan pengakuan dari kiper legendaris timnas, Eddy Harto. Mengutip dari Bola.net, Eddy yang pernah mengalungi medali emas SEA Games 1991 menganggap Paes sebagai kiper yang spesial. Paes dinilai punya dua keunggulan utama, yakni ketenangan dan percaya diri yang tinggi. Eddy juga menyanjung Paes karena selalu punya penempatan posisi yang pas.
Emil Audero Mulyadi: Portiere Kaya Pengalaman
Sedikit berbeda dengan cerita Paes yang langsung terbuka untuk pindah paspor, Emil Audero sempat menuai cibiran satu Indonesia karena menolak mentah-mentah panggilan memperkuat timnas pada 2021.
Memang saat itu, Emil sendiri sedang berupaya untuk memperjuangkan satu tempat di skuad Timnas Italia. Emil yang sudah punya puluhan caps bersama Azzurri sejak kelompok usia jelas ingin sekali namanya dipanggil ke tingkat senior.
Namun, semesta berkata lain. Emil nggak kunjung tembus tim senior dan malah disalip oleh Guglielmo Vicario dan Alex Meret. Kenyataan pahit itulah yang akhirnya membuat pria kelahiran Mataram 18 Januari 1997 ini membuang jauh-jauh gengsinya dan mengabulkan permintaan Ketum PSSI, Erick Thohir untuk berseragam merah-putih. Hari pengambilan sumpahnya sudah dijalani pada 10 Maret lalu di KBRI Roma, Italia.
Sekarang kita tepikan dulu drama kepindahan kewarganegaraan Emil dan fokus dengan perjalanan karirnya. Bila dibandingkan dengan Paes, Emil jelas lebih beruntung karena punya segudang pengalaman yang mentereng. Emil yang memulai start dari akademi Juventus di Turin pernah melanglang buana bersama klub-klub tenar Italia. Mulai dari Venezia, Sampdoria, hingga Inter Milan.
📝 𝗗𝗘𝗔𝗟 𝗗𝗢𝗡𝗘: Emil Audero joins Inter from Sampdoria and will be Yann Sommer’s understudy! 🇮🇹🧤
(Source: @Inter) pic.twitter.com/6gBNRpElBt
— Transfer News Live (@DeadlineDayLive) August 10, 2023
Secara prestasi apalagi, pria jangkung 1,92 meter ini jauh mengungguli Paes. Sejauh ini, Emil sudah menggondol 8 piala dari berbagai kompetisi bersama La Vecchia Signora dan La Beneamata. Terbaru, Emil ikut serta dalam perayaan scudetto musim 2023/24 di Giuseppe Meazza. Ya, meskipun cuman jadi pelapis Yann Sommer sih.
Musim ini, Emil sedang menjalani masa peminjaman di Palermo yang bermain di Serie B. Ia dipinjam dari Como, klub milik keluarga pengusaha tajir Indonesia, Hartono bersaudara. Lagi-lagi karena harus mengalah karena Cesc Fabregas lebih mengandalkan kiper senior, Pepe Reina. Duhh….kok jadi korban terus sih, Mas Emil.
Adu Statistik dan Performa Paes Versus Emil
Sekarang kita mulai masuk ke pembahasan adu performa antara Maarten Paes dan Emil Audero. Data ini diambil dari Fotmob yang terkini sepanjang bergulirnya musim 2024/25 dan Starting Eleven Story telah pilihkan beberapa aspek yang bisa dijadikan perbandingan kedua kiper ini.
Disclaimer dulu, sejauh ini MLS baru memulai musim 2025 pada Februari lalu, sehingga Maarten Paes baru memainkan 3 laga. Sementara Emil Audero sudah menjalani 6 pertandingan mengenakan jersey Palermo di Serie B.
Aspek pertama adalah saves atau penyelamatan. Emil mencatatkan total 22 kali save dengan rata-rata 3,67 save per pertandingan. Jika diukur dengan persentase, maka akan muncul angka 73,3 persen. Sementara Paes membukukan total 8 kali save dengan rata-rata 2,67 save per pertandingan. Persentasenya ketemu di angka 53,3 persen.
Objektif ya, menurut lo lebih jago siapa, Maarten Paes atau Emil Audero? 🤔#utdfocusid pic.twitter.com/Uhnp4Lh1JI
— United Focus Indonesia (@utdfocusid) October 4, 2024
Aspek kedua adalah clean sheet atau nirbobol. Kiper Palermo sudah 2 kali menghasilkan clean sheets di liga. Sementara jagoan FC Dallas masih belum berhasil melakukan clean sheet di MLS.
Aspek ketiga adalah pass accuracy atau akurasi umpan. Paes kali ini unggul karena memiliki total persentase 80,9 persen. Bandingkan dengan Emil yang hanya mampu mencetak 58,1 persen. Persentase akurasi umpan Paes ini, walau baru main tiga laga di MLS, bahkan lebih baik dari kiper Manchester United, Andre Onana (69,7%) yang konon jago build up itu.
Aspek terakhir adalah long ball accuracy atau akurasi bola lambung. Paes lagi-lagi menang dengan catatan 73,3 persen, sementara Emil harus puas dengan statistik 36 persen saja.
Bisa disimpulkan kalau kedua kiper masing-masing unggul di dua aspek. Itu artinya, kualitas Paes dan Emil untuk sementara ini masih setara. Hasil ini bisa saja membuka peluang terjadinya rotasi yang dilakukan Kluivert di sisa laga kualifikasi.
Dari 4 laga yang tersisa, mungkin saja Paes nggak seluruhnya turun untuk main karena siapa tahu Kluivert ingin mengetes lebih dalam kemampuan Emil. Jadi, menurut football lovers, siapa yang layak untuk lebih disayang Kluivert? Atau keduanya akan diperlakukan sama rata?
fotmob.com, transfermarkt.co.id, bola.net, bola.com, antaranews.com, kumparan.com, rri.co.id