Perjalanan Spiritual dan Rindu Ragnar Oratmangoen Berpuasa di Indonesia

spot_img

Bagi setiap muslim, berpuasa di bulan Ramadan pasti penuh godaan. Apalagi bagi orang yang tiap harinya kerja keras banting tulang demi mengais rezeki. Lemah, letih, lesu, pasti akan dirasakan. Namun apakah dengan keadaan itu kita akan menyerah begitu saja?

Bagi setiap muslim, tidak ada rumusnya berpuasa itu jadi alasan untuk bermalas-malasan. Yang ada kita harus tetap produktif, ya nggak? Ilustrasi tersebut tampaknya relate banget dengan kisah seorang pesepakbola muslim Indonesia, Ragnar Oratmangoen.

Sebagai seorang muslim yang berpuasa di negeri Eropa, Wak Haji Ragnar bukannya libur bertanding. Ia tetap berpuasa di tengah laga sekalipun. Lantas, bagaimana perjuangan yang dialami Wak Haji Ragnar selama ini ketika berpuasa sekaligus berlaga?

Persiapan Timnas Indonesia Di Bulan Ramadhan

Di bulan Maret ini, Timnas Indonesia dijadwalkan menjalani dua laga hidup mati demi melaju ke Piala Dunia 2026. Dua laga krusial tersebut adalah melawan Timnas Australia di Sydney pada 20 Maret, lalu Timnas Bahrain di Jakarta, pada 25 Maret. Menariknya, kedua laga tersebut dihelat bertepatan dengan bulan Ramadan. Bulan di mana seluruh umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa.

Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia pasti menyadari akan momen bulan puasa ini. Ia harus mengerti siapa saja pemainnya yang menjalankan ibadah puasa. Hal itu menjadi penting, karena bagaimanapun harus ada penanganan khusus bagi para pemain yang menjalankan puasa, agar fisiknya tetap terjaga.

Bagi para pemain muslim lokal di Liga 1, seharusnya mereka bersyukur sudah diberi kesempatan berlaga di jam malam, atau pada waktu pasca berbuka puasa. Namun, lain kasusnya jika dibandingkan dengan pemain muslim diaspora seperti Ragnar Oratmangoen. Sebagai seorang muslim yang lama berlaga di Liga Eropa, ia sudah akrab dengan berpuasa dalam keadaan berlaga sekalipun.

Rajin Berpuasa

Masih ingat ketika ada momen penting Wak Haji Ragnar berbuka puasa di tengah laga? Ya, hal itu terjadi beberapa kali saat ia masih berseragam klub Eredivisie, Fortuna Sittard. Momen pertama Wak Haji Ragnar terlihat berbuka puasa di tengah laga, yakni ketika laga Fortuna Sittard menghadapi PEC Zwolle di bulan Maret 2024.

Saat itu Wak Haji Ragnar berbuka ditemani official Fortuna Sittard di bangku cadangan. Dengan setengah berlutut ala sunnah Rasulullah, Wak Haji Ragnar terlihat mengunyah sebutir kurma, dengan tangan yang sedang memegang sebuah minuman.

Hebatnya, meski seharian menjalankan ibadah puasa, performa spartannya di lapangan tak hilang. Di laga tersebut ia mampu membawa pengaruh bagi kemenangan Fortuna Sittard atas PEC Zwolle.

Tak hanya itu saja momen Wak Haji Ragnar berbuka puasa di tengah laga. Hal itu kembali terjadi ketika laga Fortuna Sittard melawan Sparta Rotterdam di bulan April 2024. Wak Haji Ragnar berbuka puasa di tengah laga, tepatnya di menit 30. Saat itu Ragnar meneguk sebotol minuman sambil berlutut ala sunnah Rasulullah.

Ragnar Alami Kesulitan

Beberapa momen Wak Haji Ragnar itu menunjukkan bahwa, berpuasa dan berlaga di saat yang sama sudah menjadi kebiasaan. Namun untuk kondisi saat ini, keadaannya cukup berbeda. Saat menjalankan ibadah puasa di 2025, Wak Haji Ragnar sempat mengeluhkan sedikit soal kebugarannya.

Jelang laga FCV Dender vs Union Saint-Gilloise di Liga Belgia, Ragnar mengaku agak kesulitan menjaga fisiknya. Laga tersebut dihelat bertepatan di tanggal 2 Maret 2025, di mana dunia sudah memasuki bulan Ramadan.

Selain fisiknya yang agak terganggu, secara performa, Wak Haji Ragnar kini juga sedang tidak konsisten bersama klub besutan Vincent Auvard itu. Tak heran, jika di laga melawan Union Saint-Gilloise, Ragnar hanya bermain separuh babak saja.

Namun apakah dengan kesulitan tersebut Ragnar menyerah begitu saja? Bukan Ragnar namanya kalau tidak berjuang. Walaupun mengakui kondisi fisik dan performanya di lapangan berkurang, namun ia tetap bertekad untuk segera memperbaikinya.

Perbaiki Fisik

Dalam unggahan Instagram pribadinya, pemain kelahiran OSS, Belanda tersebut, mencoba mencari cara agar bisa menjaga keseimbangan antara berpuasa dan berlatih, dengan energi yang cukup. Demi mendapatkan energi yang cukup, ia mengaku sangat menjaga asupan yang masuk dalam tubuhnya.

Perihal makanan dan minuman selama berbuka puasa, harus dipilihnya secara selektif. Sebab menurutnya, hal itu penting baginya demi menjaga fisik yang prima ketika berpuasa dan berlaga.

Tak hanya soal makan dan minum, Wak Haji Ragnar juga menyadari pentingnya istirahat tidur di siang hari saat berpuasa. Hal itu menurutnya mampu memelihara badan agar tetap segar setiap hari.

Tetap Berlatih

Ragnar tak sekadar omon-omon belaka saat membeberkan soal perbaikan fisik yang ia lakukan saat berpuasa. Ia membuktikannya langsung pasca kekalahan di laga melawan Union Saint Gilloise, dengan terus berlatih keras bersama tim. Meski berpuasa, ia tetap terlihat rajin berlatih.

Semangat Wak Haji Ragnar untuk membangkitkan performanya bersama FCV Dender, terlihat tetap membara. Seperti apa yang terlihat di unggahan Instagram pribadinya. Pasca kalah dari Union Saint-Gilloise, pemain 27 tahun tersebut berkata “The War Ain’t Over”, atau perang belum berakhir.

Dengan foto sedang mengenakan baju tempur FCV Dender, terlihat jelas bahwa Wak Haji Ragnar ini bukan tipe orang yang menyerah begitu saja. Ia adalah tipe pemain yang tetap berjuang untuk bangkit, meski dalam keadaan sesulit apapun.

Ragnar Itu Mualaf

Gambaran tersebut dapat menjelaskan bahwa berpuasa bagi Ragnar sebenarnya bukanlah halangan. Sebagai muslim yang taat, dalam keadaan apapun, Ragnar tetap istiqomah menjalankannya. Maklum, hal itu sudah menjadi kebiasaan baginya. Keakraban Wak Haji Ragnar dengan ibadah puasa sudah ia jalin cukup lama, yakni sejak ia menjadi seorang muslim di usia belasan tahun.

Bagi footbal lovers yang belum tahu, persinggungan pertama kali Ragnar dengan agama Islam i terjadi bukan karena faktor keluarga lho, melainkan faktor lingkungan. Di usia 15 tahun, ia baru masuk Islam. Ragnar memilih masuk Islam gara-gara sering ikut teman dekatnya pergi ke suatu masjid di Belanda.

Ragnar ini sebenarnya dilahirkan bukan dari keluarga muslim. Ayah dan ibunya beragama Kristen. Ia dari kecil tumbuh berkembang dengan didikan ala Kristen. Tak hanya itu, keluarga besarnya yang berada di Maluku, tepatnya di Kepulauan Tanimbar, juga kebanyakan beragama Kristen.

Meskipun orang tua dan keluarga besarnya beragama Kristen, namun mereka bersikap demokratis. Terkhusus kedua orang tuanya, yakni Philip Oratmangoen dan Maya Timmers. Mereka menerapkan kebebasan kepada anak-anaknya, termasuk soal pilihan keyakinannya ketika dewasa. Hal itulah yang membuat Ragnar akhirnya mantap dan memberanikan diri memilih Islam sebagai agama yang ia anut hingga sekarang.

Dalam pengakuannya, Ragnar merasa bahwa Islam memberikan ketenangan dan panduan dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Keputusannya memilih Islam, tidak saja hanya ikut-ikutan temannya semata. Namun ia memeluk agama Islam atas kesadarannya sendiri.

Ragnar Menjadi Indonesia

Setelah lama hidup menjadi seorang muslim di Negeri Kincir Angin, tepat di usia yang ke-26 tahun, ia mendapat hadiah yang spesial. Hadiah itu berupa buku kewarganegaraan baru, yakni Indonesia.

Ya, Wak Haji Ragnar resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada bulan Maret 2024. Sebagai seorang muslim, ia bangga bisa menjadi bagian dari negara yang mayoritas berpenduduk muslim.

Kebiasaannya sebagai seorang muslim pun langsung tampak, ketika jelang diambil sumpahnya sebagai WNI. Dilihat dari unggahan Instagram pribadinya, pemain kelahiran OSS itu terlihat melakukan ibadah sholat terlebih dahulu.

Sumpah menjadi WNI itu sungguh menjadi momen sakral baginya. Di hadapan Al-Qur’an sebagai kitab sucinya, ia berikrar menjadi Warga Negara Indonesia. Yang lebih spesialnya lagi, sumpah tersebut diucapkannya tepat di bulan suci Ramadan.

Setelah menjadi WNI yang beragama Islam, ia merasa lebih nyaman karena banyak diterima secara positif oleh fans Timnas Garuda. Tak heran juga ketika muncul julukan “Wak Haji” yang akhirnya disematkan padanya.

Puasa Pertama Di Indonesia

Kenyamanan lain yang dirasakan Ragnar ketika menjadi orang Indonesia, salah satunya adalah ketika menjalani ibadah puasa Ramadan pertamanya di bumi Nusantara, tahun 2024 lalu.

Wak Haji Ragnar tampak terkesima dengan suasana Ramadan di Indonesia. Berbeda dengan di Belanda, ia sempat kaget ketika di Indonesia banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan selama bulan Ramadan.

Tak hanya itu saja, Wak Haji Ragnar juga mengaku terkesan ketika mendengar lantunan adzan yang merdu saat ia berlatih di lapangan. Ia merasa hal tersebut termasuk hal yang indah, dan tak bisa ia jumpai saat bermain di Belanda.

Ragnar merasa beruntung berada di lingkungan yang nyaman. Di Timnas Indonesia ia banyak ditemani rekan-rekannya sesama muslim di lapangan. Suatu hal yang tak bisa ia jumpai di Eropa. Ia merasa beruntung punya banyak teman yang bisa diajaknya menjalankan ibadah sholat dan puasa secara bersama.

Bagi Wak Haji Ragnar, bukan hanya rekan sesama muslim saja yang membuatnya nyaman. Rekannya yang non-muslim seperti Marselino Ferdinan maupun Nathan Tjoe-A-On pun sama. Walau tak ikut sholat atau puasa, kedua teman dekatnya tersebut rela menungguinya ketika sedang menjalankan sholat ataupun berbuka puasa. Seperti apa yang terjadi ketika transit di Bandara Dubai.

Puasa Kedua Di Indonesia

Berbagai kenangan indah ketika ia berpuasa pertama kali di Indonesia, kini akan kembali terulang. Bulan Maret tahun 2025, Wak Haji Ragnar mau tidak mau akan kembali menjalankan ibadah puasa di tanah air.

Pemain FCV Dender tersebut kemungkinan akan dimasukan sebagai salah satu serdadu Merah Putih guna menghadapi laga melawan Australia dan Bahrain di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Seperti apa kata Bung Harpa dalam channel Youtube-nya. Meski absen di laga melawan Australia karena akumulasi kartu, Wak Haji Ragnar akan tetap diikutsertakan dalam skuad Patrick Kluivert.

Meski tidak bermain di Sydney, Wak Haji Ragnar kemungkinan akan ikut terbang ke Sydney dalam rangka berlatih bersama rekan-rekannya demi menjaga ritme serta adaptasi dengan rekan-rekannya, setelah sekian lama tak berjumpa. Ia kemungkinan akan terbang pasca laga terakhirnya di Liga Belgia, saat FCV Dender bertandang ke KV Mechelen pada 16 Maret mendatang.

Setelah dari Sydney, dengan menggunakan pesawat charter ia bersama rombongan Timnas Garuda akan tiba di tanah air guna persiapan laga melawan Bahrain. Inilah momentum bagi Wak Haji Ragnar. Momentum puasa kedua kalinya di tanah air, sekaligus momentum membuktikan performa terbaiknya demi lambang garuda di dada.

Nostalgia dan Perjuangan

Ya, akan ada banyak hal yang dirindukan Ragnar ketika kembali merasakan suasana berpuasa di tanah air. Apalagi nih, ia juga sudah lama tak menginjakan kakinya di bumi pertiwi ini sejak bulan November lalu, saat terakhir menghadapi Arab Saudi. Hmmm… kangen banget pastinya.

Merdunya suara adzan yang terdengar sampai lapangan, senda guraunya dengan rekan-rekannya sesama muslim, adalah hal-hal yang akan kembali Wak Haji Ragnar rasakan selama berada di Indonesia pada akhir bulan Maret nanti.

Namun satu yang perlu diingat, selain segi nostalgia dengan suasana Ramadan di tanah air, Wak Haji Ragnar ini tetap fokus pada satu tujuan utamanya, yakni berjuang mati-matian demi meraup tiga poin di laga melawan Bahrain.

Insya Allah.. dengan niat tulus atas nama ibadah dan tanah air, semoga tujuan utama Wak Haji Ragnar itu bisa terkabulkan. Amin.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru