AC Milan dan Inter Milan merupakan dua dari beberapa klub paling bersejarah di dunia. Keduanya yang merupakan rival sekota sama-sama pernah menjadi jawara di kompetisi tertinggi Eropa. Lebih dari itu, persaingan yang diciptakan setiap tahunnya juga selalu timbulkan momen-momen tak terlupakan.
Rivalitas antara AC Milan dan Inter Milan nyatanya tidak hanya terjadi di atas lapangan saja, namun juga sampai pada proses kepindahan pemain. Ya, sudah ada beberapa pemain yang menyeberang langsung dari Milan ke Inter, atau sebaliknya.
Biasanya, kepindahan tersebut bakal timbulkan kehebohan besar mengingat reputasi kedua tim yang masuk ke dalam daftar klub raksasa. Terbaru, bintang asal Turki yang telah membela Milan selama empat tahun lamanya, Hakan Calhanoglu, resmi berkostum biru-hitam yang merupakan warna kebesaran Inter Milan.
Calhanoglu yang sejatinya cukup diandalkan di Milan memilih untuk menerima tawaran Inter dan bakal bertahan disana selama kurang lebih tiga tahun, plus opsi perpanjangan selama setahun. Mulanya, Milan telah menyodorkan gaji sebesar 4 juta euro per musim untuk sang pemain. Akan tetapi, pria 27 tahun itu tidak merespon dan justru membelot ke kubu rival yang datang dengan tawaran 5 juta euro atau setara 86 miliar rupiah per musim.
Dengan penuh percaya diri, Calhanoglu mengusung misi untuk pertahankan gelar scudetto yang sebelumnya direbut Inter Milan pada musim lalu. Dia percaya pada taktik Simone Inzaghi selaku allenatore anyar dan siap memenangkan banyak gelar bersama Inter Milan.
Sontak, kepindahan ini pun membuat heboh jagad sepakbola, khususnya para penggemar Milan dan Inter Milan.
Namun Calhanoglu bukanlah sosok pertama yang memilih untuk menyeberang ke kubu rival hingga membuatnya resmi tercatat sebagai pemain yang pernah membela Inter maupun AC Milan. Seperti yang sudah dijelaskan, masih ada beberapa pemain lain yang sempat melakukan hal yang sama. Siapa sajakah mereka? Simak ulasannya berikut ini.
Daftar Isi
Antonio Cassano
Antonio Cassano merupakan mantan wonderkid Italia yang sempat menjadi bagian dari tim bertabur bintang Real Madrid. Namun setelah gagal mengesankan klub asal Spanyol tersebut, Cassano pulang ke Italia untuk bergabung dengan Sampdoria. Kembali temukan performa terbaiknya disana, Cassano lalu diboyong AC Milan.
Musimnya di Milan berjalan dengan baik. Dia menjadi bagian dari skuad I Rossoneri yang berhasil sumbangkan satu trofi scudetto dan Supercoppa Italia. Ketika itu, Cassano tampil apik bersama nama-nama seperti Robinho, Alexandre Pato, sampai Zlatan Ibrahimovic.
Lantas pada tahun 2012, dia bergabung dengan Inter Milan karena kecewa dengan kepergian bintang Milan ketika itu, Zlatan Ibrahimovic dan Thiago Silva. Namun penampilannya di Inter malah mengecewakan dimana dia hanya bertahan selama semusim sebelum akhirnya hijrah ke Parma.
“Milan have built the team with €1.5 and they are playing an incredible season. If the Rossoneri win the title, it would be a massacre for Inter.”
– Antonio Cassano 😬 pic.twitter.com/BDQufByh7C
— Italian Football TV (@IFTVofficial) February 9, 2021
Giampaolo Pazzini
Giampaolo Pazzini, setelah tampil mengesankan bersama Sampdoria langsung diminta Inter untuk bergabung. Akhirnya tepat pada tahun 2011 dia bergabung dengan Inter namun hanya bertahan setahun disana.
Pada tahun 2012, Pazzini menjadi bagian dari transfer Antonio Cassano dari AC Milan. Dia menjadi pemain yang ditukar dengan pemain muda terbaik Italia pada tahun 2011 dan 2003 itu.
Bermain untuk Milan membuat Pazzini bertahan selama kurang lebih tiga tahun dimana dia juga berhasil mencetak gol ke 100 nya di Serie A pada 2015 silam.
We replaced him by signing Inter Milan forward Giampaolo Pazzini for €7M + Cassano.
Foundations for incoming banter were now in place. pic.twitter.com/ZV4tAqsDMF
— Para (@Paracelsus) August 15, 2017
Sulley Muntari
Sulley Muntari menjadi salah satu pemain terbaik Afrika yang pernah ada. Berhasil memenangkan gelar Piala FA bersama Portsmouth, Muntari lalu diboyong Mourinho ke Italia untuk bergabung dengan Inter Milan. Mulai dari tahun 2008, dia menjadi bagian yang cukup penting bagi tim. Puncaknya, pemain asal Ghana ini sukses mempersembahkan tiga trofi dalam satu musim untuk Inter Milan.
Sempat menjadi pemain pinjaman selama setengah musim di Sunderland, Muntari lalu menyeberang ke kubu rival pada tahun 2011. Ketika itu Muntari bergabung dengan Milan sebagai juara bertahan Serie A. Sayangnya, dari situ Milan justru mulai mengalami masa kemunduran, hingga membuatnya hengkang pada tahun 2015.
In Inter Milan’s 2008/09 Serie A win
Sulley Muntari had 9 Goal contributions that season (4 Goals & 5 Assists)
He ranked 3rd among the squad behind:
Ibrahimovic; 32 (25 Goals & 7 Assists)
Dejan Stankovic; 11 (5 ⚽️ & 6🅰️ )and tied with Balotelli; 9 (8⚽️ & 1🅰️)
Maestro🇬🇭 pic.twitter.com/XW78TMTCfp
— Owuraku Ampofo (@_owurakuampofo) May 7, 2020
Francesco Coco
Francesco Coco merupakan pemain asli didikan Milan. Akan tetapi dia tidak pernah mendapat banyak kesempatan bermain hingga membuatnya ingin pergi. Dia lalu dilepas pada tahun 2002 sebagai bagian dari pertukaran transfer Clarence Seedorf dari Inter Milan.
Nahas, perjalanannya di Inter Milan tak pernah berjalan mulus. Meski bertahan sampai tahun 2007, dia beberapa kali menjalani masa peminjaman, buntut dari permainan mengecewakannya. Francesco Coco, ketika bergabung dengan Inter Milan malah lebih sering duduk di bangku cadangan, bahkan ruang perawatan karena kerap berkutat dengan cedera.
Total, dia hanya memainkan sebanyak 41 laga bersama Inter Milan.
Where are they now: Francesco Coco: famously traded by Milan to Inter for Seedorf, once considered Maldini’s heir at LB, one of the few Italians to play for Barça, always in the Italian tabloids. Retired at 30 with bad knee problems, now has a youth academy and media agency. pic.twitter.com/qM4knfRK5k
— Francesco (@FRANCESCalciO_) May 27, 2021
Clarence Seedorf
Berbeda dengan Francesco Coco, Clarence Seedorf justru menikmati masa-masa terbaiknya sebagai seorang pesepakbola setelah resmi menjadi pemain AC Milan. Seedorf langsung menikmati masa kejayaannya usai berhasil membawa Milan juara Liga Champions Eropa tahun 2003 dan 2007.
Dia bertahan selama sepuluh tahun lamanya di San Siro dan sukses catatkan penampilan ke 300 nya di kompetisi Serie A. Sekali lagi, Seedorf sangat diuntungkan dengan transfer yang melibatkan Francesco Coco.
Happy birthday to Clarence Seedorf 🎂
🇳🇱 Ajax
🇮🇹 Sampdoria
🇪🇸 Real Madrid
🇮🇹 Inter
🇮🇹 Milan
🇧🇷 Botafogo🇳🇱 Netherlands
Still the only man to have won the Champions League with three different clubs 🏆🏆🏆 pic.twitter.com/qoG7TN0Fig
— Goal (@goal) April 1, 2021
Thomas Helveg
Thomas Helveg, sebelum gelaran Piala Dunia 1998, resmi bergabung dengan AC Milan dari Udinese bersama dengan rekan setimnya, Oliver Bierhoff. Ditransfer seharga 6 juta pounds membuatnya menjadi pemain termahal Denmark ketika itu. Bergabung dengan Milan juga membuatnya menjadi salah satu pemain yang cukup beruntung.
Tercatat, trofi Serie A, Coppa Italia, sampai Liga Champions Eropa berhasil masuk ke dalam genggaman.
Setelah mendapat sejumlah piala di Milan, Helveg yang saat itu mulai tunjukkan penurunan performa lalu putuskan hengkang ke Inter Milan. Dia kembali bergabung dengan Alberto Zaccheroni, yang pernah menjadi pelatih nya ketika di Udinese maupun AC Milan. Meski sempat kembali ke performa terbaiknya, Helveg gagal persembahkan apa-apa untuk Inter Milan hingga akhirnya terbang ke Inggris untuk bergabung dengan Norwich City.
THOMAS HELVEG
Milan: 1998-2003
Inter: 2003-2004#DerbyDellaMadonnina pic.twitter.com/tLDF4CNu1Q— SERIE A LAWAS 🇮🇩🇮🇹 (@SerieA_Lawas) April 19, 2015
Andrea Pirlo
Inter berhasil menggaet Andrea Pirlo yang tampil apik bersama Brescia pada tahun 1998. Namun belum lama mendapat jasa pemain yang terkenal dengan tendangan bebas mematikannya itu, Inter keburu meminjamkan sang pemain menuju Reggina dan Brescia.
Meski sempat tunjukkan kualitas yang sebetulnya tidak bisa dipandang sebelah mata, Inter tetap kurang terkesan hingga membuat mereka rela melepas sang pemain menuju klub rival AC Milan. Mujur bagi Milan, setelah berhasil dapatkan jasa Pirlo, mereka mampu membentuk tim luar biasa.
Bersama Milan sendiri, Pirlo berhasil merasakan gelar scudetto dan Liga Champions Eropa, sebelum akhirnya hijrah secara gratis ke Juventus.
Nicola Ventola, Paulo Sousa and Andrea Pirlo launch Inter Milan’s new kits, 1998/99. pic.twitter.com/H29XBi8jmt
— 90s Football (@90sfootball) February 6, 2021
Christian Vieri
Christian “Bobo” Vieri, merupakan definisi dari pemain nomaden. Sepanjang karirnya, dia telah banyak membela klub, salah satunya Inter Milan.
Christian Vieri didatangkan Inter dengan biaya yang mencapai 49 juta euro. Bersama Inter Milan, Christian Vieri menunjukkan penampilan yang sangat luar biasa. Dia termasuk ke dalam salah satu penyerang mematikan ketika berkostum biru-hitam. Dalam 193 pertandingan yang dijalani, sebanyak 123 gol berhasil dia ciptakan.
Namun pada tahun 2005, penyerang asal Italia ini lantas menyeberang ke kubu rival, AC Milan. Tak seperti permainannya di Inter, Vieri justru menjalani salah satu masa terburuknya ketika berseragam Milan. Dia hanya mencetak satu-satunya gol untuk Milan di laga melawan Empoli. Menyusul penampilan buruknya, dia bahkan mendapat trofi “Golden Bin”, yang memang khusus ditujukan kepada pemain yang tampilkan performa buruk selama semusim.
Hanya bertahan selama satu tahun di kostum merah-hitam, Vieri lalu kembali lanjutkan petualangannya.
Classic Transfer: Christian Vieri to Inter Milan for £28m, 1999
Inter had to pay a World Record £28m fee to complete the transfer which saw the Italy International join Ronaldo in attack. With this transfer Vieri was in the 10 most expensive transfers of all time list 3 times. pic.twitter.com/GBOqAC3JiN
— Classic Football Shirts (@classicshirts) August 7, 2018