Pengaruh Aroma Samba yang Menyengat di Tubuh Arsenal

spot_img

Arsenal kini lebih beraroma wangi akan talenta Negeri Samba. Meriam London akan kedatangan beberapa pemain asal Brazil musim depan. Arsenal ingin memberi warna tersendiri bagi permainannya musim depan.

Tapi cerita itu tak cukup sampai di situ. The Gunners ini dalam perjalannya ternyata banyak dihuni para pemain asal Brazil yang datang dan pergi. Mereka tak sedikit memberikan pengaruh positif maupun hanya angin lalu.

Pemain Brazil Pertama Di Arsenal

Flashback ke musim 1999/00 ketika Arsene Wenger mendatangkan seorang bek kiri dari Brazil yakni Sylvinho. Kita tak pernah tau bahwa Sylvinho ternyata orang Brazil pertama yang menginjakan kakinya di klub asal London Utara tersebut.

Sylvinho datang dari Corinthians pada tahun 1999. Ia didatangkan sebagai kompetitor sekaligus menjadi calon penerus masa depan Nigel Winterburn, bek kiri yang sudah lama menjadi andalan Arsenal. Sylvinho menjelma sebagai pemain agresif yang selalu mendapat kepercayaan dari Wenger. Sampai-sampai pernah masuk dalam tim PFA Of The Year Liga Inggris musim 2000/01.

Namun seiring berjalannya waktu, ketika muncul bek kiri macam Van Bronckhorst maupun Ashley Cole, posisinya mulai terancam. Akhirnya dia pun pergi dari Arsenal pada musim 2001/02. Dan ternyata keluarnya dia membawa berkah bagi dirinya. Ia pernah berhasil bersama Barcelona dengan meraih dua gelar Champions League.

Edu Dan Gilberto Silva Paling Berpengaruh

Langkah Sylvinho diikuti oleh Edu Gaspar. Edu yang sekarang menjadi direktur teknis Arsenal merupakan pemain kedua dari Brazil yang bergabung di Arsenal. Ia juga ditebus dari Corinthians. Sejak kedatangannya, Edu benar-benar bermain penuh untuk Arsenal pada musim 2001/02.

Menjadi gelandang penyeimbang di tengah, peran Edu sangat meyakinkan Wenger. Meskipun harus menjadi pelapis bagi Ray Parlour maupun Patrick Vieira sekalipun. Pengaruhnya bahkan menjadi salah satu kesuksesan Arsenal merengkuh titel juara Liga Inggris pada musim 2001/02.

Melihat kesuksesan yang dicapai Edu, Arsenal kembali mengincar talenta dari Brazil lainnya. Pilihan itu jatuh pada seorang gelandang bernama Gilberto Silva. Dengan kondisi Ray Parlour yang sudah menua, kedatangan sosok gelandang baru dibutuhkan Wenger untuk melengkapi duet di lini tengah dengan Vieira maupun Edu.

Gilberto tampil moncer membawa Brazil juara dunia di Piala Dunia 2002. Hal itulah yang membuat Arsenal kepincut dan segera menebusnya dari Atletico Mineiro. Di musim pertamanya bahkan ia langsung dipercayakan sebagai starter bersama Vieira sebagai double pivot Arsenal. Sebagai pemain debutan, Gilberto mampu beradaptasi dengan baik secara cepat sebagai pemain inti. Meskipun di musim 2002/03 itu, Arsenal gagal mempertahankan gelar Liga Inggris.

Akan tetapi, cerita berubah musim berikutnya. Kedua talenta samba tersebut, baik Edu maupun Gilberto performanya sangat berpengaruh bagi kesuksesan Arsenal untuk kembali merebut gelar Liga Inggris yang dirampok oleh MU. Mereka berhasil menjadi bagian dari kisah manis “Invincible” Arsenal.

Wenger Beberapa Kali Mengagumi Pemain Dari Brazil

Dari beberapa kesuksesan kebijakan transfer dengan membawa talenta dari negeri samba tersebut, membuat Wenger merasa ketagihan. Sama halnya seperti ia ketagihan dengan para pemain Prancisnya ketika itu.

Pada musim 2006/07 Wenger benar-benar ingin mengincar lagi talenta lainnya yang mumpuni dari Brazil. Ia kesengsem dengan cara bermain Julio Baptista yang bermain apik di timnas Brazil dan Real Madrid. Baptista sudah lama diidamkan Wenger ketika dibutuhkan untuk memperkuat serangan dari sektor lini tengah sepeninggal Patrick Vieira. Di musim yang sama juga Wenger mendatangkan wonderkid asal Brazil bernama Denilson.

Begitupun setelah Wenger kehilangan sang maestro mereka, Thierry Henry yang hijrah ke Barca pada musim 2007/08. Arsenal pun kekurangan stok striker. Mereka kembali merekrut pemain dari Negeri Samba yakni Eduardo dari Dinamo Zagreb. Meskipun Eduardo memilih berkewarganegaraan Kroasia, namun sejatinya dia adalah talenta asli keturunan Brazil.

Wenger bagaimanapun banyak mengagumi para talenta Brazil tak terkecuali gaun muda. Dan tak jarang dari beberapa nama pemuda itu hanya numpang lewat. Seperti apa yang pernah ia lakukan dengan pembelian Juan Maldonado di musim 2001/02, Pedro Botelho di musim 2007/08 maupun Wellington Silva di musim 2010/11.

Wenger juga kadang berspekulasi membayar para pemain dari Brazil yang tak diduga-duga. Seperti ia menebus Andre Santos dari Fenerbahce di musim 2011/12 maupun Gabriel Paulista bek Brazil dari Villareal di musim 2014/15. Untuk penebusan bek kiri Andre Santos, Wenger berdalih itu bertujuan untuk pengganti Gael Clichy yang pergi ke City.

Akan tetapi, penampilannya di bek kiri juga kurang mengesankan. Dan kedatangan Gabriel Paulista pun sama. Ia juga tak mampu menjamin amannya lini belakang Arsenal bersama Mertesacker maupun Koscielny.

Era Baru Bisnis Transfer Arsenal di Bawah Edu

Setelah Wenger menyatakan pensiun, Arsenal dalam mengarungi lembar barunya diawali dengan menunjuk mantan pemainnya yang seorang Brazil yakni Edu Gaspar sebagai direktur teknis pada Juli 2019. Ia akan bekerja sama dengan pelatih baru yakni Unai Emery untuk membangun Arsenal di era baru pasca Wenger.

Edu diberi amanah untuk mengkoordinir tim pelatih utama, akademi, tim pencarian bakat serta rekrutmen pemain. Hal itu supaya bertujuan untuk bisa berjalan searah dan satu tujuan. Tak dipungkiri Edu saat itu dipercaya penuh oleh petinggi klub termasuk Kroenke maupun Sanllehi.

Salah satu proyek Edu di Arsenal adalah membawa beberapa talenta Brazil ke Emirates. Wangi aroma samba di Arsenal tak dipungkiri adalah buah bisnis dari Edu. Beberapa kali Edu menunjukkan gelagat itu dengan mendatangkan beberapa talenta seperti David Luiz dan Gabriel Martinelli di musim 2019/20. Musim berikutnya 2020/21, Edu kembali beraksi dengan mendatangkan Willian, Pablo Mari, dan Gabriel Magelhaens.

Pola itu ternyata masih dipertahankan Edu sampai sekarang bersama Mikel Arteta. Pengaruh Edu dalam membawa talenta negeri samba berlanjut musim baru 2022/23. Ketika dua talenta Brazil didatangkan sekaligus yakni Marquinhos dan Gabriel Jesus.

Meskipun Willian dan David Luiz sudah pergi dari Emirates, peran pemain tersisa buah bisnis Edu seperti Martinelli maupun Gabriel di musim ini tercatat masih sangat berpengaruh terhadap performa Arsenal. Apalagi musim depan dua lagi temannya akan segera bergabung.

Tapi bagaimanapun, masih belum ada talenta Brazil di Arsenal yang menyamai prestasi pendahulunya seperti Edu maupun Gilberto Silva. Dan kini, Edu berharap koneksi Brazil yang dibentuknya sekarang benar-benar mampu berpengaruh bagi kesuksesan Arsenal ke depannya. Walaupun soal waktunya, kita tak tahu kapan.

https://youtu.be/BbdanFLTE0w

Sumber Referensi : thefootballfaithful, bleacherreport, planetfootball

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru