Pelatih yang Layak Dinanti Kiprahnya di Piala Dunia 2022

spot_img

Tidak sedikit negara yang menunjuk pelatih anyar untuk mengerek tim ke penampilan terbaiknya di Piala Dunia nanti. Uniknya beberapa di antara pelatih baru itu tak punya pengalaman di Piala Dunia.

Selain pelatihnya yang belum pernah menukangi tim di Piala Dunia, ada pula negara yang memang baru mentas di Piala Dunia. Jadi, bagaimana kiprah pelatih debutan Piala Dunia itu nanti? Berikut pelatih yang layak dinanti kiprahnya di Piala Dunia 2022.

Rigobert Song (Kamerun)

Timnas Kamerun tidak akan mengulangi kegagalan tampil di Piala Dunia 2018. Tim berjuluk Lions Indomptables gagal ke Piala Dunia 2018 setelah imbang atas Nigeria di babak kualifikasi. Saat itu Kamerun ditukangi pelatih dari Belgia, Hugo Broos.

Sebagai juara AFCON, gagal ke Piala Dunia jelas mencoreng muka Kamerun. Mereka pun berbenah. Hugo Broos dipecat dan asistennya, Rigobert Song yang menggantikan.

Periode pertamanya, Song hanya sebentar melatih. Kamerun lalu bergonta-ganti pelatih. Dari Alexandre Belinga, Clarence Seedorf, sampai António Conceição. Tapi kepemimpinan yang terakhir hanya sampai tahun 2022.

Jelang Piala Dunia, Kamerun kembali menunjuk Rigobert Song. Mantan pemain West Ham United itu akhirnya membawa Kamerun lolos ke Piala Dunia 2022 setelah mengalahkan Aljazair berkat unggul gol tandang. Ia memang belum mengantarkan trofi untuk Kamerun.

Namun ia mengaku siap memberi perubahan. Song akan memanggil nama-nama mentereng untuk skuad Kamerun. Michael Ngadeu, Zambo Anguissa, sampai Choupo-Moting adalah pemain yang ingin dibawa Rigobert Song ke Qatar.

Otto Addo (Ghana)

Selain Kamerun, Ghana juga tidak mau mengulangi kegagalan di Piala Dunia 2018. Tim berjuluk Bintang Hitam itu menunjuk pelatih anyar, Otto Addo. Penunjukkan Addo ini cukup unik, karena sang pelatih masih bekerja di tim pemandu bakat klub Bundesliga, Borussia Dortmund.

Mantan gelandang Hamburg itu, setelah memutuskan pensiun pada 2008, ia menggeluti sepakbola. Selain menjadi pemandu bakat Dortmund, Addo pernah menjadi asisten pelatih di tim muda Hamburg. Addo juga pernah mendampingi Dieter Hecking di Borussia Monchengladbach.

Lalu ia pernah menjadi asisten pelatih Denmark sekarang, Kasper Hjulmand saat dulu melatih Nordsjaelland. Kini ketika Dortmund mempersilakan Otto Addo untuk dipinjam, ia langsung pergi ke Ghana. Awalnya, Otto Addo hanya akan menjadi pelatih sementara menggantikan Milovan Rajevac.

Namun ternyata Addo diberi tugas menangani Black Stars di Piala Dunia 2022. Eks pemain Mainz itu berhasil membawa Ghana lolos ke Piala Dunia 2022 setelah menahan imbang Nigeria 1-1 di leg kedua kualifikasi zona Afrika. Mohammed Kudus dan kolega bisa lolos karena unggul gol tandang.

Selain di kualifikasi Piala Dunia, Otto Addo sudah memimpin Ghana di dua laga persahabatan. Satu berakhir kekalahan dan satu lainnya merebut kemenangan.

Hajime Moriyasu (Jepang)

Tim raksasa dari Asia juga datang ke Qatar dengan sosok pelatih baru. Setelah tidak lagi ditangani Akira Nishino yang membawa mereka ke babak 16 besar Piala Dunia 2018, Jepang kini dilatih sosok pelatih baru, Hajime Moriyasu.

Pelatih kelahiran Nagasaki itu telah memimpin Timnas Jepang dalam 57 pertandingan, sejak pertama kali pada 11 September 2018. Di laga debutnya itu, Moriyasu berhasil meyakinkan publik Jepang dengan kemenangan besar 3-0 atas Kosta Rika di laga persahabatan.

Meski begitu, di tangan Moriyasu, Jepang sedikit kepayahan di babak kualifikasi Piala Dunia 2022. Tim Samurai Biru susah payah memperebutkan dua teratas di Grup B babak ketiga kualifikasi Piala Dunia zona Asia.

Untung saja Jepang bisa memastikan diri lolos ke Qatar. Tapi itu pun finis di peringkat kedua di bawah Arab Saudi. Dengan kata lain, Jepang tidak terlalu superior. Namun, Hajime Moriyasu tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Sebab sang pelatih setidaknya sudah mengantongi 39 kemenangan dari 57 laganya itu.

Belum lagi, kekuatan Timnas Jepang kerap tak terduga. Timnas Tsubasa selalu teruji ketika menghadapi tim-tim besar. Di tangan Moriyasu, Jepang pernah menaklukkan Serbia 1-0 tahun 2021.

Mereka juga mengalahkan Uruguay 4-3 tahun 2018. Salah satu kemenangan terbesar Jepang di tangan Moriyasu adalah saat mencukur Myanmar 10-0 di kualifikasi Piala Dunia 2022. Btw, Moriyasu menargetkan Jepang lolos hingga perempat final di Piala Dunia nanti.

Luis Enrique (Spanyol)

Tim Eropa seperti Spanyol kini juga ditangani oleh pelatih yang sejatinya tidak punya pengalaman di Piala Dunia. Adalah Luis Enrique yang menggantikan Fernando Hierro sebagai pelatih Timnas Spanyol setelah kejadian di Piala Dunia 2018.

Waktu itu pelatih Spanyol, Julen Lopetegui dipecat persis dua hari sebelum pertandingan pembuka Piala Dunia 2018. Hierro yang menggantikan berhasil membawa Timnas Spanyol ke babak 16 besar. Sebelum akhirnya La Furia Roja takluk atas tim tuan rumah, Rusia.

Luis Enrique punya pengalaman menterengnya ketika menukangi Barcelona selama tiga musim. Termasuk ketika Enrique berhasil membawa Barcelona juara Liga Champions. Meski sudah ditunjuk, Enrique sempat rehat jadi pelatih Spanyol. Robert Moreno menggantikannya.

Akan tetapi, untuk Piala Dunia 2022, Enrique kembali memegang Timnas Spanyol. Enrique menyulap kembali La Furia Roja sebagai tim kuat di Eropa. Mantan pemain Barcelona itu sudah memimpin setidaknya 33 laga Timnas Spanyol. Rinciannya, 18 kali menang, 5 kali kalah, dan 10 kali berakhir sama kuat.

Luis Enrique juga sudah membawa Timnas Spanyol ke final four di ajang UEFA Nations League. Enrique juga membawa Spanyol ke semifinal EURO 2020 lalu. Jadi, mampukah Spanyol menemani Jepang ke babak gugur?

Lionel Scaloni (Argentina)

Setelah kekalahan menyakitkan atas Timnas Prancis di Piala Dunia 2018, Timnas Argentina mulai berbenah. Meski setelah itu terjadi kekacauan di tubuh Albiceleste. Para pemain sudah tidak percaya pada pelatih sebelumnya, Jorge Sampaoli.

Asosiasi sepakbola Argentina, AFA pun akhirnya memecat Sampaoli usai Piala Dunia 2018. Ada banyak nama mengkilap untuk menggantikannya. Mauricio Pochettino, Gallardo, sampai Diego Simeone. Namun, AFA tidak memiliki kondisi finansial yang mumpuni untuk menebus pelatih-pelatih tadi dari klubnya.

Alhasil, Lionel Scaloni yang ditunjuk. Sayang, di percobaan pertamanya, Scaloni menuai kegagalan di Copa America 2019. Namun, mantan pemain West Ham tidak putus asa. Ia terus merajut kembali armada Albiceleste.

Lionel Scaloni akhirnya membawa Argentina meraih dua trofi: Copa America dan Finalissima. Tidak hanya itu, di bawah asuhan Scaloni, Argentina tidak terkalahkan dalam 35 pertandingan. Mereka juga lolos ke Piala Dunia dengan meyakinkan sebagai runner-up di bawah Brazil.

John Herdman (Kanada)

Jika negara-negara sebelumnya cuma pelatihnya yang belum pernah ke Piala Dunia, Kanada berbeda. Timnas Kanada sejak 1986 tak pernah lolos ke Piala Dunia. Tahun 2022 menjadi kesempatan Kanada dan pelatihnya, John Herdman untuk membuktikan bahwa mereka bukan perpaduan sepele.

John Herdman telah mengubah Kanada menjadi tim kuat dari zona CONCACAF. Herdman sendiri bahkan menjadi orang pertama di Kanada yang bisa membawa dua tim nasional ke Piala Dunia. Selain itu, Herdman memoles Kanada dengan tidak hanya mengandalkan satu-dua pemain dalam permainannya.

Permainan kolektif yang dipakai Herdman. Hal itu terbukti ketika babak kualifikasi. Kanada bisa tampil mulus kendati di laga terakhir tidak diperkuat salah satu bek sayap andalan mereka, Alphonso Davies. Les Rouges bahkan bisa lolos ke Piala Dunia 2022 setelah finis di peringkat satu zona CONCACAF.

Hansi Flick (Jerman)

Dari pelatih-pelatih sebelumnya, Hansi Flick barangkali jadi yang paling berpengalaman di Piala Dunia. Sebab ia pernah membawa Jerman juara Piala Dunia tahun 2014. Hanya saja, ketika itu ia bukan menjadi pelatih, melainkan asisten Joachim Loew.

Otomatis Piala Dunia 2022 menjadi ajang debutnya sebegai pelatih. Ia telah memimpin Der Panzer sejak Agustus 2021. Hansi Flick sudah memimpin Die Mannschaft dalam 15 laga. Rinciannya, menang 9 kali, imbang 5 kali, dan baru menelan 1 kekalahan.

Meski punya sederet prestasi mentereng, tapi Flick sepertinya menanggung beban berat di Timnas Jerman. Selain tampil buruk di UEFA Nations League, ia punya tugas mengembalikan marwah Jerman di kancah dunia. Sebab edisi sebelumnya, Jerman tidak lolos ke fase gugur.

https://youtu.be/-IXo_ydemR4

Sumber: IDNTimes, GhanaSoccerNet, DW, SportsNewsAfrica, TheAthletic, GOAL, KuwaitTimes, MyNorthWest

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru