Pelatih Chelsea yang Berprestasi, Tapi Berumur Pendek

spot_img

Chelsea akhirnya memecat Thomas Tuchel pada Rabu 7 September 2022. Tuchel sebelumnya datang ke Chelsea pada tahun 2021 di tengah kesedihan para fans setelah ditinggal Lampard sebagai pelatih The Blues.

Tak lama bagi Tuchel untuk bisa dicintai publik Stamford Bridge. Tuchel langsung mempersembahkan Piala Liga Champions kembali ke pelukan The Blues. Meskipun sudah membawa gelar juara Champions, sama seperti yang sudah-sudah, Chelsea nggak betah sama pelatih yang nggak konsisten. Hal itu pernah dilakukan pada pelatih-pelatih berikut ini.

 

Gianluca Vialli 1998-2000

Dua tahun sebelum Vialli ditunjuk sebagai pelatih Chelsea, kedatangannya ke London awalnya sebagai pemain. Vialli datang dari Juventus dengan status sebagai pemain free transfer. Belum tuntas tugasnya sebagai pemain, ia ditunjuk sebagai pelatih untuk menggantikan Ruud Gullit, orang yang membawanya dari Juve ke Chelsea.

Kejadian tersebut memang cukup kontroversial pada masanya. Tak hanya penunjukan seorang pemain yang masih aktif sebagai pelatih, tapi juga pemecatan Gullit oleh Chelsea. Gullit dikabarkan tidak diberikan peringatan ataupun pemberitahuan sebelumnya. Ia bahkan tidak diberikan alasan mengapa dirinya dipecat. Padahal Gullit berhasil memenangkan FA Cup tak lama sebelumnya. Trofi tersebut juga merupakan trofi pertama Chelsea sejak 26 tahun terakhir.

Vialli ditunjuk sebagai manajer pada pertengahan musim 1997/1998. Bertugas sebagai manajer, Vialli lebih memfokuskan timnya ke Piala Liga dan European Winners Cup musim 1997/1998. Strateginya pun sukses, The Blues berhasil memenangkan kedua trofi tersebut musim itu. Chelsea mengalahkan Middlesbrough di final Piala Liga dan Stuttgart di final European Winners Cup.

Musim-musim setelahnya, prestasi Vialli sebagai manajer tidak mengecewakan. 1998/1999 Ia bersama timnya memenangkan UEFA Super Cup melawan Real Madrid dan mendapat FA Cup musim 1999/2000 setelah menang 1-0 melawan Aston Villa. Namun, kisah manis itu harus usai. Di tahun 2000, ketika musim 2000/2001 baru mulai beberapa laga, Vialli dipecat oleh Chelsea karena performa jelek di awal musim tersebut.

Carlo Ancelotti 2009-2011

Awal musim 2009/2010, Chelsea mendatangkan pelatih kawakan Carlo Ancelotti. Datang ke London setelah sukses di Milan, Ancelotti punya beban ekspektasi yang cukup berat. Akan tetapi, tak butuh waktu lama bagi Don Carlo untuk membuktikan tajinya di Inggris. Ia langsung membawa Chelsea menjuarai Community Shield setelah menang adu penalti melawan Manchester United.

Langkah Chelsea di musim itu juga dijalani Ancelotti dengan mantap. Sampai pertengahan musim, Chelsea masih berjaya di Premier League maupun FA Cup. Untuk Champions League sendiri, langkah Ancelotti terhenti di Milan. Namun bukan mantan klubnya yang menjadi penghalang. Inter Milan menghentikan langkah Chelsea di babak 16 besar. Ancelotti kalah dengan pasukan Jose Mourinho dengan agregat 3-1.

Meskipun tidak bisa memberikan trofi Liga Champions pertama Chelsea, Ancelotti masih digdaya di level domestik. Ancelotti kembali menjadi alasan MU tidak mengangkat piala setelah Chelsea berhasil finish sebagai juara Premier League dan hanya berjarak satu poin dari MU.

Di musim tersebut Chelsea juga menjuarai FA Cup dengan mengalahkan Portsmouth di final. Dengan raihan tersebut, Ancelotti pun memberikan gelar domestic double pertama untuk Chelsea.

Kejayaan Ancelotti di Chelsea tidak bertahan lama. Chelsea tidak bisa mempertahankan gelar Community Shield pada musim 2010/2011. Kedatangan pemain mahal, Fernando Torres saat itu pun tidak bisa membantu Ancelotti bangkit dari keterpurukan.

Hanya duduk di peringkat dua Premier League dan kalah di perempat final Liga Champions menjadi catatan buruk Ancelotti. Ia pun dipecat pada akhir musim karena tidak bisa mendatangkan gelar untuk Chelsea musim itu.

Roberto Di Matteo 2012

Di Matteo datang ke Chelsea pada 2011 sebagai asisten pelatih Andre Villas-Boas. Ia pun diangkat menjadi pelatih sementara setelah Andre Villas-Boas dipecat pada tahun 2012. Di Matteo sebenarnya sosok yang cukup dikenal bagi fans Chelsea. Ia merupakan mantan gelandang Chelsea tahun 90-an.

Karir Di Matteo sebagai pelatih memang singkat. Mengingat dirinya hanya pengganti sementara pelatih Chelsea sebelumnya. Namun, momen yang diberikan Di Matteo sebagai pelatih tidak akan bisa dilupakan Chelsea. Di Matteo memberikan gelar Champions League pertama bagi The Blues. Di Matteo juga membawa Chelsea menjuarai Piala FA musim itu.

Dua gelar bergengsi tersebut tidak bisa menyelamatkan Di Matteo dari Abramovich dan kegemarannya gonta-ganti pelatih. Musim setelahnya, Di Matteo akhirnya disingkirkan setelah mengalami kekalahan dengan Juve di Champions League dengan skor 3-0 dan gagal ke babak 16 besar.

Antonio Conte 2016-2018

Sebelum datang ke Chelsea, karir Conte sudah melalang buana di Italia baik sebagai pelatih maupun pemain. Terutama saat dirinya menjadi pelatih Juventus di tahun 2011 sampai 2014. Selama menangani Juve, ia sukses memboyong beberapa piala bergengsi, termasuk scudetto tiga kali berturut-turut di musim 2011/2012, 2012/2013, dan 2013/2014.

Dengan prestasinya itu, Chelsea pun mendatangkan Pelatih asal Italia tersebut pada musim 2016/2017. Antonio Conte menjalani musim pertama di Chelsea dengan penuh keyakinan. Hasilnya, Chelsea bisa meraih gelar Premier League keenam Chelsea sepanjang sejarah. Gelar itu pun menjadi gelar Liga Inggris terakhir Chelsea sampai sekarang. Di musim setelahnya, tepatnya pada musim 2017/2018 Conte juga mempersembahkan gelar FA Cup kepada Chelsea setelah mengalahkan MU di final.

Meskipun meraih prestasi di Chelsea, Conte tidak terlalu akrab dengan manajemen klub asal London tersebut. Jajaran manajemen Chelsea bahkan tidak memberikan selamat kepada Conte atas keberhasilannya memberikan gelar FA cup ke Chelsea.

Hal tersebut karena awalnya Conte ngambek kepada klub, karena tidak bisa mendapatkan pemain incarannya di bursa transfer sebelumnya. Karena hubungan buruk tersebut, Chelsea memutuskan untuk memecat Conte.

Maurizio Sarri 2018-2019

Lepas hubungan dengan Conte, Chelsea masih belum kapok dengan pelatih asal Italia. Awal musim 2018/2019, Chelsea rekrut Maurizio Sarri untuk menggantikan peran Antonio Conte. Chelsea tampil cukup baik di bawah asuhan Sarri. Di tingkat domestik, performa Chelsea tidak terlalu buruk. The Blues berhasil menduduki peringkat ketiga Premier League di bawah Liverpool dan Manchester City sebagai pemuncak klasemen.

Sarri juga sukses membawa Chelsea ke final Piala EFL melawan Manchester City, tapi “disabotase” oleh pemainnya sendiri, Kepa Arrizabalaga. Momen ini mungkin tidak akan dilupakan fans Chelsea. Chelsea sebetulnya bisa mengimbangi permainan City hingga babak adu penalti.

Namun Kepa, yang tidak terlalu jago menghadapi adu penalti tidak mau digantikan oleh Caballero. Chelsea pun kalah di laga tersebut. Sekarang kita hanya bisa membayangkan, andai Kepa nurut sama Sarri waktu itu.

Kisah perjalanan Chelsea di tingkat Eropa musim itu lebih manis ketimbang perjalanannya di tingkat domestik. Sarri berhasil membawa Chelsea melaju sampai partai final UEFA Europa League. Chelsea menghadapi Arsenal di final setelah sebelumnya mengalahkan Eintracht Frankfurt di semifinal. Chelsea berhasil menang dari Arsenal dengan skor meyakinkan 4-1.

Karir Sarri di Chelsea hanya bertahan semusim. Sarri sudah keburu kangen dengan kampung halamannya dan pindah ke Juventus. Namun ,Sarri juga mengakui kepergiannya tersebut diakibatkan oleh masalah dengan manajemen Chelsea. Saat itu situasi di Chelsea tidak ideal untuk Sarri dan ia tidak bisa mendapatkan pemain-pemain incarannya.

https://youtu.be/YUISD_JDGM4

Sumber referensi: Chelsea, Planetfootball, Carloancelotti, Bleachreport, Si

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru