Omongan Neymar Benar, Kylian Mbappe Memang Pemain Bermasalah

spot_img

Terkadang omongan seseorang bisa menjadi kenyataan di kemudian hari. Kita ingat dulu sekali, Jose Mourinho pernah mengatakan kalau Xabi Alonso kelak akan menjadi pelatih. Omongan The Special One terbukti di masa depan. Nah, hal yang kurang lebih sama berlaku pada perkataan Neymar soal Kylian Mbappe.

Mbappe yang kini bermain untuk Real Madrid itu masih jauh dari harapan. Soal performa, Kylian Mbappe ternyata belum sepenuhnya sanggup menjawab kebutuhan Los Galacticos. El Kura-Kura Ninja masih seret gol. Padahal ia didatangkan konon agar Real Madrid punya The Real Number Nine di lini depan.

Nah, penampilan Mbappe inilah yang menimbulkan bola liar. Omongan Neymar tentangnya pun diungkit lagi. Jadi, omongan apakah itu? Mari kita bahas. Namun, sebelum itu jangan lupa subscribe dan nyalakan loncengnya agar tidak ketinggalan video terbaru dari Starting Eleven Story.

Mengubah Pakem Formasi Ancelotti

Mbappe yang datang ke Santiago Bernabeu awal musim ini mengubah banyak sekali hal di Real Madrid. Tapi yang paling fundamental barangkali permainan dan pakem formasi. Sebelum kedatangan Mbappe, Carlo Ancelotti lebih sering memakai formasi 4-3-3 atau 4-4-2 permata. Formasi kedua membawa Los Blancos juara Liga Champions musim lalu.

Mbappe datang, Ancelotti pun mengubah pakemnya menjadi 4-4-2 flat. Kadang memang Ancelotti memakai 4-4-2 diamond, tapi lebih sering flat. Apa bedanya? Begini, 4-4-2 diamond menempatkan dua striker di lini depan dengan dibantu satu gelandang serang plus dua gelandang tengah dan satu gelandang bertahan.

Sementara formasi 4-4-2 flat tak memakai gelandang serang, tapi memakai gelandang sayap. Lalu menggunakan dua penyerang di lini depan. Biasanya Kylian Mbappe akan diduetkan dengan Vinicius Junior. Mungkin pada prakteknya akan setiap pemain yang dipasang akan menjalankan fungsi yang berbeda. Tapi secara prinsip begitu.

Formasi inilah yang sering mengantarkan kekalahan bagi Los Merengues. Misalnya ketika dibantai Barcelona, AC Milan, dan takluk atas Athletic Bilbao.

Mbappe Ingin Main di Sayap, Sementara…

Saat datang ke Bernabeu, Mbappe sebenarnya tak nyaman bermain di posisi penyerang tengah. Ia lebih suka dan ingin bermain di posisi sayap kiri. Posisi yang biasanya ditempati oleh Vinicius Junior. Maka dari itu, Mbappe tak bisa menempatinya.

Jika memaksa Mbappe di sayap kiri, Vinicius mesti berkorban. Namun, solusi Ancelotti justru memainkan Mbappe dan Vini di lini depan sebagai duet striker. Meskipun mungkin saja pada prakteknya, cuma Mbappe yang benar-benar diplot sebagai penyerang tengah.

Selain tidak maksimal, Mbappe yang sering dipakai sebagai penyerang tengah disebut-sebut bermain setengah hati. Sebab itu adalah posisi yang sama sekali tidak ia sukai. Penampilan Mbappe yang tak kunjung menggigit itu menjadi sasaran tembak media-media Spanyol.

Sasaran Tembak Media Spanyol

Sejumlah media Spanyol menyebut Kylian Mbappe adalah beban bagi Los Galacticos. Mundo Deportivo, misalnya. Media berbasis di Barcelona itu mulai mempertanyakan kemampuan sang pemain, baik di kompetisi domestik maupun Liga Champions. Penampilan Mbappe sesudah datang ke Bernabeu, dianggap tak sesuai apa yang digembar-gemborkan.

Mundo Deportivo mewawancarai Jerome Rothen, mantan pesepakbola. Eks pemain yang pernah membela PSG tersebut jarang mengkritik seorang pemain. Namun buat Mbappe, ia melakukannya. Menurut Rothen, Mbappe adalah pemain bintang, tapi kesan itu lenyap semenjak ia berseragam Real Madrid.

“Kehadirannya membuat beberapa orang frustrasi. Yang lain sudah berganti posisi atau tidak lagi bermain,” kata Rothen dikutip Mundo Deportivo.

Masih dari Mundo Deportivo, Mbappe juga disebut melahirkan ego di ruang ganti Los Galacticos. Sementara jaringan radio yang berbasis di Kota Madrid, Cadena SER menyebut Kylian Mbappe adalah masalah di Real Madrid.

Eks pemain PSG itu, menurut laporan Cadena SER, menjadi biang kerok Real Madrid yang tampil kedodoran di awal musim 2024/25. Namun, Cadena SER menambahkan, masalah di Real Madrid bukan cuma terletak pada Kylian Mbappe.

Mereka Kira Merekrut CR7

Mengutip Cadena SER, Real Madrid sebenarnya tidak memainkan apa pun. Barangkali maksudnya secara sepak bola, Los Galacticos asuhan Carlo Ancelotti tidak memiliki sistem permainan yang baku. Tapi bukankah memang seperti itu Don Carlo? Taktiknya fleksibel. Dan itulah yang sudah terbukti mengantarkan Los Galacticos sampai ke final UCL musim lalu dan juara.

Kembali soal Mbappe. Cadena SER mengingatkan Real Madrid, bahwa yang mereka rekrut adalah Kylian Mbappe bukan Cristiano Ronaldo. Oleh karena itu, mungkin saja Mbappe butuh waktu lebih lama dari waktu yang dibutuhkan CR7 untuk meledak bersama Los Merengues.

Tempo hari Starting Eleven Story pernah membahas Mbappe yang tidak efektif sebagai penyerang tengah. Nah, kali ini masalah yang jadi sorotan adalah soal ego. Dan entah kenapa ego Mbappe berkali-kali telah menjadi bahan perbincangan. Menurut analisis media Ceko, Blick, Mbappe sering kali melupakan permainan dan mementingkan dirinya sendiri.

Media itu juga menyebut, Mbappe terlalu ingin menjadi seperti Messi dan Neymar. Ego yang dibawa Mbappe ke Real Madrid juga disorot oleh media Honduras, Diez, yang menyebutnya orang yang paling bertanggung jawab atas buruknya penampilan Real Madrid.

Perkataan Neymar yang Terbukti

Soal ego ini pernah disinggung oleh Neymar yang tiada lain mantan rekan satu tim Kylian Mbappe. Menurut Neymar, bermain dengan Mbappe bagaikan “neraka”. Barangkali ini berkaitan dengan ego yang dimiliki oleh pemain Prancis tersebut. Neymar sendiri pernah berselisih dengan Kylian Mbappe saat keduanya bermain di Les Parisiens.

Keduanya bahkan pernah terlibat cekcok gara-gara rebutan siapa yang akan menjadi algojo tendangan penalti. Ihwal repotnya bermain bersama Kylian Mbappe, Neymar juga sudah memperingatkan rekan-rekan Brasil-nya yang kini membela Los Galacticos seperti Vinicius, Rodrygo, dan Eder Militao. Hal itu dikabarkan penyiar radio asal Prancis, Cyril Hanouna melalui saluran radio Europe 1.

Tapi benarkah ego ini menjadi masalah Mbappe? Bekas pelatih PSG, Mauricio Pochettino berpendapat lain. Menurutnya, Mbappe memang memiliki ego namun dalam konotasi yang positif. Karena, menurut Pochettino, setiap pemain tidak mungkin tidak memiliki ego.

“Kylian Mbappe pria yang baik. Dia sombong dalam cara yang benar dan terbaik,” kata Pochettino dikutip 24 Matins.

Bagaimana Situasinya di Real Madrid?

Setelah Kylian Mbappe menjadi buah bibir di seluruh Spanyol dan dunia, disebut pemain yang menimbulkan ego di ruang ganti Real Madrid, Carlo Ancelotti pun buka suara. Tentu saja ia membela pemainnya itu. Carletto menepis anggapan yang menyebut bahwa ego Mbappe telah menimbulkan kekacauan di timnya.

Justru jikapun Mbappe punya ego yang besar, Ancelotti tidak mempermasalahkannya. Menurut allenatore asal Italia itu, seorang pemain hebat memang diperlukan ego yang besar, karena dari situ ia bisa membuktikan diri di lapangan dan berperilaku baik. Ancelotti sudah berpengalaman melatih pemain-pemain bintang.

Ia tahu betul akan hal itu. Lebih lanjut mengutip laporan Goal, Ancelotti mengatakan, Mbappe toh menyadari bahwa ia tidak bermain dalam performa terbaiknya. Oleh karena itu, Carletto terus memberi tekanan pada Mbappe agar mengeluarkan kemampuan terbaik.

Demi hal itu, Ancelotti sampai mengancam akan mencoret Mbappe apabila performanya tak kunjung membaik. Kita tinggal menunggu, apakah Mbappe akan terlecut setelah diancam begitu oleh Ancelotti. Biasanya pemain yang sampai mendapat ancaman semacam itu oleh Ancelotti, akan tampil baik di kemudian hari seperti halnya Federico Valverde.

Selain performa, perlu bagi Mbappe untuk mengontrol egonya. Mantan pemain Real Madrid, Rafael van der Vaart juga sudah mengingatkan pada Mbappe untuk tidak merasa menjadi pemain bintang di Real Madrid.

Sumber: Mirror, Detik, Goal, Express

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru