Ngerinya Pelatih yang Akan Hadapi STY di Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026

spot_img

Ibarat bermain game konsol, Timnas Indonesia sedang menjajaki level yang lebih sulit di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara di ronde ketiga, Indonesia menghadapi tantangan yang lebih berat. Dari yang cuma menghadapi Brunei Darussalam dan Filipina, kini harus menghadapi tim langganan Piala Dunia seperti Jepang dan Australia.

Ngomong-ngomong soal calon tim lawan Indonesia di Grup C, ternyata mereka memiliki pelatih kelas dunia. Yang paling ngeri tentu saja Arab Saudi. Tim yang kini dilatih oleh pria asal Italia, Roberto Mancini. Untuk menakar kekuatan lawan Indonesia, berikut adalah kehebatan pelatih yang akan dihadapi Shin Tae-yong di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Roberto Mancini

Mari kita mulai dari nama yang sudah kita sebut di awal, Roberto Mancini. Dari namanya saja, kalian sudah tidak asing bukan? Ya, Mancini punya segudang pengalaman di persepakbolaan Eropa sebelum akhirnya menukarnya dengan jabatan pelatih di Timnas Arab Saudi pada tahun 2023 kemarin. 

Roberto Mancini jadi salah satu pelatih Italia yang berani keluar dari zona nyaman. Dirinya berani melatih tim-tim di luar Italia dan meraih sukses. Tidak seperti Massimiliano Allegri. Selama karirnya, Mancini pernah melatih Fiorentina, Inter Milan, Zenit St Petersburg, Manchester City, dan Galatasaray.

Sementara di level tim nasional, dirinya pernah menukangi Timnas Italia. Mancini membawa Gli Azzurri menjuarai Euro pada tahun 2021 silam. Dengan track record yang mentereng itu, Mancini dianggap jadi pelatih paling hebat di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 nanti.

Dari segi permainan, pemilik satu gelar Liga Inggris itu biasanya mengandalkan formasi 4-3-3. Namun, di Arab Saudi dirinya menggunakan formasi yang berbeda-beda. Yang paling sering adalah menggunakan skema tiga bek dalam bentuk 3-4-2-1 atau 3-5-2. Dalam skema ini, Mancini menyeimbangkan transisi dari bertahan ke menyerang dengan lebih rapi. 

Poin itu sangat dibutuhkan, mengingat Arab Saudi hanya berisikan pemain yang kualitasnya berbeda dari Italia. Lantas, siapa pemain kunci yang diandalkan Mancini di Timnas Arab Saudi? Ada Saleh Al-Shehri di lini depan dan Ali Al-Bulayhi di lini belakang. Kita semua tahu, Bulayhi berpengalaman dalam menghadapi striker-striker papan atas di Liga Arab Saudi.

Graham Arnold

Dari Arab kita beralih ke negara yang secara geografis posisinya di bawah Indonesia, yakni Australia. Di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Socceroos ditukangi oleh pelatih lokal bernama Graham Arnold. Dari CV-nya, Arnold cuma sekali melatih di luar Australia, yakni jadi pelatih Vegalta Sendai tahun 2014.

Selebihnya karier Arnold dihabiskan di Australia. Meski begitu, kiprahnya di sepakbola Australia tidak bisa dianggap remeh. Graham Arnold adalah pelatih yang dihormati di Australia. Sepanjang karirnya, mantan pelatih Sydney FC itu pernah meraih beberapa gelar termasuk dua gelar Liga Australia. 

Saat menukangi Timnas Australia, Graham Arnold pernah mengantarkan tim ini ke panggung Piala Dunia pada tahun 2022. Namun, Socceroos hanya mencapai babak 16 besar saja. Saat melatih, Arnold mengandangkan formasi 4-3-3 menyerang. 

Gaya bermain Graham Arnold sedikit banyak dipengaruhi oleh Guus Hiddink. Dirinya pernah jadi asisten pelatih asal Belanda itu pada tahun 2005-2006. Sepakbola yang diusung Arnold adalah sepakbola fleksibel yang dipadukan dengan high press. Jika menguasai bola, maka kunci dari skemanya adalah rotasi pemain. 

Tapi, ketika kehilangan bola, maka Australia tak akan membiarkan lawan menguasai bola dalam waktu yang lama. Di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 nanti, Graham Arnold diperkirakan tetap mengandalkan punggawa Jackson Irvine di lini tengah dan Kusini Yengi di depan. Sementara di lini pertahanan, ada Harry Souttar yang memiliki postur sangat tinggi. 

Hajime Moriyasu

Kini kita membahas pelatih dari tim terkuat di Grup C, Jepang. Hajime Moriyasu memang belum pernah berkarir di luar negeri. Seluruh karirnya dihabiskan di sepakbola lokal bersama Sanfrecce Hiroshima dan kini Timnas Jepang. Biarpun begitu, kiprahnya di sepakbola internasional tak bisa dipandang sebelah mata.

Di tangannya, Timnas Jepang membangun reputasi apik di kancah dunia. Salah satu performa menakjubkan telah ditunjukan di beberapa turnamen. Yang paling berkesan tentu saja saat Hajime memimpin The Blue Samurai berlaga di Piala Dunia 2022.

Apa spesialnya, kan Jepang cuma sampai babak 16 besar? Duduk dulu wahai anak muda. Meski cuma sampai babak 16 besar, Jepang berhasil mengalahkan Spanyol dan Jerman, dua tim yang memiliki gelar Piala Eropa terbanyak. Caranya pun penuh drama dan begitu mengagumkan.

Secara permainan, Hajime Moriyasu mengusung skema 4-2-3-1 dan 3-4-2-1. Dalam skema tersebut, Moriyasu selalu berusaha unggul jumlah di lini tengah. Karena dirinya paham untuk mengontrol permainan kuncinya ada di pemain tengah. Selain itu, jika tidak memegang bola, Jepang akan menekan yang bahkan bisa menjadi tekanan balik.

Di Kualifikasi Piala Dunia 2026 nanti, Hajime Moriyasu diperkirakan masih akan mengandalkan pemain-pemain seperti Takumi Minamino, Takehiro Tomiyasu, hingga Takefusa Kubo yang sedang dalam performa baik tahun ini. Moriyasu enggan meremehkan tim lawan dengan mengurangi level kekuatan di penyisihan Grup C nanti.

Branko Ivankovic

Selanjutnya ada pelatih tim nasional China, Branko Ivankovic. Baru ditunjuk pada awal tahun 2024, pelatih asal Kroasia itu memberikan first impression yang cukup baik bagi persepakbolaan Negeri Tirai Bambu. Dalam empat pertandingan, China hanya kalah dari Korea Selatan. Itu pun tipis, 1-0.

Lantas, bagaimana sepak terjang Branko Ivankovic di dunia kepelatihan? Jika melihat CV-nya, China tampaknya tak main-main kali ini. Ivankovic punya segudang prestasi dan pengalaman di dunia kepelatihan. Pelatih berusia 70 tahun itu tercatat pernah melatih Hannover 96, HNK Rijeka, dan Dinamo Zagreb. Nah, ketika di Zagreb, ia berhasil menyumbangkan gelar liga pada musim 2006/07. 

Selain itu, dirinya juga sudah membangun reputasi di persepakbolaan Asia sejak tahun 2001. Diawali dengan jadi asisten pelatih di Timnas Iran, Ivankovic bahkan mengantarkan Iran meraih medali emas di Asian Games tahun 2002. Prestasi itu lah yang pada akhirnya membawa Ivankovic meraih tujuh gelar bersama klub Iran, Persepolis FC. 

Kini, di usia yang sudah uzur, Ivankovic ditunjuk untuk membenahi sepakbola China. Dalam prosesnya, Ivankovic menggunakan skema 4-4-2. Di tangannya, China bermain lebih sabar dan efektif. Sama halnya dengan Indonesia, China cukup mengandalkan pemain-pemain naturalisasi di Kualifikasi Piala Dunia kali ini. Itu karena China menargetkan kembali ke tampil di Piala Dunia setelah terakhir kali melakukannya pada tahun 2002.

Dragan Talajic

Terakhir, ada pelatih Bahrain, Dragan Talajic. Sama halnya dengan Branko Ivankovic, Talajic juga baru menangani Bahrain pada awal tahun ini. Pelatih yang juga berpaspor Kroasia itu memiliki banyak pengalaman di persepakbolaan Timur Tengah, termasuk di Arab Saudi, Bahrain, Yordania, Kuwait, dan Oman. Tak cuma itu, dirinya juga pernah menangani klub-klub Thailand dan China.

Prestasi terbesarnya adalah saat memimpin Al-Ittihad. Dirinya membantu klub yang kini diperkuat Karim Benzema itu meraih gelar Liga Champions Asia pada tahun 2004. Nah, bersama Bahrain, Talajic belum terkalahkan. Dari empat pertandingan, dirinya mengantongi dua kemenangan dan dua hasil imbang.

Soal cara bermain, Talajic merupakan pelatih yang mengandalkan sepakbola adaptif. Dia tak memiliki pakem permainan tertentu saat menangani Bahrain. Itu dibuktikan dengan tiga formasi yang berbeda dalam empat pertandingan. Sepertinya, Bahrain asuhan Talajic tidak boleh diremehkan nih sama Bang Jayadi cs.

Sumber: ESPN, Coach Voice, Total Football Analysis, Bola, Liputan6, Suara

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru