Sekitar 3 bulan bergulirnya musim 2024/25, banyak klub tak mampu mempertahankan laga tanpa kekalahan. Misalnya Real Madrid yang keok 4-0 dari Barcelona. Tapi Barcelona justru dipermalukan Real Sociedad dan Osasuna. Rekor tak terkalahkan pun kandas sudah.
Di Liga Inggris, tim papan atas seperti Liverpool, Chelsea, Arsenal dan Manchester United sudah menelan kekalahan. Manchester City sendiri baru saja digiling Tottenham Hotspur di markasnya sendiri.
Tapi ada 4 tim di liga-liga Eropa yang masih istiqomah menjaga rekor tak pernah takluk sejak awal musim hingga sekarang. Siapa saja mereka? Berikut ulasannya.
Daftar Isi
Bayern Munchen di Bundesliga
Bayern Munchen tampil impresif di awal musim. Yang awalnya diremehkan karena tim besar ini memilih Vincent Kompany sebagai pelatih utama, namun di luar dugaan meraih hasil bagus dengan koleksi 11 penampilan liga tanpa kekalahan.
Vincent Kompany sudah menggeber tim yang diasuhnya agar tak kalah start dari rivalnya, Bayer Leverkusen. Bayern Munchen langsung mengemas 9 kemenangan dan 2 hasil imbang. Dengan 29 poin di puncak klasemen Bundesliga.
Bayern Munchen di tangan Vincent Kompany bermain begitu agresif. Mereka sanggup menguasai permainan lewat intensitas umpan yang luar biasa. Pelatih berkepala licin itu tampaknya benar-benar meniru apa yang ia dapat dari Josep Guardiola.
Di lini tengah, Kompany mengandalkan pemuda Jamal Musiala. Pergerakan Musiala di lapangan cukup cair sehingga dengan mudah Bayern Munchen membobol gawang lawan. Di laga menghadapi St Pauli, Musiala bahkan mencetak satu-satunya gol kemenangan.
Peran yang dimiliki Jamal sebagai gelandang serang, membuatnya memiliki kemampuan untuk menusuk sektor pertahanan lawan dengan tenang. Tak jarang lini pertahanan lawan dibuat panik oleh manuver-manuver Jamal Musiala yang jago mengolah bola.
Sementara di sektor serangan, Die Roten jelas berpangku tangan pada Harry Kane. Striker berpaspor Inggris itu, entah kenapa, meski kelimpungan meraih trofi, tapi tak pernah kesulitan mencetak gol. Di laga kemarin menghadapi Augsburg, tiga gol kemenangan Bayern Munchen diborong oleh Harry Kane.
Paris Saint Germain dari Liga Prancis
Meski ditinggal Kylian Mbappe karena hengkang ke Real Madrid, Paris Saint-Germain tetap jadi klub produktif di liganya. Klub ini masih memimpin jalannya Liga Prancis dengan torehan 32 poin dari 12 pertandingan. Dari situ 10 kemenangan dan 2 hasil imbang dikemas.
PSG belum terkalahkan di Liga Prancis, setidaknya dalam 12 laga pertama. Gabungnya Luis Enrique musim panas lalu membawa nuansa segar di tubuh PSG. Enrique menekankan pada penyerangan dan sistem penguasaan bola yang tinggi. Build up tengah lapangan lebih menonjol.
“Tujuan saya adalah mengembangkan tim. Dulu, tim mengandalkan bakat individu, tetapi sekarang tidak lagi,” kata Luis Enrique.
Itu sangat berbeda dengan pelatih PSG sebelumnya, Christophe Galtier yang bermain lebih menekankan pada bertahan dan serangan balik. Luis Enrique juga mengutamakan pemain-pemain muda berbakat, alih-alih pemain mahal di PSG. Meski belum memiliki jam terbang seperti pemain bintang, tapi bakatnya sudah terlihat di antara mereka.
Salah satunya Warren Zaire-Emery. Pemain yang lahir tahun 2004 ini jadi tumpuan PSG di lini tengah bersama pemain baru yang didatangkan dari Benfica, Joao Neves. Mantan pemain Benfica ini adalah gelandang yang ulet.
Terbukti ketika PSG melawan Marseille yang tampil menggedor sejak menit awal. Joao Neves dan kawan-kawan bermain secara dominan dan agresif. PSG pun tak butuh waktu lama untuk menciptakan gol di menit ke-7 oleh Joao Neves.
Marseille dibuat tak berkutik di hadapan fansnya sendiri. Mereka hanya bermain bertahan dan hanya mampu menciptakan satu peluang yang tak berakhir gol. Skor akhir 0-3 mengukuhkan poin penuh di laga tandang. Laga terakhir melawan Toulouse bukti trend tak terkalahkan masih dipegang PSG.
Paris Saint-Germain is delighted to announce the signing of João Neves. ✍️
The 19-year-old midfielder has committed to the Club until 2029. 🔴🔵#WelcomeJoãoNeves
🔗: https://t.co/jPXkpeYl9b pic.twitter.com/wbdpDgPiOg
— Paris Saint-Germain (@PSG_English) August 5, 2024
Sporting CP dari Liga Portugal
Sporting CP adalah tim yang tak terkalahkan sejak musim 2024/25 dimulai. Klub ini menjalani pertandingan demi pertandingan dengan kemenangan. Alias tak pernah imbang dan kalah. Sporting CP berhasil mengamankan 11 pertandingan di Liga Portugal dengan baik.
Rekor tersebut tak lepas dari racikan Ruben Amorim. Pelatih yang kemudian dibajak oleh MU ini mengutamakan pressing ketat dan penguasaan bola yang tinggi. Sporting CP disulapnya menjadi tim yang bahkan memiliki rata-rata penguasaan bola hingga 70% per laga.
Di awal musim ini, Sporting CP seakan membuktikan bahwa mereka layak menjuarai Liga Portugal. Dalam 11 laga yang isinya menang mulu itu, Sporting bahkan sudah mengalahkan rival berat mereka, FC Porto. Kemarin, di laga perpisahan, Amorim bahkan membawa timnya membekuk Sporting Braga.
Yang menarik dari Sporting CP musim ini adalah merekahnya bakat-bakat hebat lagi luar biasa. Salah satunya Viktor Gyokeres. Pemain buangan dari Liga Inggris ini dipoles menjadi bomber yang mematikan di tangan Ruben Amorim.
Musim ini, 16 gol ia ciptakan di Liga Portugal. Padahal Gyokeres baru bermain dalam 11 pertandingan. Ngeri kali nggak tuh? Sayangnya, sedang tampil impresif gini, Sporting CP mesti ditinggal Ruben Amorim yang membelot ke Manchester United. Mampukah tren bagus ini dipertahankan hingga musim berakhir?
Juventus dari Serie A
Si Nyonya Tua sudah bermain 13 laga tanpa menelan kekalahan. Tapi uniknya Juventus berada di klasemen 6 Serie A, berbeda dengan tiga klub yang Starting Eleven bahas tadi.
Juventus hanya mampu menang 6 kali. Lalu 7 pertandingan lainnya hanya bermain imbang. Hasil imbang inilah yang menghambat Juventus untuk menduduki puncak klasemen. Laga terakhir melawan AC Milan, Bianconeri tak mampu meraih poin penuh. Juventus bahkan tak bisa mencetak gol.
Namun, hasil tanpa kekalahan untuk sementara ini layak diapresiasi. Terutama Thiago Motta, sang pelatih. Sebagai pelatih yang menggantikan Massimiliano Allegri, Motta punya rekam jejak yang bagus saat di Bologna. Selama menukangi Rossoblu, Thiago Motta bahkan sanggup membawanya ke Liga Champions untuk pertama kali setelah 60 tahun.
Thiago Motta saat di Bologna memainkan gaya menyerang. Lalu saat pindah ke Juventus, Thiago Motta juga menerapkan hal yang sama. Motta pun seketika menyulap Juventus dari tim yang malas menekan atau bahkan menguasai bola selama dilatih Allegri, menjadi tim yang sebaliknya.
Permainan atraktif dengan penguasaan bola ditunjukkan Juventus era Motta. Ditambah kemampuan mencetak gol yang dahsyat betul. Musim ini, dari 13 pertandingan Serie A, Juve sudah mengemas 21 gol, lebih banyak dari pemuncak klasemen, Napoli.
Menariknya, pemain yang mencetak gol bagi Juventus terbilang beragam. Sebab penyerang mereka, Dusan Vlahovic malah baru bisa mencetak tiga gol non-penalti di Serie A. Hal ini karena Vlahovic ternyata tidak nyaman dijadikan striker tunggal di lini depan oleh Thiago Motta. Menurut Vlahovic, ia lebih nyaman bermain dengan rekan di lini depan.
Nah, itu tadi football lovers tim-tim yang belum terkalahkan. Mungkinkah empat klub ini mampu menyamai rekor Bayer Leverkusen musim kemarin, sebagai klub yang tak pernah kalah dalam semusim?