Neymar, Coutinho, dan Karir yang Meredup Beriringan

spot_img

Kalian pernah nggak sih? Berada di situasi yang memaksa kalian untuk berpisah dengan sahabat? Entah itu karena alasan karir, pernikahan, atau bahkan karena dipisahkan oleh maut. Pasti perasaannya sedih banget ya? 

Namun, jika hubungan persahabatan kalian kuat, maka jarak dan waktu tak akan jadi halangan. Pasti akan selalu ada momen di mana kita bisa terhubung kembali dengan sahabat kita. Kurang lebih, begitulah yang dirasakan oleh dua pesepakbola Brazil yang saling berteman, Neymar dan Philippe Coutinho. 

Meski kedua pemain ini tak pernah bermain untuk klub yang sama, secara tidak sadar, karir mereka selalu beriringan. Dari sama-sama bermain di Piala Dunia U-17, hingga akhirnya meraih kesuksesan di Eropa. Penasaran bagaimana kisahnya? 

Piala Dunia U-17

Neymar dan Philippe Coutinho pertama kali bertemu pada tahun 2006. Saat itu, mereka sama-sama tergabung dalam skuad Timnas Brazil U-14. Layaknya bocah yang menemukan teman main baru, Coutinho dan Neymar langsung akrab. Apalagi perbedaan usia mereka tidak jauh. Sama-sama kelahiran tahun 1992, Neymar hanya lebih tua enam bulan dari Coutinho.

Keduanya kemudian selalu bersama-sama membela Selecao di berbagai tingkatan umur hingga ke tim senior. Nomor punggungnya pun berurutan. Coutinho sepuluh dan Neymar sebelas. Turnamen besar pertama mereka adalah Piala Dunia U-17 2009. Kala itu, turnamen tersebut  diadakan di Nigeria. Brazil berada di Grup 2 bersama Jepang, Swiss, dan Meksiko. 

Di laga pertama, Brazil menghadapi Jepang. Laga berjalan alot. Namun laga berakhir dengan skor 3-2 untuk Brazil. Neymar turut mencetak satu gol di babak kedua. Menariknya, gol tersebut lahir usai Neymar menerima umpan terobosan dari Coutinho. Neymar yang tinggal berhadapan dengan penjaga gawang pun sedikit melakukan gerak tipu sebelum akhirnya menjebloskan bola ke gawang. 

Sayangnya, itu jadi satu-satunya kemenangan Selecao di turnamen tersebut. Dengan finis di urutan ketiga, Brazil gagal lolos ke babak selanjutnya. Perjuangan Brazil di Piala Dunia U-17 boleh berakhir, tapi hubungan baik Neymar dan Coutinho masih terus berlanjut.

Merantau ke Eropa

Gol Neymar di Piala Dunia membuatnya dipantau oleh klub-klub Eropa. Namun, Philippe Coutinho justru jadi yang lebih dulu merantau ke Eropa. Ya, saat bermain di Piala Dunia U-17, Coutinho sebetulnya sudah berstatus pemain Inter Milan. Ia menandatangani kontrak pada tahun 2008, tapi kembali dipinjamkan ke Vasco De Gama. Coutinho baru benar-benar berstatus pemain Inter Milan pada Juni 2010.

Sementara itu, Neymar lebih memilih untuk membangun reputasi di Liga Brazil. Bersama Santos, Neymar tumbuh sebagai pemain muda yang luar biasa. Sepakbola yang menghibur jadi ciri khas permainannya. Neymar bahkan meraih banyak penghargaan, baik secara individu maupun tim. Neymar bahkan jadi bagian skuad Santos yang menjuarai Copa Libertadores musim 2010/11. 

Di musim yang sama, Neymar meraih penghargaan pemain terbaik Brazil tahun dan pemain terbaik Santos. Neymar baru memutuskan untuk merantau ke Eropa pada tahun 2012. Kala itu, Barcelona dipilih sebagai kelanjutan karirnya di Eropa. Neymar ditebus 57 juta euro oleh La Blaugrana. Itu membuatnya jadi pemain muda termahal kala itu.

Berbeda Nasib

Ketimbang Coutinho, Neymar lebih dulu sukses di Eropa. Di Spanyol, Neymar membangun koneksi yang luar biasa bersama pemain Benua Amerika lainnya, yakni Luis Suarez dan Lionel Messi. Membentuk trio MSN, Neymar tampil produktif. Gol-gol indah dan assist menawan selalu lahir dari kakinya. 

Neymar bahkan membantu Barcelona untuk menjuarai beberapa trofi bergengsi. Seperti pada musim 2014/15 misalnya. Musim tersebut diakhiri dengan manis usai Neymar mengantarkan Barca meraih treble winner. Sulit bagi pemain Brazil lain untuk menyamai level permainan Neymar kala itu.

Berbanding terbalik dengan apa yang dialami Coutinho. Meski lebih dulu merantau, ia kesulitan untuk menembus skuad utama Inter Milan. Ia hanya tampil sebanyak 13 kali di Serie A musim 2010/11 sebelum akhirnya dipinjamkan ke Espanyol pada awal tahun 2012. 

Tak ada yang bisa diharapkan dari seorang pemain yang berseragam Espanyol. Coutinho hanya dianggap pemain medioker kala itu. Karir Coutinho mulai membaik justru setelah hijrah ke Inggris bersama Liverpool tahun 2013. Peningkatan performa yang signifikan terjadi di era ini.

Mengandalkan tendangan pisang dan akselerasinya yang mantap, Coutinho dengan cepat menjadi idola baru di Anfield. Perannya pun semakin vital saat Jurgen Klopp mengambil kursi kepelatihan pada tahun 2015. Sayangnya, selama lima musim di Inggris, Coutinho nggak pernah mengangkat trofi. Mungkin itu jadi harga yang harus dibayar demi menemukan sentuhan terbaiknya.

Coutinho Gantikan Neymar

Usai lima tahun yang tandus bersama Liverpool, Coutinho menerima pinangan Barcelona pada awal tahun 2018. La Blaugrana bahkan rela mengeluarkan dana sebesar 160 juta euro untuk mewujudkan transfer ini. Meski terlihat fantastis, itu bukan seberapa bagi Barca. Sebab, mereka baru saja mendapat durian runtuh hasil penjualan Neymar.

Ya, enam bulan sebelum Coutinho bergabung, tepatnya pada musim panas 2017, Neymar sudah lebih dulu meninggalkan Camp Nou dan hijrah ke PSG. Tawaran 222 juta euro amat sangat sulit untuk ditolak Barcelona kala itu. Transfer yang sempat bikin geger industri sepakbola itu langsung jadi pembelian pemain termahal di dunia, bahkan hingga sekarang.

Karena itu lah Barcelona mendatangkan Coutinho. Klub asal Catalan itu berharap The Little Magician bisa menjadi suksesor Neymar di Camp Nou. Namun nahas, ekspektasi Barca terlalu tinggi. Semenjak meninggalkan Anfield, Coutinho bak seorang pesakitan. Performanya menurun drastis.

Philippe Coutinho terbilang gagal menampilkan performa terbaiknya seperti apa yang ia tunjukan selama membela Liverpool. Menit bermainnya pun berkurang. Di Camp Nou, namanya pun perlahan mulai tenggelam di antara pemain bintang lainnya. Cedera otot berkepanjangan kabarnya jadi salah satu penyebabnya. 

Coutinho vs Neymar di UCL 2019/20

Setelah satu tahun setengah terkatung-katung, Philippe Coutinho pun dipinjamkan ke Bayern Munchen musim 2019/20. Dan di musim ini lah akhirnya Coutinho bisa berada dalam satu lapangan lagi dengan Neymar. Namun, bukan sebagai kawan, melainkan lawan.

PSG yang dibela Neymar dan Bayern Munchen yang dibela Philippe Coutinho bertemu di partai puncak Liga Champions 2019/20. Menjelang pertandingan, hubungan kedua pemain langsung jadi perbincangan. Meski berstatus sebagai kawan karib, Coutinho menegaskan siap menepikan persahabatannya demi mengantarkan Die Roten meraih gelar Liga Champions. 

Coutinho bahkan memutus komunikasi dengan Neymar untuk sementara waktu, demi bisa fokus pada laga final. Meski PSG punya urgensi yang lebih besar untuk menjuarai Liga Champions, pada akhirnya Munchen lah yang keluar sebagai juara usai laga berakhir dengan skor 1-0.

Gagal di Asia dan Kembali ke Brazil

Setelah laga final itu, Neymar dan Coutinho kembali berpisah. Hubungan mereka sempat diisukan renggang. Meski begitu, bak sebuah bayang-bayang dari mantan, karir Coutinho tetap mengekor di belakang Neymar. Pada tahun 2023, keduanya secara bersamaan pindah ke Asia. Jika Coutinho pindah ke Al-Duhail, maka Neymar jadi superstar di Al-Hilal.

Secara prestige, Neymar lebih unggul. Sebab, dirinya mendapat kontrak dan fasilitas kelas wahid di Arab Saudi. Sedangkan Coutinho, hanya berstatus pemain buangan karena gagal bangkit saat kembali ke Inggris bersama Aston Villa. Namun, karena sudah berjodoh, nasib mereka di Asia justru berakhir sama. Mereka gagal total di Asia.

Jika harus dibandingkan, mungkin Neymar jadi yang paling parah. Selama di Arab, eks pemain PSG itu hanya mencatatkan tujuh penampilan di semua kompetisi untuk Al-Hilal. Neymar lebih disibukkan dengan pemulihan cedera ACL dan kegiatan-kegiatan di luar sepakbola. 

Merasa Asia bukan tempat yang cocok untuk berkarir, Neymar dan Coutinho akhirnya kembali ke tanah kelahiran pada musim 2024/25. Coutinho lebih dulu pulang ke Vasco de Gama pada tahun 2024. Sementara Neymar baru menyusul di awal tahun 2025 dengan kembali ke pelukan Santos. Kini, duel keduanya akan kembali tersaji di Liga Brazil.

Sumber: Marca, ESPN, Goal, Bundesliga

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru