Musuh Barcelona dan Real Madrid Bukan Satu Sama Lain, Tapi Presiden La Liga!

spot_img

Sejak kali pertama bertemu pada 1902, hampir satu seperempat abad perselisihan antara Barcelona dan Real Madrid dibangun, dirawat, dan dipertahankan. Drama demi drama kerap menghiasi pertemuan antara kedua raksasa Spanyol itu. Kedua tim saling mengalahkan, saling menghina, dan saling mencaci maki.

Api perselisihan itu seakan-akan sulit dipadamkan, sekalipun Kerajaan Spanyol mengerahkan seluruh damkarnya. Tapi, jika kita ingat pepatah lama dari risalah Sansekerta, “Musuh dari musuhku adalah temanku”, hanya butuh satu musuh bersama, rivalitas Barcelona dan Real Madrid akan meredam.

Belakangan ini persaingan keduanya cuma terjadi di atas lapangan. Intrik-intrik di luar lapangan mulai berkurang. Sebab baik Barca maupun Madrid kini memiliki musuh yang sama. Siapa itu? Ya, dia adalah Presiden La Liga, Javier Tebas Medrano. Bagaimana Real Madrid dan Barcelona kini sama-sama kompak memusuhi presiden La Liga? Berikut ulasannya.

Persahabatan Florentino Perez dan Joan Laporta

Pucuk pimpinan Barcelona dan Real Madrid sering dikabarkan bertikai. Saling sindir antara keduanya seperti sarapan di pagi hari yang tak boleh dilewatkan. Akan tetapi, sejak Joan Laporta kembali duduk di kursi presiden Barcelona, hubungan antara penguasa dua tim membaik.

Laporta memang pernah mengkritik Florentino Perez. Tapi kritik itu hanya api-api kecil yang tidak membesar walau disiram bensin. Aneh memang. Tapi mau bagaimana lagi? Hubungan Perez dan Laporta bukan cuma dekat, tapi sudah mesra dan intim seperti pasutri yang baru menikah.

Pernah sekali waktu, menjelang laga El Clasico, Laporta mengharapkan Perez datang ke stadion demi menyaksikan bersama pertandingan itu seperti seorang kawan dekat. Sejak awal tahun 2025, jalinan pertemanan antara Perez dan Laporta menjadi semakin erat. Jalinan pertemanan yang erat itu juga menguntungkan bagi kedua tim.

Misalnya, ketika Real Madrid membantu Barcelona mengamankan kesepakatan hak siar senilai 517 juta euro (Rp9,8 triliun). Atau, saat Florentino Perez tidak tergerak untuk mengambil tindakan hukum atas dugaan transaksi keuangan yang meragukan dari Barcelona. Sebaliknya, Barcelona juga tak mengganggu aktivitas Real Madrid yang sibuk mengkritik La Liga.

Presiden La Liga Pengganggu

Pihak yang lalu menjelma musuh justru presiden La Liga. Javier Tebas sosok yang cerewet. Tidak Barcelona, tidak pula Real Madrid, semuanya jadi sasaran tembak. Pria tua kelahiran Kosta Rika itu seperti mimpi buruk yang membuat Barcelona dan Real Madrid tidak nyaman sama sekali. Lihatlah bagaimana Tebas menjadi orang nomor satu yang paling sering mencaci Barca.

Keuangan klub yang tak sehat, gaji yang membengkak, hingga kasus Negreira, semuanya dijadikan Tebas bahan untuk menguliti Barcelona. Seakan-seakan ia ingin menjatuhkan Barcelona. Ambillah contoh dalam kasus Dani Olmo.

Kasus Dani Olmo

Barca mungkin tak menyangka, keputusan membeli Olmo berubah dari jalan keluar menjadi masalah pelik. Masalah yang bahkan terus-terusan diungkit oleh presiden La Liga. Kasus Olmo yang menjerat Blaugrana dimulai ketika sang pemain tak bisa didaftarkan. Apabila Olmo didaftarkan, Barcelona akan melanggar aturan batas gaji.

Namun, di awal tahun 2025, Dewan Tinggi Olahraga Spanyol atau CSD mengizinkan Barcelona memasukkan nama Dani Olmo ke skuad, jelang pertandingan lawan Athletic Bilbao di Piala Super Spanyol. Mendengar kabar ini, darah Javier Tebas mendidih. Kok bisa-bisanya CSD mengizinkan Barcelona mendaftarkan Olmo?

Tebas lalu melabeli keputusan CSD sebagai keputusan konyol. Hal itu karena menurutnya, dari pihak Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol atau RFEF sudah menolak pendaftaran Olmo. Sekalipun itu dilakukan di sisa musim saja bagi Tebas tetap tak bisa. Nah yang cukup nggateli adalah, Tebas juga menyeret Real Madrid dalam kasus ini.

Tebas bahkan tak segan bilang bahwa Real Madrid telah berkomplot dengan Barcelona dalam kasus Dani Olmo. Hanya karena Madrid tetap bungkam dan tak mengeluarkan pernyataan barang sepatah dua patah melalui saluran resminya terkait kasus ini.

Real Madrid sendiri, lewat Florentino Perez, memang justru mengambil sikap untuk berada di samping Barcelona. Sebagai gantinya, Laporta akan mendukung proyek Liga Super Eropa yang dicanangkan presiden Real Madrid. Dua presiden dari dua klub yang ditakdirkan menjadi musuh bebuyutan ini, memang telah sepakat untuk bekerja sama usai bertemu di Arab Saudi beberapa waktu lalu.

Kasus Negreira

Hubungan Barcelona dan Real Madrid sebenarnya sempat memburuk kala kasus Negreira bergulir. Dua tim saling tuding. Akan tetapi, ketika Javier Tebas ikut menyiram pertalite oplosan, Los Cules tidak lagi menyerang Real Madrid. Moncong senjata lalu diarahkan ke Javier Tebas.

Dilaporkan La Vanguardia, hal itu karena Tebas, tanpa tedeng aling-aling memberikan bukti palsu yang memberatkan Barca atas skandal yang menyeret Wakil Presiden Komite Wasit Spanyol, Jose Maria Enriquez Negreira. Bukti palsu itu berupa dokumen yang berasal dari mendiang mantan eksekutif Barcelona, Josep Contreras.

Dokumen itu dibuat demi menyudutkan dua eks presiden Barcelona, Sandro Rosell dan Josep Maria Bartomeu. Karena itu fans Barcelona lalu mendesak Javier Tebas tampil di muka publik untuk memberi pengakuan. Mereka juga mendesak agar mantan pengacara itu melepas jabatannya di La Liga.

Tebas pada akhirnya memang angkat suara, tapi lewat media sosialnya. Ia memberikan klarifikasi sekaligus menyerang balik La Vanguardia atas pemlesetan informasi. Tak hanya itu, Tebas juga mengancam akan membawa masalah ini ke meja hijau.

Surat Protes Real Madrid ke RFEF

Itu dari sisi Barcelona. Nah, kalau belakangan ini, setelah kasus Olmo mereda, Real Madrid kini yang jadi sasaran Javier Tebas. Hari ini, Real Madrid sepertinya sudah malas mengejar trofi. Entah malas atau nggak mampu saja. Tapi daripada mengejar trofi, konon pasukan Galacticos lebih memilih mengejar keadilan.

Real Madrid tak libur mengkritik kinerja wasit La Liga yang menurut mereka, tak adil. Pun organisasi La Liga di bawah Javier Tebas yang menurut mereka, tidak becus dalam bekerja.

Tempo hari, Madrid menyurati RFEF terkait masalah wasit. Tapi yang bikin geleng-geleng kepala, ketika surat itu ditindaklanjuti, Los Blancos malah mangkir dari pertemuan untuk membahas masalah yang mereka keluhkan.

Nggak marah gimana Tebas atas kelakuan Real Madrid itu? Ia lalu mencap bahwa Real Madrid adalah tim yang hanya bisa “memanaskan suasana.” Lho, Tebas baru sadar? Belakangan ini pekerjaan Real Madrid kan memang itu. Karena tak sanggup memanaskan persaingan, memanaskan suasana pun jadi.

Kemarin-kemarin, melalui Real Madrid TV, klub yang identik dengan warna putih itu turut memperbesar ketegangan. Real Madrid secara terbuka menyebut bahwa wasit La Liga “korup” dan setiap pertandingan “dipalsukan”.

Ketidakpercayaan Real Madrid pada wasit La Liga juga berlanjut hingga jelang final Copa del Rey. Pemilik 15 trofi UCL sampai-sampai mengancam akan memboikot final tersebut.

Langkah Real Madrid dan Kritik Hansi Flick

Berbeda dengan Barcelona yang cenderung pasif ketika diserang Tebas, Real Madrid memilih melakukan serangan balik. Menurut beberapa laporan, Real Madrid akan menggelandang Javier Tebas ke Pengadilan Administratif Olahraga atas tudingan kebijakan yang diskriminatif. Jika terbukti bersalah, Tebas akan dikenai sanksi maupun skors.

Tapi Tebas tidak takut. Tebas begitu yakin, La Liga, di bawah kepemimpinannya dikelola dengan profesional. “Tidak ada kebijakan diskriminatif,” katanya. Menurut Tebas, Real Madrid hanya mengada-ada saja. Tebas juga menuduh Real Madrid sebagai tim yang maunya menang sendiri.

Walaupun Tebas berusaha mengelak, tapi dugaan La Liga dikelola secara sembrono justru bisa diperkuat lewat pernyataan dari pihak Barcelona. Pelatih Barca, Hansi Flick nyatanya turut mengecam Javier Tebas. Flick menuding La Liga telah merugikan timnya lantaran tidak diberikan waktu untuk mempersiapkan diri jelang pertandingan-pertandingan Liga Champions.

Saking padat dan tidak masuk akalnya jadwal Barcelona, Flick sampai menyebut jadwal Liga Spanyol sebagai sebuah lelucon. Kini kita akan melihat bagaimana dua raksasa Spanyol ini tidak saling menjatuhkan, tapi justru berkoalisi. Tujuannya sama: memakzulkan Javier Tebas dari jabatan tertinggi La Liga.

Sumber: Goal, Yahoo, BeinSports, Record, ABC, Detik, AS, NorthWestern, Madrid-Barcelona

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru