Meski Bertubuh Mungil, Pemain Ini Sukses Sebagai Bek Tengah

spot_img

Meski kredo “Size doesn’t matter” atau dalam bahasa Indonesia, “ukuran bukanlah masalah” juga digunakan dalam sepakbola, untuk menutup anggapan miring soal tinggi badan, namun nyatanya sulit untuk mencegah perlakukan diskriminatif terhadap orang yang memiliki tinggi tidak ideal.

Apalagi dalam sepakbola, beberapa posisi memang identik dengan satu jenis tinggi badan tertentu. Seorang bek tengah misalnya. Dalam sepakbola bek tengah selalu diidealkan pada sosok pemain yang bertubuh tinggi atau jangkung. Hal itu guna menghalau serangan-serangan udara dan memenangi duel dengan striker yang biasanya juga tinggi.

Maka, kita mengenal sosok seperti Virgil Van Dijk dan Thiago Silva. Ketika ada bek yang tidak memenuhi syarat tinggi tertentu, maka acap kali ia langsung dipersoalkan. Lihatlah bagaimana Lisandro Martinez di Manchester United. Namun, kasus Lisandro ini alih-alih mempertebal stigma terhadap bek pendek harusnya membuka mata soal bek yang tidak harus bertubuh tinggi.

Karena toh sebelum Lisandro, banyak bek-bek tengah bertubuh mungil. Hebatnya para bek-bek tadi bahkan bisa menuai kesuksesan, meski badannya tidak tinggi. Siapa saja mereka?

Franco Baresi

Pabriknya pemain belakang kelas wahid, Italia tak bisa lepas melahirkan para pemain bertahan mumpuni, tak terkecuali mereka yang bertubuh pendek. Salah satunya, kita mengenal sosok Franco Baresi. Ia yang hanya memiliki tinggi 176 mampu menjadi satu di antara sekian bek Italia yang terbilang tangguh.

Tak hanya tangguh, seorang Baresi yang selama karirnya hanya membela AC Milan itu juga cerdas. Kecerdasan inilah yang bikin Baresi sejajar dengan bek-bek tinggi Italia lainnya, seperti Paolo Maldini dan Alessandro Nesta. 

Kecil-kecil cabe rawit, Baresi telah memenangkan 6 gelar Serie A, 4 Supercoppa Italia, 3 trofi Champions League dan 3 trofi Super Cup bersama Milan. Sedangkan di level internasional, ia berhasil meraih trofi Piala Dunia 1982.

Fabio Cannavaro

Fabio Cannavaro tak memiliki postur tubuh yang ideal untuk seorang bek tengah, tingginya hanya 176 cm. Namun, kita tak bisa menampik bahwa ia dianggap sebagai salah satu bek tengah jempolan di eranya. Meski tak ada yang mengira bahwa ia mampu memimpin lini pertahanan klub-klub top Eropa macam Juventus dan Real Madrid.

Mantan pelatih Guangzhou Evergrande ini juga pernah mewakili Italia di empat edisi Piala Dunia, termasuk menjadi kapten tim saat Timnas Italia berhasil mengangkat trofi Piala Dunia 2006 di Jerman. Setelah penampilan luar biasanya itu, Cannavaro memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA dan Ballon d’Or, yang mana merupakan prestasi langka bagi seorang bek.

Cannavaro juga berperan penting bagi Real Madrid saat mereka merebut kendali La Liga dari Barcelona dengan 2 gelar beruntun tahun 2006 dan 2007. Ia juga telah memenangkan lebih dari 10 penghargaan individu, termasuk Pemain Terbaik Serie A tahun 2006. Cannavaro adalah lambang kerja keras dan dedikasi, meski memiliki keterbatasan pada tinggi badan.

Carles Puyol

Carles Puyol adalah produk asli Barcelona. Ia telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk klub Catalan tersebut. Puyol bahkan telah mengemas lebih dari 590 penampilan dan meraih segalanya bersama Barca. Ia memenangkan lebih dari 20 trofi bergengsi termasuk tiga trofi Champions League dan enam trofi Liga Spanyol.

Sama halnya dengan Fabio Cannavaro, meski Carles Puyol hanya memiliki tinggi badan 178 senti, ia juga masuk dalam daftar pemain belakang terhebat sepanjang masa. Berbekal kekuatan dan daya juang yang tinggi, Puyol menikmati karir yang sangat sukses di sepakbola Spanyol.

Di level internasional, El Tiburon adalah salah satu pemain yang telah mencapai 100 caps untuk Spanyol. Puyol tergabung dalam generasi emas La Furia Roja yang memenangkan kompetisi Euro berturut-turut pada tahun 2008 dan 2012, dan yang paling spektakuler adalah meraih trofi Piala Dunia pada tahun 2010.

Ivan Cordoba

Ivan Cordoba malah lebih pendek lagi daripada pemain-pemain lain dalam daftar ini. Mantan punggawa Inter Milan itu hanya memiliki tinggi sekitar 173 cm. Cordoba bahkan lebih pendek dari pemain anyar United, Lisandro Martinez.

Nama Cordoba mulai terkenal ketika ia bergabung dengan Inter Milan tahun 2000 silam. Ia jadi talenta terbaik asal Kolombia yang mampu menembus kasta tertinggi sepakbola Italia saat itu. Dengan membangun koneksi yang solid bersama Marco Materazzi, Cordoba menjadi andalan lini bertahan Nerazzurri selama beberapa tahun. 

Karirnya yang panjang di Inter membuatnya dinobatkan sebagai wakil kapten klub di belakang Javier Zanetti. Cordoba sendiri menghabiskan 12 tahun karirnya bersama Inter, ia telah memenangkan belasan trofi termasuk raihan treble yang luar biasa tahun 2010.

Javier Mascherano

Javier Mascherano sebetulnya tumbuh sebagai seorang gelandang bertahan. Sewaktu membela Liverpool, ia cukup baik memainkan perannya tersebut. Namun pada 2010, ketika ia memutuskan untuk hijrah ke Spanyol dan bermain di Barcelona, ia disulap sebagai pemain yang piawai memainkan berbagai posisi dengan sama baiknya.

Karena Sergio Busquets tak tergantikan di posisi gelandang bertahan, Mascherano terpaksa bermain sebagai bek tengah. Ini adalah peran yang tidak biasa, terlebih dengan tinggi badan yang tak lebih dari 175 sentimeter membuat keputusan Pep Guardiola ini cukup dipertanyakan.

Namun, keputusan Pep terbilang jitu. Mascherano sukses memainkan 268 laga sebagai bek tengah yang lebih fleksibel ketimbang hanya menunggu datangnya bola. Ia bahkan memainkan peran tersebut saat Barcelona mengalahkan Manchester United 3-1 di final Liga Champions musim 2010/2011.

Raihan trofi Mascherano setelah memainkan peran barunya itu juga mengesankan. Ia mengantongi belasan trofi bersama La Blaugrana, termasuk dua trofi Liga Champions dan lima gelar Liga Spanyol.

Daley Blind

Sama halnya dengan Mascherano, ​posisi asli Daley Blind adalah gelandang bertahan. Tapi di musim 2015/2016 dirinya dijadikan bek tengah oleh Manajer MU kala itu, Louis van Gaal. Blind kerap di duetkan dengan Chris Smalling untuk menjadi tembok pertahanan Setan Merah.

Berkat eksperimen itu, Daley Blind kini dianggap sebagai pemain versatile. Meski kini ia lebih sering memainkan peran sebagai bek tengah, ia juga piawai bermain sebagai bek kiri atau bahkan bermain di posisi semula, sebagai gelandang bertahan jika diperlukan. 

Meski hanya memiliki tinggi sekitar 180 cm, Blind sukses memainkan peran tersebut. Ia meraih banyak gelar bersama United dan Ajax. Blind berhasil mengantarkan Setan Merah meraih Europa League musim 2016/2017, sedangkan bersama Ajax, Blind berhasil meraih tujuh gelar Eredivisie dan empat trofi domestik liga Belanda.

Cesar Azpilicueta

Dengan tinggi hanya 178 cm, Cesar Azpilicueta awalnya berposisi sebagai bek kanan. Namun, semakin berkembangnya pola permainan, Azpilicueta berevolusi sebagai bek serba bisa dan mampu memainkan peran bek tengah dalam skema tiga bek.

Meski tergolong pendek sebagai bek tengah, Azpi unggul dalam hal kekuatan dan kecepatan. Selain itu ia juga memiliki akurasi umpan yang bagusnya bukan main, dan kesuksesan transformasi itu ia buktikan dalam beberapa tahun terakhir.

127 laga bermain sebagai bek tengah, Azpilicueta telah meraih belasan gelar di level klub. Pencapaian tertingginya adalah ketika berhasil mengantarkan The Blues meraih dua trofi Liga Inggris dan satu trofi Liga Champions musim 2021/2022.

https://youtu.be/p3SfSb0sBj0

Sumber Referensi: Footballfaithfull, Sportskeeda, HITC, GMS

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru