Menyingkap Dugaan Uang Haram di Balik Mewahnya Dewa United

spot_img

Apa yang terlintas jika mendengar kata “judi”? Tentang sebuah permainan yang meresahkan masyarakat Indonesia? Atau tentang lagunya Rhoma Irama? Kalau mimin sih langsung kepikiran Stephen Chow ya. Selain sebagai pendekar kungfu, aktor dari tiongkok ini lekat dengan julukan “Dewa Judi” di film God of Gamblers. 

Stephen berhasil memberikan sudut pandang yang lebih menarik tentang permainan ini. Bukan karena dia jago banget, tapi karena dia tahu cara bikin orang lain percaya kalau dia jago. Tingkahnya ada aja. Namun, kali ini kita tidak akan mengulas tentang film tersebut. Kita justru akan memperdalam tentang dua kata yang menjadi julukan Stephen, yakni “dewa” dan “judi”.

Dewa dan judi sedang jadi buah bibir di Indonesia. Namun, dewa yang dimaksud bukan makhluk spiritual yang disucikan, melainkan sebuah klub bola, Dewa United. Layaknya selebritis yang sedang naik daun, Dewa langsung dikelilingi oleh kontroversi. Kabarnya, klub yang dibela Egy Maulana ini berkembang pesat berkat aliran dana yang begitu besar dari bisnis judi. Lantas, benarkah demikian?

Mewahnya Dewa United

Sebelum membahas hubungan Dewa United dan bisnis Judi, mari kita mengulas semewah apa sih klub yang satu ini. Secara market value, Dewa United jadi yang tertinggi kedua setelah Persib Bandung. Dilansir situs Transfermarkt, klub yang bermarkas di Banten ini punya nilai skuad di angka Rp79,7 miliar. Hanya selisih sekian ratus juta dari Maung Bandung.

Nah, kalau dilihat materi pemainnya, makin ngeri lagi. Kalau menurut mimin sih, komposisinya lebih ngeri daripada sang juara bertahan. Dari penjaga gawang, ada Sonny Stevens. Kiper asal Belanda yang pernah malang melintang di persepakbolaan Belanda bersama ADO Den Haag, Go Ahead Eagles, dan Twente. 

Di sektor gelandang, ada duet Alexis Messidoro dan Jaja. Dua pemain ini jadi pemain dengan market value tertinggi di skuad. Messidoro di angka Rp7,8 miliar, sedangkan Jaja di kisaran Rp6,8 miliar. Keduanya berhasil dipadukan sebagai sebuah harmoni tak terbantahkan oleh sang pelatih, Jan Olde Riekerink. 

Duet mereka pun mendapat support dari gelandang andalan tim nasional, Ricky Kambuaya. Di lini depan juga tak kalah mewah. Di situ ada Alex Martins, Septian Bagaskara, Taisei Marukawa, dan Egy Maulana Vikri. Belum lagi, Dewa juga sedang menambah kekuatan di bursa transfer kali ini. 

Sejauh ini, Mereka sudah mendatangkan tiga bek berpengalaman di Liga 1. Nick Kuipers dan Edo Febriansyah dari Persib dan Wahyu Hulk dari Malut United. Bahkan kabarnya Dewa United sedang menggoda Rafael Struick.

Prestasi di Musim Lalu

Skuad mewah pun tak mubazir karena musim lalu Dewa United tampil sangat memuaskan. Di tahun ketiganya di Liga 1, Dewa United berhasil jadi tim paling mengejutkan di kompetisi musim 2024/25. Didukung dengan fasilitas latihan mewah dan filosofi sepakbola yang dibawa Riekerink, Dewa United melahirkan sepakbola yang efektif, namun tetap enak ditonton. 

Tim yang baru promosi pada 2022 ini berhasil finish sebagai runner-up dengan raihan 61 poin dari 34 laga musim lalu. Di lini serang, Dewa United mencetak 65 gol, menjadikan mereka tim paling produktif di Liga 1. Mungkin tanpa trofi, tapi penampilan mereka membawa klub melangkah ke level yang lebih tinggi.

Dengan finis di urutan kedua, Dewa United dipastikan akan mendampingi tim juara Persib Bandung berlaga di kompetisi Asia musim depan. Hanya saja jika Persib akan berlaga di play-off AFC Champions League Two musim depan, Banten Warriors akan bermain di AFC Challenge League atau kasta ketiga. Anak asuh Riekerink bahkan akan otomatis masih babak penyisihan grup alias tanpa melewati babak kualifikasi. 

Tentu ada sorotan atas hasil minor seperti kalah tipis lawan Persib atau imbang di beberapa laga tak terduga. Tapi secara keseluruhan, performa mereka terbilang gemilang. Serangannya ganas, pertahanannya solid, dan performanya mampu konsisten dari awal hingga akhir. Dari tim promosi sekarang jadi tim papan atas yang siap bersaing gelar tiap musimnya.

Isu Negatif

Seperti Barcelona yang indah di atas lapangan namun menyimpan bertumpuk-tumpuk utang. Atau, Lyon yang kelihatan baik-baik saja tapi sang pemilik, bak seorang amatir yang mengelola klub sepak bola, demikian pula Dewa United. Sejumlah isu negatif menghujani Banten Warriors. Bukan karena pemiliknya tak becus atau menimbun bermiliar-miliar utang.

Lebih ironis dari itu, Dewa United dikaitkan dengan bisnis haram jadah, yakni judi online. Pada awal tahun 2025, Dewa United terseret dalam bisnis perjudian dari semacam kasino bernama Kompong Dewa yang berbasis di Kamboja. Belakangan Dewa United juga dikaitkan dengan klub Kamboja yang disinyalir terafiliasi dengan bisnis judi, MOI Kompong Dewa. Kendati Dewa United membantah keterkaitan itu. 

Terseretnya Dewa United ke bisnis perjudian menggemparkan banyak pihak. Apalagi permainan haram itu menjadi momok bagi masyarakat dan pemerintah dalam kurun beberapa tahun terakhir.

Nilai transaksinya fantastis. Dalam triwulan pertama tahun 2024 saja sudah mencapai Rp600 triliun. Angka yang cukup untuk menyekolahkan 100 anak miskin hingga jenjang S2. Cerita pemberantasan judi online kian seru setelah Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani menyebut ada sosok inisial T di balik bisnis judi online yang dikendalikan dari Kamboja tersebut.

Inisial T ini langsung dikaitkan dengan Tommy Hermawan Lo, bos besar Dewa United. Tommy menjabat komisaris sekaligus pemegang saham 99 persen di PT Dewa Utd Indonesia, yang menaungi klub sepakbola Liga 1, Dewa United. Selain di sektor sepakbola, Tommy juga bergerak di bidang basket dan e-sport. Tommy membawa warna baru ke dunia olahraga tanah air dengan pendekatan profesional dan fasilitas yang mewah. 

Sebagai informasi tambahan, Tommy ini adalah anak dari Jerry Hermawan Lo. Dia adalah sosok pengusaha kawakan asal Indonesia yang sudah malang melintang di dunia bisnis sejak era 90-an. Jerry juga sering tampil di berbagai acara kenegaraan dan pernah disebut-sebut dekat dengan sejumlah tokoh politik nasional. Gaya bicaranya tenang, tapi aura pebisnisnya kuat banget.

Namanya dikenal sebagai pemilik dari JHL Group, sebuah konglomerasi yang bergerak di berbagai sektor, mulai dari properti, perhotelan, otomotif, hingga konstruksi. Kalau kamu pernah dengar hotel-hotel mewah seperti JHL Solitaire Gading Serpong, nah, itu salah satu proyeknya. Namun, Jerry kini lebih berperan di belakang layar.

Laporan Tempo

Nama Tommy Hermawan pun langsung jadi salah satu topik hangat setelah diduga tercatat sebagai salah satu direktur di Lionhart Group. Dalam sejumlah laporan, termasuk dari Tempo, Lionhart merupakan perusahaan yang mengelola Kompong Dewa Casino & Resort di Sihanoukville, Kamboja.

Nah, dengan adanya berita ini, sontak respons warganet jadi beragam. Ada yang menyimpulkan bahwa dana besar yang digunakan oleh Dewa untuk belanja pemain, gaji pemain, memperbaiki fasilitas tim, dan segala tetek bengeknya itu disinyalir berasal dari bisnis di Kamboja. Namun, apakah benar demikian?

Menurut laporan Tempo, Tommy diduga menjalankan bisnis judi online di Jakarta Barat saat sang ayah mendekam di terungku. Setelah menghirup udara bebas, Jerry pula yang kemudian menghubungkan Tommy dengan jejaringnya di perbatasan Kamboja dan Thailand.

Masih dari laporan yang sama, sayap bisnis anak dan bapak ini berkembang pesat di negeri orang. Keduanya jadi salah satu pemain terbesar di Kamboja. Menurut sumber yang ada, bapak dan anak ini diduga menancapkan kesuksesannya dengan membuka lapak mewah judi bernama Kompong Dewa Casino and Resort, di Sihanoukville, Kamboja, melalui Lionhart Group.

Jerry Menampik

Sebelum semuanya semakin runyam, Jerry yang mendengar isu ini pun turun gunung untuk membela sang anak. Jerry menampik dugaan tersebut sebagaimana laporan Tempo, 12 Agustus 2024. Ia menegaskan bahwa meskipun bisnis JHL Group di Kamboja berada dalam satu kompleks dengan kasino Kompong Dewa Casino & Resort, ia tidak langsung mengelolanya. 

Sebab, menurut hukum setempat, orang asing dilarang mengelola kasino. Di Kamboja, kata Jerry, bisnisnya hanya berupa manajemen hotel, service apartemen, konsultan, yang dinamai JHL Collection. Di dalamnya ada berbagai jenis lini bisnis seperti mal, tempat bermain anak seperti Universal Studios, dan beach club.

Tak cuma itu, mengutip Liputan6, Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Polisi Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan, pihaknya enggan membenarkan tuduhan bahwa “T” adalah bos besar Dewa United. Djuhandhani juga berpesan kepada masyarakat Indonesia untuk tidak berspekulasi tentang inisial T tersebut. So, hingga saat ini belum ada bukti kuat kalau Dewa United mendapat aliran dana dari bisnis haram tersebut.

Sumber: Suara, Antara, Tempo, Liputan6

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru