FIFA pernah membuat peraturan untuk mengurangi jumlah adu penalti di laga-laga penting sepak bola. Ide tersebut nyatanya hanya berlangsung sesaat karena lebih banyak membawa mudarat. Peraturan tersebut dikenal dengan nama golden goal, dan hanya bertahan selama sembilan tahun, yakni 1993 hingga 2002.
Peraturan golden goal diciptakan untuk menentukan pemenang dalam sebuah laga yang berlangsung imbang selama 90 menit. Normalnya, babak tambahan akan dimainkan selama dua kali 15 menit. Namun, dalam peraturan golden doal, sebuah tim langsung dinobatkan sebagai pemenang pertandingan jika mencetak gol lebih dulu di babak tambahan. Dengan kata lain, siapa pun yang mencetak gol di babak tambahan, pertandingan otomatis selesai dan mereka langsung jadi pemenang. Gol terakhir berjaya.
Turnamen Euro 1996 menjadi gelaran akbar pertama yang melibatkan golden goal. Dalam tujuh laga fase gugur di turnamen yang berlangsung di Inggris tersebut, empat di antaranya berlangsung hingga babak adu penalti, dan hanya satu yang ditentukan peraturan golden goal. Menariknya, satu laga tersebut ialah laga final antara Jerman dan Rep. Ceska.
Kala itu, Republik Ceska mampu menahan Jerman 1-1 hingga waktu normal usai. Laga berlanjut hingga babak tambahan. Hanya lima menit berlangsung, tembakan Oliver Bierhoff gagal diantisipasi dengan sempurna oleh kiper lawan. Gol terjadi dan Jerman langsung dinobatkan sebagai juara Eropa. Bierhoff adalah pencetak golden goal pertama dalam sejarah.
Penerapan Golden Goal terus berlanjut hingga beberapa turnamen besar berikutnya. Perancis jadi tim yang akrab dengan peraturan ini. Di Piala Dunia 1998, Perancis yang saat itu jadi juara dunia memenangkan laga 16 besar melawan Paraguay dengan golden goal yang dicetak Laurent Blanc.
Di Euro 2000, golden goal mencapai puncak kejayaan. Perancis dua kali memenangi laga fase gugur dengan golden goal. Pertama di babak semifinal melawan Portugal. Setelah laga di waktu normal berlangsung 1-1, penalti Zidane di babak tambahan berhasil membawa Perancis ke babak final melawan Italia.
Di laga pamungkas tersebut, kemenangan Perancis lagi-lagi ditentukan golden goal. Setelah Sylvain Wiltord mampu menyamakan kedudukan bagi Perancis di injury time, babak tambahan perlu dilangsungkan. Di babak ini, sontekan David Trezeguet dari umpan Robert Pires berhasil memastikan Les Bleus sebagai Juara Eropa.
Di Piala Dunia 2002, Italia menjadi pesakitan akibat gol emas Ahn Jung Hwan membuat Gli Azzuri tersingkir hanya di babak 16 besar.
Seiring berjalannya waktu, Golden goal yang pada awalnya dianggap solusi, kini justru membawa masalah tersendiri. Karena pertandingan langsung bubar saat ada tim yang mencetak gol, banyak tim yang menjalani babak tambahan dengan sangat defensif. Mereka ketakutan untuk menyerang akibat rawan menciptakan lubang di lini pertahanan.
Selain itu, gol emas juga menambah tekanan bagi wasit, karena satu kesalahan pengambilan keputusan dapat mengubah alur sejarah siapa yang menjadi juara dan siapa yang tersingkir. Dari pihak televisi, golden goal juga tak ramah penyiaran karena tak menjamin kapan pertandingan akan berlangsung.
Golden goal tak mengizinkan tim yang kebobolan untuk memperbaiki kesalahan dan mengejar gol penyama kedudukan. Jadilah sepak bola negatif terpaksa diperagakan.
Pada akhirnya, golden goal dihapus, tapi masih diperbarui dengan aturan nanggung berupa silver goal. Peraturan gol perak ini mengizinkan tim untuk mengejar gol di babak tambahan hanya sampai satu babak itu usai. Misal, Perancis mencetak gol di 15 menit pertama babak tambahan, maka Italia cuma punya kesempatan sampai 15 menit itu dituntaskan. Jika tak ada gol, Perancis lah yang jadi juara.
Silver goal hanya bertahan setahun, dengan Euro 2004 sebagai satu-satunya turnamen yang menerapkannya. FIFA kemudian memutuskan kembali ke model lama: dua babak tambahan plus adu penalti hingga kini.