Mengenang Kisah Manis Turki dan Strategi Uniknya Merebut Juara Tiga di Piala Dunia

spot_img

Piala Dunia menjadi ajang sepakbola empat tahunan yang paling bergengsi, dimana para tim hebat dari berbagai benua akan saling berjibaku demi memperebutkan posisi juara. Tak ayal jika Piala Dunia selalu ada kejutan yang wajib kita tonton secara seksama. Laga empat tahunan ini sering memperlihatkan banyak kejutan dari tim underdog atau para pemain muda yang hebat dari tiap tim.

Namun, ada cerita menarik dari daratan benua Eropa Timur berbatasan dengan Asia. Tim ini memiliki tekad besar setelah pertama kali tampil di ajang Piala Dunia sejak lolos di tahun 1954. Walaupun memiliki catatan buruk di Euro 2020, namun tim ini memiliki sejarah yang terus dikenang oleh publik dunia.

Turki, bertengger di tangga semifinal dan menyabet gelar juara ketiga mengangkat nama Turki di ajang sepakbola. Lalu, bagaimana jika tim underdog ini melaju sampai babak perebutan tempat ketiga, dengan skuad yang dianggap sebelah mata? Apa yang menjadi rahasia dari caretaker? Semua pertanyaan itu akan terjawab tuntas di sini dalam segmen Nostalgia Bola.

Kedengarannya cukup aneh, bukan? Bagaimana bisa tim kuda hitam ini melaju sampai babak semifinal? Turki, menjadi pendobrak para tim kuat seperti Argentina, Jerman, Prancis, Inggris dan Spanyol. Saat itu, gelaran piala dunia tepat pada tahun 2002 dengan hasil pemilihan venue di belahan Asia.

Hal menarik yang selalu jadi sorotan publik yakni menjadi ajang Piala Dunia pertama kali yang digelar di benua Asia, dimana tim-tim Asia Timur, seperti Jepang, Korea Selatan dan China selalu memenuhi jagad sepakbola Eropa yang berekspansi dari Eropa Timur seperti Belgia, Polandia sampai akhirnya tercium sampai Jerman dan Inggris.

Turki menjadi tim kuda hitam saat itu, dengan membawa skuad yang 60% bermain di liga bergengsi Eropa, berhasil mengamankan tempat ketiga setelah mengalahkan tuan rumah, Korea Selatan, dengan skor tipis 3-2. Sang manajer yang kemarin menangani timnas Turki di ajang Euro 2020, Senol Gunes, memberikan motivasi bermain yang baik dan selalu menggunakan strategi yang patut kita acungi jempol.

Perjalanan Timnas Turki Menuju Piala Dunia 2002

Melihat skuad yang dibawa oleh sang pelatih, tidak terlalu buruk sebab banyak pemain Turki yang bersinar di deretan liga top Eropa. Bahkan, penampilan impresif yang ditampilkan untuk klubnya berhasil mengundang rasa puas Gunes untuk memanggilnya ke timnas.

Skuad Turki pada saat itu melakoni kualifikasi dengan sangat berat. Bertemu dengan tim yang medium, tampak kesulitan dialami oleh para punggawa Turki tersebut. Memiliki pemain yang berpengalaman di Liga Eropa, saat itu Turki menjadi tim yang agak ditakuti oleh tim lawan, seperti Hakan Sukur, Emre Belozoglu, Yildiray Basturk dan kiper andalan mereka, Rustu Recber.

Kala bergelut di kualifikasi zona Asia, pada saat itu Turki belum masuk dalam zona Eropa, mereka berhasil melibas Austria dengan agregat gol 6-0. Ini membuktikan bahwa tim Bulan Bintang tak bisa diremehkan walau sempat terseok di babak kualifikasi. Namun, taringnya masih dianggap membahayakan bagi lawan seperti singa kelaparan di padang sabana.

Mereka mengunci tiket masuk Piala Dunia 2002, bersama tim Samba yang menjadi runner-up musim lalu, Kosta Rika dan China. Awalnya publik meragukan kekuatan tim perbatasan Eurasia ini, tapi mereka bisa membuktikan gairah kemenangan dan pola counter attack yang sadis.

Di awal pertemuan, mereka bertanding dengan Brasil. Mereka mengawali permainan dengan taktik bertahannya, dengan menaruh enam pemain di depan mulut dan tiga pemain menjadi blocker terhadap serangan yang dimainkan oleh tim Selecao.

4 Pemain Paling Berpengaruh dalam Skuad Turki

Di posisi penjaga gawang, Rustu Recber menjadi tumpuan utama bagi timnya. Berbagai pengalaman berlaga di liga top Eropa, ia membuktikan layak menjadi bagian tim berjuluk bulan-bintang. Menimba ilmu di Fenerbahce pada tahun 2000-an, hingga menarik minat Blaugrana pada tahun 2003, Rustu menjadi kiper utama pada gelaran Piala Dunia 2002.

Alpay Ozalan menjadi jempolan Turki pada gelaran empat tahunan tersebut. Bek tengah tangguh ini membaktikan diri di Aston Villa sebelum Piala Dunia 2002, klub penuh sejarah yang dibelanya sejak 2000 hingga 2003. Walau tak sementereng koleganya, seperti Emre dan Hakan Sukur, bek tangguh berpostur tinggi ini memiliki kecepatan dan kekuatan pada duel udara. Inilah yang membawa ia dipercaya sebagai sentral barisan belakang Turki.

Dari kejayaan Turki masa itu, jangan lupakan sentral penyerangan dan pembagi bola yang cekatan, Emre Belozoglu menjadi salah satu sorotan publik di gelaran Piala Dunia yang tampil memukau. Pada tahun itu masih membela Atletico Madrid, menjadi barisan gelandang dengan posisi sayap kiri bahkan bisa menjadi gelandang tengah, ia mampu antarkan tim bulan-bintang lolos kualifikasi dan merengkuh posisi ketiga Piala Dunia 2002.

Tandem hebat yang mencetak gol tercepat melawan tuan rumah, Korea Selatan, dalam gelaran Piala Dunia 2002, Hakan Sukur selalu menampilkan sisi menarik dari gaya permainannya. Berposisi sebagai penyerang utama, ia mampu menorehkan gol penting di setiap laga. Berseragam Inter kala itu menjadi pesaing Ronaldo dan Alvaro Recoba, ia mampu tunjukkan permainan eksklusif hingga mampu melejit sampai posisi ketiga.

 

Rahasia Senol Gunes dan Strateginya di Semifinal

Permainan Turki yang bisa menembus semifinal tidak lepas dari tangan dingin sang pelatih, Senol Gunes. Terkenal dengan gaya permainan ofensif dan memilih pemain berpengalaman yang sangat berpengaruh pola permainan yang atraktif. Memainkan beberapa pemain dari klub liga top Eropa dan sisanya dari liga lokal, Gunes memberikan penetrasi lebih pada lawan-lawannya termasuk sang juara, Brazil.

Bermain defensif kala bersua Brazil, dengan pola counter attack dari Emre dan Basturk, mampu menghantam China dan membendung penyerangan Kosta Rika. Menduduki peringkat kedua menjadikan tim bulan-bintang layak diapresiasi, sebab persiapan tim yang cukup mepet sehingga hanya memiliki skuad yang dibilang dihuni banyak klub lokal, namun hal ini tak jadi masalah.

Berlanjut pada babak gugur, mempertemukan Turki melawan Jepang. Tim tuan rumah yang saat itu dihuni pemain hebat seperti Shunsuke Nakamura dan Hidetoshi Nakata yang tampil di klub liga top Eropa. Namun, kekuatan Jepang masih bisa dibendung oleh pertahanan tim bulan-bintang. Unggul satu gol lewat Umit Davala, Turki berhasil selamatkan tiket menuju 8 besar.

Pada babak selanjutnya melawan tim medioker yang diisi oleh beberapa pemain yang tak kalah berpengalaman. Kali ini penantang Turki adalah Senegal yang berbekal kemenangan melawan Swedia di babak 16 besar. Pertarungan yang sengit membuat keduanya tak mampu menghasilkan gol sampai babak pertandingan berakhir. Memasuki babak extra time, Ilhan Mansiz sukses membuat stadion bergemuruh. Unggul 1-0 hingga babak extra time berakhir dengan skema bertahan dan counter attack khas Gunes, Turki berhasil melaju ke babak semifinal.

Reuni di babak grup kembali tersaji, balas dendam Turki tak bisa dibendung lagi. Melawan Brazil, tim medioker memanfaatkan penguasaan pertahanan yang dikemas dengan memanfaatkan Hakan Sukur dan Hasan Sas di ujung tombak. Gempuran demi gempuran terjadi hingga babak pertama usai, skor tetap kacamata dan Brazil mencari akal. Di menit 49, bintang Inter Milan kala itu berhasil menceploskan bola ke gawang Rustu Recber.

Ronaldo saat itu menjadi pahlawan hingga babak semifinal usai, dan Turki gagal melaju ke final. Aksi heroik bek andalan dan kiper unggulan Turki patut diacungi jempol, kala itu berhasil membendung pundi-pundi tembakan dari Rivaldo, Ronaldo dan Denilson serta menjaga setiap gerak dari tim Samba dengan kerja kerasnya.

Semua berakhir manis kala bersua Korea Selatan di babak perebutan juara ketiga, Turki yang unggul lebih dulu lewat fast goal Hakan Sukur, dikembalikan lagi oleh pemain top Korsel, Lee Eul Yong pada menit sembilan. Turki tak tinggal diam langsung memainkan skema menyerang secara brutal. Ilhan Mansiz yang menjadi pahlawan melawan Senegal langsung menceploskan dua gol di menit tiga belas, dan disusul pada menit 32.

Korsel yang saat itu terus mengurung pertahanan Turki berhasil mengejar ketertinggalan, berkat gol tunggal Seol Chong Gug pada menit ke-93. Turki berhasil mengamankan peringkat ketiga berkat skema permainan dan kerja tim yang sangat bagus. Gunes, sosok yang patut diacungi jempol dalam membuat publik Korsel-Jepang bungkam sebab hanya dianggap underdog, nyatanya berhasil mengamankan diri di tangga kehormatan. Meskipun memenangkan juara ketiga, Turki berhasil mencetak sejarah baru pada gelaran Piala Dunia 2002.

Itulah ulasan tentang kisah manis Turki di Piala Dunia 2002, dikabarkan bahwa pelatih mereka, Senol Gunes, diangkat sebagai pelatih Turki pada Euro 2020 bulan lalu. Walaupun harapan Gunes terus meningkatkan pola permainan Turki yang kebanyakan dihuni pemain hebat klub Eropa, namun kegagalan di Euro 2020 tidak cukup membuat publik Turki kecewa. Terima kasih dan salam sepakbola!

 

Sumber Referensi: Punditfeed, IndosportTheseFootballTimes

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru