Frank Sinatra, namanya terus melegenda dengan sejumlah karya luar biasa. Seorang penyanyi dengan kharisma istimewa itu banyak sekali telurkan mahakarya indah, dimana satu diantaranya adalah ‘Come Fly With Me’.
Melalui tembang tersebut, Frank Sinatra seolah ingin menunjukkan keindahan megah yang dimiliki sebuah wilayah di Meksiko, atau tepatnya di Acapulco. Seperti yang dikatakan oleh Frank Sinatra dalam beberapa bagian dari liriknya, ia menggambarkan tentang betapa indah dan romantisnya kota Acapulco.
Meski kini banyak disebut sebagai kota yang berbahaya menyusul tingkat kriminalitas yang tinggi, Acapulco pernah melegenda dengan sajian romantis pasir pantai, udara, dan cahaya mataharinya.
Beberapa tempat seperti La Quebrada, Pantai Pie De La Cuesta, hingga Pulau La Roqueta menjadi penanda bahwa alam yang disajikan disana merupakan yang paling indah ketika dipandang mata.
Selain memiliki keindahan alam yang begitu luar biasa, kawasan tersebut juga telah melahirkan sejarah dunia lainnya, yaitu seorang kiper legenda bernama Jorge Campos.
Lahir di Acapulco pada tahun 1966, Campos tumbuh di wilayah yang terdapat banyak peternakan sekaligus peselancar handal. Karena itu, ia sangat gemar berselancar hingga terus mengisi waktu luangnya dengan memainkan ombak besar.
Lahir dan besar sebagai seorang yang lihai memainkan papan, Jorge Campos tumbuh sebagai seorang yang sangat percaya diri. Campos memulai karier profesionalnya bersama Pumas pada tahun 1988. Namun begitu, mengawali karir sebagai seorang kiper membuat Campos belum mendapat tempat utama. Dirinya pun berinisiatif untuk meminta kepada pelatih agar dimainkan sebagai seorang striker.
Ia perlahan meninggalkan papan selancarnya dan mulai terbiasa dengan sepatu bolanya. Kepiawaiannya kala berselancar pun terbawa hingga ke lapangan sepak bola. Mulai dari keseimbangan hingga terbiasa dengan ombang-ambing keadaan, sudah biasa ia taklukkan dengan sangat mudah. Meski biasanya air yang menerjang, kini serangan lawan hingga tubuh besar pemain yang lebih gagah darinya menjadi penghalang.
Satu musim pertama yang dijalankannya sebagai seorang penyerang Pumas membuatnya sukses mencetak 14 gol. Barulah pada musim-musim berikutnya, ia dengan gagah tampil dibawah mistar. Sambil berselancar dengan laju bola yang datang, Jorge Campos, tak akan tumbang meski dihajar dengan berbagai serangan.
Karakternya yang lincah, penuh semangat, dan sedikit nakal terlihat betul setiap kali mengawal gawang Pumas di setiap pertandingan. Ia dikenal sebagai kiper yang tak bisa diam kala gawangnya berada dalam ancaman. Ketika ada seorang pemain lawan datang, maka dengan tegas ia akan melawan meski harus keluar sarang.
Karakternya sebagai seorang penjaga gawang memang banyak membuat orang was-was. Namun kala ia berhasil menghalau serangan dengan gerakan yang tak biasa, semua penggemar tak akan segan memberi tepukan, atau bahkan pujian setinggi-tingginya.
Campos membela Pumas dalam waktu yang cukup lama. Terhitung sejak 1988 hingga 1995, ia dikenal sebagai salah satu kiper nyentrik, berbakat, dan luar biasa yang pernah dimiliki Pumas. Tak hanya itu, sejumlah trofi termasuk Mexican Primera Division dan CONCACAF Champions’ Cup berhasil ia sumbangkan untuk tim yang bermarkas di Estadio Olímpico Universitario.
Setelah resmi pergi dari sana, Campos sempat membela Atltante dan LA Galaxy sebelum akhirnya berlabuh di Cruz Azul.
Selain menjadi bintang di klub yang dibelanya, Jorge Campos juga punya cerita kala dirinya ikut serta dalam tim Meksiko yang tampil di gelaran Piala Dunia 1994. Pria yang terbiasa bermain dengan papan selancar ini tampil ciamik di gelaran tersebut. Meski hanya bertinggi tak lebih dari 170 senti, Campos begitu piawai dalam mengawal gawang Meksiko di Amerika Serikat.
Dari tiga pertandingan di babak penyisihan melawan Norwegia, Republik Irlandia, dan Italia, Meksiko hanya kebobolan tiga gol. Namun sayang, langkah Meksiko dalam gelaran tersebut hanya mentok di fase 16 besar.
Kendati gagal membawa Meksiko tampil lebih jauh, Campos tetap mendapat penghargaan kiper terbaik ketiga dari FIFA. Selain itu, penampilan dan jersey nyentriknya juga benar-benar menjadi sorotan dunia.
Kala itu, ia tampil dengan gaya mencolok yang timbul dari warna jersey nya. Tampil dengan tren warna saling tabrak sama sekali tidak membuat Campos surut. Ia yang biasa menghadang ombak selalu tampil percaya diri dan tak peduli predator seperti apa yang akan menjungkalkan papan selancarnya.
Campos, selain karena penampilan mewahnya dibawah mistar, ia juga kerap curi perhatian dengan kain yang dikenakan. Ia kerap memakai kostum dengan warna berbeda dalam satu motif garis-garis horizontal atau zigzag. Dia mengkombinasi warna merah, ungu, hijau, kuning, hingga merah muda.
Jersey yang terbalut dalam dirinya dalam gelaran Piala Dunia 1994 sendiri pun sempat timbulkan sengketa.
Cerita tentang kostum yang dipakainya dimulai dari tim pertama, Pumas, Campos mendesain sendiri bagaimana tampilan jerseynya. Diketahui, mulanya kostum Campos diproduksi di Acapulco oleh sebuah perusahaan bernama Sport.
Setelah itu, ia juga pernah bekerjasama dengan Nike dan setuju untuk mendesain jereynya sendiri. Lalu pada tahun 1990, Meksiko menaken kontra dengan Umbro, yang mana perusahaan tersebut mengharuskan para pemain menggunakan kostum desain asli perusahaan.
Namun begitu, Campos yang pada akhirnya masuk kedalam tim nasional Meksiko menolak dan meminta bahwa ia ingin mendesain jersey nya sendiri. Dari pihak federasi Meksiko sendiri sempat menolak balik ajuan Campos, dan mengancam untuk tidak mengikutkan sang pemain berlaga di gelaran Piala Dunia 1994.
Akan tetapi, lagi-lagi, Campos tetap pada pendiriannya. Pada akhirnya, federasi mengalah dan mengurus segala perizinan agar Campos bisa mendesain jersey nya sendiri.
Menurut seorang bernama Grahame L. Jones, desain kostum Campos terinspirasi pasir, laut, dan matahari Acapulco, tanah kelahirannya. Campos juga terinspirasi pakaian para peselancar yang datang ke pantai di kota kelahirannya.
Usai gelaran Piala Dunia 1994, Campos masih terus mempertahankan desain jersey nya sendiri.
Melanjutkan karir di klub yang dibelanya, Campos terus tunjukkan eksistensinya sebagai salah satu kiper paling berbakat, plus paling produtif dalam sejarah sepak bola.
Lebih dari sekadar jersey yang dikenakannya, Jorge Campos banyak torehkan prestasi gemilang, diantaranya Primera Division bersama Cruz Azul, MLS Cup bersama Chicago Fire, hingga FIFA Confederations Cup bersama tim nasional Meksiko.
Berkat keahliannya di atas lapangan, nama Campos benar-benar mendunia bahkan layak dianggap sebagai legenda. Lewat karir yang begitu kokoh, Campos sampai menjadi penjaga gawang dalam iklan populer Nike yang bertajuk Good vs Evil.
Disana, ia memainkan peran bersama nama-nama tenar seperti Paolo Maldini, Eric Cantona, Luis Figo, Patrick Kluivert, hingga Ronaldo il fenomeno.
Setelah puas bergelut dengan segala hiruk pikuk dalam sepakbola, Campos akhirnya putuskan pensiun pada tahun 2004.
Pasca pensiun, ia sempat menjadi asisten Ricardo La Volpe pada Piala Dunia 2006. Selain itu, ia juga diundang oleh FIFA sebagai tamu kehormatan kala badan sepak bola tertinggi dunia itu menggelar undian pembagian grup untuk Piala Dunia 2018 di Istana Kremlin, Moskwa, Rusia, pada 2017 silam.
Lagi-lagi namanya disejajarkan dengan sejumlah legenda, seperti Pele, Maradona, Fernando Hierro, dan Sergio Goyochea.
Jorge Campos, dalam perjalanannya, akan selalu dikenang sebagai sosok penjaga gawang pemberi kebahagiaan, pencipta kekaguman, dan peraih pujian yang tak terhitung jumlahnya.